Parenting Goals (1)

by - Wednesday, April 18, 2018

Haloha....




Mumpung ada waktu nyempil, saya pengen menuliskan sesuatu, yang 'makbedunduk' muncul di kepala. Yaitu tentang 'ingin menjadi orang tua yang seperti apakah kelak.... Walaupun mungkin harapan atau keinginan itu nantinya terus bertambah dan mungkin bisa berubah, tapi setidaknya ada beberapa hal yang beneran pengen saya lakoni.

Sebelumnya kilas balik dulu ya... Model parenting orangtua saya bukan yang teoritis banget. Tapi waktu mendidik adek saya yang terakhir sepertinya Bapak Ibu mulai lebih melek informasi. Makanya adek saya sepertinya gak pernah kena marah, hehehee... Bahkan sejak adek lahir, saya inget banget Bapak bilang ke saya untuk tidak bilang adek nakal kalau-kalau adek lagi fase rewel. Karena itu akan terbawa ke alam bawah sadar dan bisa bikin jadi nakal beneran. Kata-kata adalah doa, kata Bapak. Itu saya kelas 4 SD dan masih inget banget sampe sekarang. Saya sih manut-manut aja. Hasilnya sampai sekarang sudah kuliah adek saya insyaAllah jadi anak baik, paling pinter, paling kreatif, paling punya keinginan kuat diantara kami bertiga. Meskipun sedikit ngeyelan, huahhahaaa....

Beda dengan pola asuh ke saya dan adek no.2. Didikan yang kami terima lebih ke mandiri dan hidup prihatin, karena Bapak dan Ibu bekerja dan kondisi finansialnya masih butuh perjuangan banget. Waktu kami berdua lahir kami masih belum punya rumah, bahkan Ibu baru saja diangkat jadi pegawai honorer. Intinya masih nelangsa lah. Hehee... Mungkin karena kondisi yang demikian jadi ngaruh ke pola asuhan. Kalau kami ngeyel dan berantem kadang kena marah Ibu atau Bapak. Tapi setelah itu ya baikan. Hahaha... Waktu kami mulai sekolah, Bapak Ibu yang ngajari kami mengerjakan PR dan mempersiapkan ujian. Tapi cuma sampai kami lulus SD. Karena waktu SMP saya nge-kos di luar kota, praktis kalau ada PR dan ujian ya belajar sendiri. Adek no. 2 juga belajar sendiri karena waktu Ibu dan Bapak mesti terbagi buat momong si bontot. Walaupun begitu, Bapak dan Ibu selalu care dengan perkembangan sekolah kami semua. Selalu nanyain ada ujian apa, bisa enggak, ngingetin waktu belajar, ngasih sangu tambahan baik uang maupun makanan, dll.

Secara umum, saya merasa cocok dengan asuhan Bapak Ibu. Meskipun ada satu-dua hal yang masih kurang, tapi ya gak apa2, saya memaklumi dan pengennya stop hanya sampai di generasi saya saja. Yaitu tentang hubungan kami dengan Bapak Ibu, yang lebih kepada hubungan anak dan orangtua pada umumnya, gak kaku sih, tapi semacam ada batasan unggah ungguh gitu, emm... gimana ya menjelaskannya... Jadi, kalau lihat teman yang hubungan dengan orangtuanya bagaikan sahabat itu, rasanya sedikit iri... Hehee..  Kami memang diajari untuk hormat kepada orangtua, tetapi ini malah membuat kami atau saya jadi gak bisa gamblang untuk curhat dari hati ke hati. Yang ada dipikiran saya, takut nanti jadi beban pikiran Bapak atau Ibu. Yang begini juga bikin kami bertiga kayak kurang bisa curhat dari hati ke hati. Ditambah lagi kami bertiga punya jiwa introvert. Yaudah deh, wasalam. Tahu kan, kalau orang introvert lebih suka memendam rasa. Hahaa.. Selain itu, budaya saling berpelukan, mengucapkan sayang dan kangen itu terasa agak berat dan jarang terjadi, meskipun saya yakin kami semua saling menyayangi. Mungkin ya karena introvert itu tadi, jadi susah mengungkapkan perasaan. Kalau boleh mengulang waktu, ya pengennya bisa curhat sambil bercanda-canda tentang calon pasangan, teman main, dan tentang perasaan2 lainnya. Tapi setelah kami dewasa, baru Bapak Ibu dan kami, anak-anaknya, mulai cerita-cerita, meskipun enggak detail karena terpaut jarak yang udah gak satu rumah lagi dan kalau masing-masing ada waktu luang.

Dengan latar belakang itu, saya punya keinginan untuk mendidik Ahza nantinya seperti apa. Yang pertama selain ingin berlaku sebagai orangtua, saya pengen banget bisa menjadi teman dan sahabat buat Ahza, yang membebaskan Ahza untuk bisa cerita apapun tanpa dia kuatir "bikin Mama/Papanya kepikiran dll", meskipun tentu saja saya akan tetap mengajarinya rasa empati dan tahu situasi dan kondisi 😊. Ingin membiasakan untuk saling terbuka dan ringan mengungkapkan rasa sayang dan kangen, baik secara lisan, tulisan maupun perbuatan dengan berpelukan 😍. Semoga anaknya mau ya, secara dia kan cowok yang biasanya jarang cerita2 -kayak Papanya kalau gak dicolek buat cerita yaa mingkem aja huhuu... Saya juga ingin nantinya Ahza kenal dan dekat dengan saudaranya -baik kandung maupun sepupu2nya.

Sama seperti Bapak Ibu, saya ingin menjadi yang pertama mengajari Ahza mengaji dan belajar meskipun saya bekerja di luar rumah. Atau setidaknya menjadi orang yang dicari duluan saat dia pengen belajar. Saya juga setuju banget dengan pola asuh Bapak Ibu yang tidak melakukan pelabelan kepada anak, makanya saya terus berusaha dan berdoa untuk tidak men-cap negatif Ahza, misal dengan cap nakal, cengeng, bandel, dan cap negatif lainnya, terutama ketika Ahza sedang dalam fase yang membuat saya harus menambah stok sabar ekstra 😂😂. Alih-alih frustasi yang berujung pelabelan terhadap aksi-aksi tersebut, mendingan cari tahu penyebabnya. Karena ternyata, bayi punya milestone2 yang membuatnya berlaku 'ajaib' misalkan saat fase Wonder Week, Growth Spurt, dll.

Sejak SMP saya sudah belajar mandiri. Ingin rasanya saya juga mengajarkan Ahza mandiri, tidak harus sekolah jauh2 sampai nge-kost kayak saya dulu sih. Tapi lebih kepada mandiri dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Misalkan: kalau laper ya ambil makan sendiri, syukur-syukur abis makan mau cuci piring sendiri. Anak cowok belajar cuci piring? Kenapa enggak, ini akan berguna ketika sudah dewasa nanti. Saya ingin mengajarinya 5S atau 5K biar rumah gak berantakan2 amat, hahaa.. biar gak kebiasaan naruh barang sembarangan dan ilang2an (lirik Papanya lagi 😂)

Untuk hal akademik, hemm... siapa sih orangtua yang gak ingin anaknya pinter? Gak ada kan? Bukan berarti mendewakan akademik lalu mengesampingkan pendidikan moral ya... tapi  kalau bisa diupayakan keduanya kenapa tidak? Banyak juga yang akhirnya menjadi anak-anak pinter, cerdas, dan berbudi luhur kan? Setidaknya teman-teman sekolah saya pada begitu kok... Yang satu sekolah sama saya ngacung coba? 😊😊  Tapi mungkin saya tidak akan 'memamerkan' ke orang lain termasuk ke embah-embahnya seperti jaman saya kecil. Bukan apa2, semata agar sama2 terhindar dari upaya membanding-bandingkan...

Selanjutnya, saya ingin mengajari Ahza untuk open mind, tahan banting, kuat di segala medan #kayaksemen 😀. Inginnya sih, saya juga bisa menghargai keputusan Ahza jika sudah saatnya mengambil keputusan, dan gak ingin membebaninya dengan dalih demi 'membahagiakan' saya. Kalau dia punya pilihan yang baik ya silakan. Tapi tentunya sejak awal harus cerita dan saling open mind. Tentu saya tetap akan berusaha mengarahkan, membantu menganalisa plus minusnya agar hasilnya bukan hanya sekedar keinginan belaka.

Nah kalau Papapaw, pengen Ahza belajar public speaking dan interpersonal skill. Ini gegara 'terpesona' pada rekan-rekan kerja dari kantor pusat yang pada jago ngomong waktu ikut training beberapa minggu lalu. Keliatan pinter dan joss gitu. Alasan lainnya biar Ahza bisa punya banyak temen dan bisa menjalin relasi dengan siapa saja. Disini kayaknya si Papapaw expect anaknya berjiwa ekstrovert deh nurun dari dese, gak nurun Mamanya yang lebih seneng ngabisin waktu buat gegoleran dirumah kalau libur biar energinya full charge. Hahaha... Ya gapapa, asalkan pinter ngomongnya untuk hal bermanfaat sih ayo aja kita dukung bersama.

Kira-kira gitu deh sekelumit angan-angan parenting yang ingin saya kasih ke Ahza. Sekali lagi, bisa jadi ini berubah atau bertambah sesuai dengan pengalaman yang juga terus bertambah.... Doakan saya bisa menjalani dan mengupayakannya yaa...


\\

pict from:https://pixabay.com

You May Also Like

8 Comments

  1. semoga tercapai ya goal-nya. aku juga punya goal yang kurang lebih sama buat anakku. intinya sih pengennya dia bisa lebih baik dari aku secara kepribadian dan pencapaian hidup

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amiin...
      iya Mba, berkaca dari pengalaman sendiri ya, biar anak2 lebih baik dari kita :)

      Delete
  2. Aamiin...semoga tercapai goal ya,Mak. Yang penting ayah ibu bahu-membahu dalam mendidik anak. Goal saya untuk anak-anak saya, semoga dua anak perempuan saya menjadi pribadi yang takut Tuhan, mandiri dan tulus hati 😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. amin.. semoga harapan dan doa2 kita tercapai ya Mba Sugi. Bener banget kedua ortu harus saling mendukung dan bersemangat ya

      Delete
  3. Na ngono dung sing rajin ngebloge haha
    E aku juga jd pingin nulis tema iki
    Patenting ala bapak ibune kita

    ReplyDelete
  4. Aamiin aamiin.....semoga ahza jadi anak pinter dan sehat yak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. amiiin.. makasih onty mama little M :)
      doa yang sama buat little M yaa

      Delete

Thankyou very much for dropping by. Tapi maaf saya moderasi ya, untuk menghindari spam dan komen dg link hidup. Bila waktunya luang pasti akan saya balas dan kunjungi balik blog kalian :)