IPK ---> prioritas kuliah kah?
UAS selesai juga. Cukup lega deh rasanya. Sekarang tugasnya tinggal banyak2 berdoa biar hasilnya memuaskan. Setelah susah payah belajar, pake lemburan tiap malam tentunya gak mau dong dapat hasil yang gak maksimal. Makanya sekarang tugasnya adalah nambah doa, tapi gak boleh maksa n nuntut ya berdoanya. Terus berdoa dan serahkan semuanya pada Allah.
Ngomong2 tentang ujian, pasti hasil akhir yang diharapkan adalah dapat nilai bagus, yang ujung2nya mengharap dapat IPK bagus. Gak munafik itulah hal yang sangat2 wajar. Mana ada orang habis ujian minta nilai buruk toh??? Bohong banget deh. Begitu juga saya. Walaupun saya sadar dengan sesadar-sadarnya dan tahu klo IP itu bukan hal mutlak yang harus dicari di dunia perkuliahan. Dosen bilang IP bagus itu Cuma 4% untuk meraih sukses di dunia kerja. Istilahnya IPK bagus itu adalah gerbang untuk masuk perusahaan yang bagus dan bonafit atau perusahaan yang ingin kita masuki. Sekarang dimana2 disetiap lowongan pekerjaan IPK minimal harus 3.00. Nah loh... kLo kita gak Bisa ngeJar itu.... ya.... tunggu keberuntungan saja buat masuk perusahaan yang kita inginkan.
Saya mungkin salah satu orang yang masih menganggap IPK adalah hal penting yang mesti diperjuangkan. Tiap kali mau ujian coba untuk buat target perolehan nilai. Buat apa??? Buat memacu semangat belajar. Walaupun kita belajar bukan semata-mata mau cari IPK. Tapi belajar utamanya adalah cari tahu, ngerti apa yang dipelajari then mengaplikasikannya dalam kehidupan. Tapi gak salah juga salah satu tujuan belajar adalah dapat nilai bagus. Tapi jangan karena pengen banget dapat nilai keren, terus pakai cara instan, cheating misalnya.... ntar kaya mie instan, enak tapi sebenarnya racun.
Buat saya IPK adalah salah satu bukti konkret yang bisa kita kasihkan ke ortu. Walaupun masih banyak cara2 lainnya, misalnya kita menang lomba karya ilmiah, jadi mawapres, dll. Ortu siapa sih yang gak seneng kalau anaknya dapat nilai bagus. Wong setiap abiz ujian pasti yang ditanya pertama kali adalah ”gimana ujiannya tadi” atau ”berapa nilaimu”. Iya apa gak??
Dalam dunia kerja yang diperlukan sekali memang bukan IPK. Saya gak menutup mata banyak juga manusia2 ber-IPK cumlaude tapi gak dapat kerja. Mungkin karena belum siap kerja, tak punya softskill yang cukup buat kerja, atau gagal waktu tes kerja. Ya..ya..ya.. semua memang serba mungkin. Berdasarkan cerita dan pengalaman banyak orang yang diceritakan kepadaku, dunia kerja lebih membutuhkan softskill—keterampilan – dibanding kemampuan akademik. Kita gak akan banyak berteori nantinya. Tapi bagaimana kita mengaplikasikan apa yang kita dapat dibangku kuliah dalam dunia nyata. Kadang2 teori itu gak sama dengan kenyataan. Perlu pengembangan yang mungkin gak pernah kita duga sebelumnya untuk menyelesaikan suatu masalah.
Kesimpulannya... walaupun kita menganggap penting IPK, tapi jangan lupa kita juga harus mengembangkan softskill bisa dengan ikut organisasi, bikin penelitian, karya ilmiah, buat relasi yang baik dengam banyak orang—terutama orang2 sukses, dan terus belajar... karena belajar menurut saya bukan selalu duduk dengan banyak buku kuliah didepan mata. Tapi belajar teori, aplikasi, dan pengalaman. Jangan mau dong hanya karena pengen dapat cumloude trus Cuma kampus-kos-kampus-kos.....hehehe.... gak tahu juga ding di kos ngapain. Belajar or malah tidur. Hehhehe.. lagi.
Semangat... sukses buatku n buat yang baca ya... =)
0 Comments
Thankyou very much for dropping by. Tapi maaf saya moderasi ya, untuk menghindari spam dan komen dg link hidup. Bila waktunya luang pasti akan saya balas dan kunjungi balik blog kalian :)