Wanita itu harus.....
Wanita itu harus cerdas, sehat
dan kuat. Sebuah quote cantik dari
dosen saya dulu. Sangat membekas, meski saya lupa kapan beliau mengucapkannya.
Rasanya cocok lah dengan momen perayaan hari Kartini kali ini.
http://guetau.com/wp-content/uploads/2014/04/kartini.jpg
Kemudian beliau menjelaskan tiap kriteria wanita tsb. Dengan sedikit interpretasi, kira-kira berikut penjelasannya.
Wanita itu harus cerdas.
Cerdas akal (intelektual) maupun
mental. Jika wanita bisa sekolah sampai jenjang paling tinggi, hal itu akan
menjadi nilai tambah. Namun jika tidak, maka hendaklah tetap mencari ilmu tanpa
henti. Toh kecerdasan tidak selalu disimbolkan dengan gelar. Cerdas akal
haruslah dibarengi dengan cerdas mental, dalam hal ini emosi. Para pakar pun
telah banyak melakukan penelitian bahwa orang yang mempunyai kecerdasan emosi,
tingkat kesuksesannya bisa mencapai 80% dibandingkan yang hanya mengandalkan
kecerdasan intelektual. Kenapa wanita harus cerdas? Sang ibu dosen menjawab
karena wanita memiliki peranan mendidik anak-anaknya. Jika dia pintar, maka
kemungkinan anak-anaknya bisa pintar menjadi lebih besar.
Wanita itu harus sehat.
Jika seorang ibu/istri selalu
sehat, maka kondisi rumah akan selalu terjaga, begitu kata beliau. Akan ada
yang menyiapkan masakan dengan gembira, merapikan rumah dengan senang hati,
melayani suami dengan ceria, dan mendidik anak dengan semangat. Makanya seorang
wanita harus terus menjaga kesehatannya. Dengan cara apa? Ya olahraga,
mengonsumsi makanan sehat dan berpikiran positif. Klise? Tapi bener kan.
Wanita itu harus kuat.
Banyak wanita yang tiba-tiba
menjadi tulang punggung keluarga karena berbagai sebab. Kalau sudah begitu
salah satu yang diperlukan adalah fisik dan jiwa yang kuat. Ibu dosen saya ini
tiba-tiba harus menjadi penyokong keluarga setelah suaminya jatuh sakit yang
cukup parah. Kalau tidak salah sakit yang menyebabkan kelumpuhan. Sementara
waktu itu, beliau masih harus mengemban tugas sebagai istri, ibu, dosen, dan mahasiswa
doktoral. Kekuatannya sangat diperlukan untuk mengurusi rumah,
mengantar suami berobat di dalam maupun luar kota, mengajar, membuat disertasi dan
penelitian, mengurus fakultas, organisasi, dll. Bahkan beliau pernah harus
nyetir sendiri Solo-Surabaya demi mengantar sang suami berobat. Sungguh takjub dan ngefans
sekali dengan beliau, dosen sekaligus profesor pertama di jurusan saya. Meski
usianya sudah separuh abad lebih, tapi beliau tetap semangat dan enerjik
menjalani semua aktivitasnya.
Rasanya dosen saya itu pas sekali menjadi gambaran seorang kartini versi masa kini. Tapi kartini abadi sepanjang waktu bagi saya
tetaplah kanjeng mami tercinta. Dan adek saya telah menuliskannya dengan sangat
apik dan aaah.. saya merinding membacanya. Sebagai blogger lawas tapi gini-gini aja, rasanya saya
belum pernah menulis sebaik ini, yang masih 17 tahun dan baru akan lulus SMA :)
Btw, anak2 ibuk bisa dibilang melankolis semua ya? pada doyanbisa nulis.
Btw, anak2 ibuk bisa dibilang melankolis semua ya? pada doyan
Last but not least, selamat hari kartini untuk ibuk, mamanya mas, adek2, dan para wanita di seluruh nusantara.
\\
16 Comments
Ibu yang hebat akan melahirkan anak-anak yang hebat juga.. :)
ReplyDeleteDek Tia, dek Itul dan adek yg satunya lagi, kalian luar biasaaa... :)
hey mba arin apa lah awak ini... ;D
DeleteSelamat Hari Kartini Mbak, semoga kita semua membawa manfaat buat dunia :)
ReplyDeleteamiiinn... semoga ya mba eka
DeleteSetujuu,, karena wanita (ibu) adalah sekolah pertama anak2nya kelak, jadi harus pinter, dan kuat serta selalu sehat, gak boleh sakit nanti rumahnya berantakan hehe
ReplyDeleteyups... emang seharusnya begitu ya mba ayu
DeleteAah seorang ibu memang begitu ya mbak, aku terharu baca post fb diatas. Di depan kita selalu antusias tersenyum , merasa semua baik baik saja. Padahal kalau misal sekali saja kita memposisikan diri ada di posisi ibu kita.. belum tentu kita bisa.
ReplyDeleteYap wanita memang harus kuat, kuat.. sehat.. pintar.. dan yang jelas.. mau merawat ibu .. ketika ibu nanti tak sanggup merawat dirinya sendiri kemudian *nulis komentar ini sambil nangis
*Balada anak merantau
Btw... template blog kita samaan. hihi
aah iyakah? template ini yang paling bisa diandelin soalnya mba
DeleteSalam kenal mbak. Baru pertama kali mampir kayaknya aku... Mbke Nita si gembul yaa..
ReplyDeletesalam kenal kembali mba sulis, terima kasih sudah mampir ya
Deletebener banget mba.. kadang kita tidak bisa seperti apa yang ibu kita lakukan,.
ReplyDeleteyes betul betul
DeleteSo true. Ibu tiang keluarga. Tanpa ibu, rumah runtuh. Bangga pada para ibu.
ReplyDeleteYes, betul Mba Lusi, tanpa ibu apalah kita ini
DeleteHands Up..
ReplyDeletemakin baper, habis baca yang tadi baca beginiann... T.T
pagi pagi lhoo ini...kok yo tak klik sih XD
Bapeer...bapeer...
Deletetapi emang nek lagi nulis gini2an itu penuh perasaaan ya cit
Thankyou very much for dropping by. Tapi maaf saya moderasi ya, untuk menghindari spam dan komen dg link hidup. Bila waktunya luang pasti akan saya balas dan kunjungi balik blog kalian :)