When Babypao Got a Nursing Strike

by - Tuesday, January 23, 2018


Ahza alias Babypao pernah mengalami nursing strike atau mogok menyusu di usia 1 bulan 2 minggu. Kalau inget kejadian itu rasanya pedih-pedih sebel tapi lucu dan bikin penasaran.

Awal mulanya sungguh saya gak tahu pasti. Kalau kata teman saya "penyebab nursing strike itu hanya Tuhan dan bayi yang tahu" 😔 Tapi dugaannya bisa jadi karena saya coba kasih dot secara langsung. Itu juga sebenernya iseng.. karena sayang sama asip yang sudah dicairkan tapi gak diminum. Merahnya dengan tetesan keringat dan air mata bok, eeh doi gak mau minum, kan sayang kalau dibuang gitu ajaa.... Kasus lainnya penyebab nursing strike bisa disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya seperti yang tercantum di artikel AIMI ini.

Kembali ke cerita: waktu itu saya sedang persiapan akikahan dan mau pesan katering. Lokasi katering ada di Cipinang yang mana itu dekat dengan rumah akung utinya Ahza. Jadi diangkut sekalian lah si bocah bayi ke Cipinang. Dititip disana, sementara saya dan suami pergi ke katering. Buat jaga-jaga, saya tinggalin 200 ml asip beserta botolnya, walaupun saya pesen minumin asipnya pakai sendok.

Saya ke katering kurang lebih 2 jam. Balik-balik dapat laporan Ahza nangis pas bangun tidur, haus dan laper. Dikasihlah itu asip, awalnya pakai sendok tapi tidak habis. Sisanya ditaruh botol. Nah.. pas perjalanan pulang saya iseng kasih minum Ahza via botol. Posisinya si bocah saya pangku di tangan kiri. Habislah itu asip sampai tandas. Lanjut nenen langsung seperti biasa. Perjalanan sampai rumah aman.

Nah waktu malam hari, tetiba Ahza rewel banget kalau mau nyusu PD kiri. Setiap dikasih nen kiri langsung tengak tengok, lama2 nangis. Makin dikasih makin kejer. Begitu dikasih nen kanan langsung hap hap puas banget. Balik ke PD kiri, nangis lagi. Kaget dong saya. Kok bisaa??!! Besokannya gitu lagi, sampai kira-kira seminggu. Manalah bentar lagi suami mau dinas luar sebulan. (((sebulan??))). Iya! Meninggalkan seorang istri galau dan anak bayi merah usia sebulan setengah. Huhuu... apa gak makin galau sendu sedan mamak ini? Ujungnya saya pakai ngancem kalau Ahza gak mau nen kiri, suami gak boleh tugas luar. Yang mana itu ditolak sama suami karena bisa dianggap wanprestasi sama kantor, karena sudah ttd kontrak dan sudah injury time banget. Hiks.... Positifnya meski suami tidak bisa cancel tugas, doi adalah suami yang suportif dan selalu berpikir positif. Dia yakin banget Ahza mau balik nen kiri dengan benar. Bahkan dia yang inisiatif ngajak konsultasi ke klinik laktasi.

Konsultasi di Klinik Laktasi

Saya ambil jadwal di RS Hermina Bekasi dengan dr Sylvia Haryeni. Beliau konselor laktasi dan alhamdulillah dokternya baiiiik banget, lembut dan enak diskusinya. Orangnya juga positif banget. Karena sejujurnya saya takut diomelin oleh konselor laktasi perkara dot ini. Kan dot itu 'haram' yaa secara teori media pemberian asi, karena diduga lebih banyak mudhorot dibanding manfaatnya.

Singkat cerita, saya disarankan untuk mengganti-ganti posisi menyusui sampai bayi merasa nyaman dan melakukan skin to skin contact ala kanguru. Posisi yang diajarkan diantaranya craddle hold (posisi standar), tiduran miring, dan football hold. Paling susah football hold, karena tangan saya tidak cukup kuat menopang kepala bayi -- maklum ibu langsing singset isi tulang doang wkwkwk... Saya juga di cek PD nya, dan ada kemungkinan PD kiri alirannya tidak sederas PD kanan, oleh karenanya saya diberi selang NGT untuk ditempel di PD yang dicelupkan Asip dari botol. Selang ini fungsinya sebagai pancingan agar bayi mau nyusu -- semacam kamuflase bahwa asi tetap keluar dengan deras meski yang disedot bayi asip via selang NGT. Dengan adanya hisapan tsb, diharapkan PD terstimulasi untuk memproduksi asi lebih banyak lagi.


Oiya, ada hal lucu waktu kontrol laktasi. Jadi, Ahza coba diposisikan IMD lagi. Doi di tes suruh milih PD kiri dan kanan. Kan kalau posisi pangku doi langsung tahu ya bedanya kiri sama kanan. Kalau kiri nangis, kanan langsung mangap2 kayak ikan maskoki 😂. Pas posisi IMD apa yang terjadi? Yaak, Ahza langsung nemu PD kanan aja dong... padahal menurut dokter seharusnya tidak secepat itu nemu PD favoritnya, alias bisa saja doi ketipu karena posisinya mendatar. Di posisikan PD kiri, eh balik lagi bolak balik ke PD kanan. Wakakaka... Dokter sampai bilang baru kali ini nemu kasus beginian. Ahzaa Ahza... pinter2 gemesin.

Bagaimana prakteknya di rumah? Hemm... saya berasa berjibaku banget. Siap-siap tempur sama tangisan Ahza. Prinsipnya adalah tega-tegaan. Gak apa2 Ahza kejer2, yang penting ditelateni latihan. Kalau misal gak tahan karena kasian, saya kasih nen kiri pas posisi Ahza setengah ngantuk dan malam hari. Doi gak ada pilihan kan udah haus banget, ngantuk pula. Hahaa.... Dan selama PD kiri ditolak-tolak saya tetap pumping untuk maintain produksi. Oiya, aktualnya saya hanya praktek ganti-ganti posisi menyusui dan skin to skin saja. Selang NGT-nya saya gak praktekkan karena saya merasa belum butuh plus yakin Ahza bakal kembali nyusu kiri dan kanan. Selain itu saya masih sayang banget pakai stok asip yang belum seberapa.

Bagaimana Drama ini Berakhir?

Akhirnya setelah seminggu berjuang penuh air mata, drama ini selesai juga meskipun Ahza mesti banyak berlatih dan belum sepenuhnya langsung mau kalau disodorin PD kiri. Tapi setidaknya gak pakai nangis kejer2 sampai memalingkan muka. Masih mau lah dinego anaknya. HAHA.... Dan suami akhirnya tetap berangkat ke Jepang, beberapa hari setelah drama nursing strike ini usai.

Tentang Dot untuk Media Asip

Sebagai ibu bekerja saya mesti menyiapkan asi perah (asip) dan juga media minumnya. Berhubung ada kejadian nursing strike, saya jadi super trauma dengan dot. Tapi juga gak yakin kalau pakai media lain. Galau lagi.... Doh jadi ibu2 baru kok ya galau gak kelar-kelar. Lalu seperti biasa saya melakukan survey kembali seperti waktu nyari skin care selama hamil. Saya jadi merasa bersyukur punya teman2 yang bisa diajak sharing dan ditanya2in *salim lagi*. Kurang lebih 10-an orang saya kirimi WA, tanya media asip yang dipakai. Hasilnya..... hanya 1 orang yang pakai media sendok, lainnya pakai botol dot. Wow! Alasan yang diberikan pun macam-macam, dan secara garis besar masuk sih di logika saya... Saya cari info-info ini bukan untuk mencari pembenaran penggunaan dot, tapi untuk meyakinkan diri bahwa it's no problem to use it, dengan catatan selalu positive thinking dan percaya sama si anak, bahwa dia pinter --> iyaa ini kalau kebaca sama konselor laktasi tetap dikepret sih hehe... *maap*

Beberapa alasan yang disampaikan teman2 saya diantaranya: karena asipnya bukan yang berkelimpahan, merasa sayang jika asipnya tumpah-tumpah kalau pakai media selain dot; udah nitip anak ke orang pengennya gak ngeribetin yang dititipin, karena tidak ada yang sesabar ibu; untuk ngejar BB anak karena kenaikannya tidak sesuai target; simpel dan tidak bikin deg-deg-an waktu ditinggal kerja; anaknya gak sabaran untuk nyusu jika pakai selain dot; dll, dsb. Pun ketika saya tanya apakah ada yang anaknya jadi bingung puting karena dot, mereka semuanya bilang gak pernah alias masih mau menyusu langsung seperti biasa. Bahkan sudah bisa cari nen sendiri. Ya yaa... meskipun secara teori ada yang namanya bingung puting laten alias tersembunyi yaa.. tapi selagi BB anak bisa kekejar dengan baik, dan ketika nen langsung si anak merasa puas atau gak rewel, saya rasa no problemo >>> dikepret lagi sama konselor T_T. Satu catatan penting yang teman2 saya tekankan: jika kita sudah pulang atau wiken, semua dot disingkirin. Peluk2 anak, susuin langsung dan terus sugesti positif. Sama jangan coba-coba ibunya yang nge-dot-in anaknya... >>> ini based on pengalaman teman-teman saya ya... dan ini saya praktikkan dengan alasan saya masih takut sama riwayat nursing strike-nya Ahza.

Sebenernya saya sempat ngajari yang momong pakai media sendok, pipet dan cup feeder. Yang momong sih kooperatif, tapi Ahza kadang-kadang enggak, huhu... Sehingga akhirnya saya meyakinkan diri bahwa dot aman. Karena ndilalah, di bulan ketiga BB Ahza kurang capai target gegara diare. Ya sudah, daripada bulan berikutnya BB Ahza kenapa-kenapa, bismillah deh, dot the rescue. Alhamdulillah, di bulan ke-empat BB Ahza terkoreksi dengan sangat baik.

----Psssstt: kemarin (saat Ahza sudah 6 bulan) saya nemu tulisan dr Tiwi ini loh... *winkwink*



How's Ahza Right Now?
Ahza sekarang menjelang 8 bulan, yang artinya sudah hampir 5 bulan minum asip pakai botol dot di siang hari saat ditinggal kerja dan meyusu langsung saat malam, akhir pekan dan bepergian. Sampai sekarang alhamdulillah Ahza tidak mengalami bingung puting (dan semoga seterusnya tidak..., amin). Bahkan sekarang sudah bisa minta nen sendiri, cari-cari sendiri meski belum bisa ngebukanya hahaa.... Setiap saya sampai rumah doi langsung minta peluk, sambil ndusel-ndusel minta nen, padahal sebelumnya baru minum sebotol. Kalaupun masih ada sisa di botol biasanya doi gak mau minum, lebih milih nen langsung, dipikir lebih anget, lebih seger kali yaa... wkwkwk... Ah, leganya hati ini, setidaknya sampai saat ini..

ini dia si bocah yang hobinya nen sekarang. 
foto ke-3 kalau lagi merajuk kehausan


Gitu deh kira-kira sharing kali ini. Tapi semua itu kembali pada keyakinan masing-masing yaa. Selalu ingat bahwa setiap anak dan ibu berbeda-beda. Lebih baik mengikuti pakem yang benar jika memungkinkan. Jika tidak ya silakan dipertimbangkan masak-masak. Hehe...


\\

You May Also Like

3 Comments

  1. hihi Ahza pinter, sehat-sehat terus yaaa.
    Masa2 menyusui memang perlu perjuangan. Aku dulu selang-seling ASI dan dot karena produksi ASI nggak seberapa banyak :D

    ReplyDelete
  2. lucu ya mbak kalau bayinya gitu, pake acara mogok pula hahaaa

    ReplyDelete
  3. Halo Busui... Samaan nih, anak ku juga ngedot, tp ak baru ngajarin saat usia hampir 2 bulan. Selama cuti, full direct. Kalo ada aku, harus full direct, bodo amat itu botol ada asipnya, buang. Hahaha. Semangat menyusui ya, Ibuuu...

    ReplyDelete

Thankyou very much for dropping by. Tapi maaf saya moderasi ya, untuk menghindari spam dan komen dg link hidup. Bila waktunya luang pasti akan saya balas dan kunjungi balik blog kalian :)