Pengalaman Puasa Ramadan Saat Menyusui

by - Friday, May 03, 2019

Gara-gara ada teman yang nanya tips-tips berpuasa saat masih menyusui, saya jadi pengen sekalian cerita di sini biar lebih gamblang. Pun rasanya pas dengan tema bulan ini yang dalam beberapa hari akan memasuki bulan puasa. Insyaallah, di tahun 2019 akan menjadi Ramadan kedua saya dengan status masih menyusui walaupun sudah penghujung waktu, karena Nja sudah hampir dua tahun. 



Nja lahir tepat hari kedua Ramadan tahun 2017, dikarenakan setelah itu saya nifas maka tidak puasa dong. Setahun kemudian, pas Ramadan 2018, baru saya mulai puasa lagi. Karena pas itu Nja tepat berulang tahun yang pertama, yang artinya asupan Nja tidak lagi 100% bergantung pada asi, karena sudah makan. Makanya pas Ramadan tahun lalu saya merasa pede untuk ikutan puasa meskipun masih menyusui ketika bersama Nja, dan tetap pumping saat di tempat kerja. 

Yang pernah saya baca, jika memang ingin memulai puasa (Ramadan) ada baiknya saat anak sudah usia 6 bulan keatas, ketika anak sudah mulai bisa diselingi makanan padat dan bisa makan dengan lancar. Tapi jika usia anak masih dibawah 6 bulan, kondisi asi berlimpah ruah dan ibu yakin anak akan tetap tercukupi kebutuhannya, mau coba berpuasa ya sok aja atuh, dipersilakan. Yang pasti berapapun usia bayinya, ketika ibu menyusui memutuskan untuk ikut berpuasa maka ibu harus berkomitmen untuk mempersiapkan diri dan anaknya sebaik mungkin. Biar hasil akhirnya sama-sama baik. Kalaupun buibu belum yakin untuk ikut berpuasa, ibu jangan berkecil hati. Toh di agama sudah diberikan keringanan bisa dengan membayar fidyah, qadha puasa atau keduanya, tergantung keyakinan buibu yang mana setelah dikonsultasikan pada guru ngaji masing-masing... 

Sebagai bentuk komitmen waktu berpuasa tahun lalu, yang saya lakukan pertama kali adalah memastikan stock asi/asip di rumah cukup biar bisa Nja konsumsi dengan tenang saat saya tinggal kerja. Lalu saya niat dengan sepenuh hati biar dikuatkan -- selain niat juga butuh positive thinking tapi tetap realistis. Maksudnya ya harus prepare for the worst kalau ada resiko-resiko yang muncul, misal anak tiba2 GTM, stock asi nggak capai target dll. 

Karena saya masih harus pumping ketika kerja, biar badan tetap bugar dan asi tetap lancar, maka setiap hari saya perbanyak minum air putih dan makanan berkuah ketika buka dan sahur. Menu buka dan sahur andalan menjadi sayur sop dan bening bayem. Untungnya suami mau-mau aja, hehe, walaupun tetap ada lauk lainnya biar bervariasi. Minum air putih sudah pasti jadi kewajiban yang tak boleh putus. Ditambah minum air kurma untuk menambah kekuatan. Kalau suka susu, bisa juga air kurmanya ditambahkan susu cair lalu diblender.

Itu persiapan untuk diri saya sebagai ibu menyusui ketika berpuasa. Sedangkan untuk Nja sebenernya persiapannya tidak jauh berbeda dengan hari-hari biasa. Palingan saya tambah beberapa frozen food yang saya buat sendiri seperti nugget, ayam ungkep, daging cincang, dan sayur-sayuran. Yang semuanya tinggal cemplang cemplung aja masaknya. Saya penuhi toples cemilannya untuk selingan diantara makan. Cemilannya pilih yang padat kalori macem: roti regal, puding, roti tawar selai, dll. Saya juga sounding ke Nja kalau semua orang di rumah lagi berpuasa, tapi Nja tetap harus mau makan walaupun yang lain enggak.

Karena Nja bukan bayi banget lagi, yang sudah bisa minum selain asi, saya nggak begitu kawatir akan dehidrasi. Saya yakin cairan yang masuk cukup memenuhi kebutuhannya. Tapi kalau masih bayi banget, misal di bawah 6 bulan, busui yang berpuasa harus banget memperhatikan: frekuensi pipis bayi: minimal harus mencapai 6x per hari. Lalu perhatikan kondisi bayi apakah sering rewel sepanjang hari atau bahkan setelah disusui, atau selalu lemas dan mengantuk. Dan terakhir BB bayi, kalau bisa jangan sampai tidak naik atau malah turun. Jika salah satu dari ketiga hal tadi tidak terpenuhi, kemungkinan bayi mengalami gejala dehidrasi. Dehidrasi pada bayi termasuk masalah yang serius. Maka ada baiknya untuk cek ke dokter dan evaluasi perlu lanjut puasa atau tidak. Jangan pernah memaksakan diri kalau hasilnya tidak baik untuk salah satu apalagi keduanya, biar nggak menyesal di kemudian hari.


------

Dari persiapan yang sudah direncanakan dan dijalankan tadi bagaimana hasil akhirnya?

Selama puasa, alhamdulillah saya kuat hingga akhir Ramadan dan full 30 hari karena saya belum mendapatkan mens paska melahirkan. Hasil pumping juga tidak banyak berpengaruh. Setidaknya setiap hari saya masih bisa memerah asi sesuai dengan target yang saya tentukan. Sehingga hampir tidak terjadi defisit asi. Walaupun ada kalanya kebutuhan asi Nja naik lebih dari yang saya hasilkan, tapi di akhir minggu selalu bisa saya lunasi. 

Tapi... selama puasa Nja malah melakukan GTM di siang hari. Ini sempat membuat saya galau di awal puasa, karena menduga adanya pengaruh dari kondisi saya yang berpuasa. Tapi kemudian saya tetap lanjut, karena toh siang hari saya nggak di rumah. Walaupun kalau saya amati mungkin saja nafsu makan Nja turun karena tidak ada temen makan. Pengasuhnya kan juga puasa. Solusinya ya makan sambil keluar rumah nyari temen atau membuat suasanya lebih ceria dengan mengajaknya bermain dan menonton video (halo teori parenting...? 😝), walau kadang tetap nggak berhasil membujuk Nja lapleplaplep makan. Kalau pas mingkem mah mingkem aja. Tapi ajaibnya ketika jam berbuka tiba, Nja tau-tau habis satu buah lontong isi oncom, 1 buah pastel atau pisang goreng. Ketika kami makan pun kadang suka nimbrung. Hemm... seolah-olah Nja ikutan berpuasa ya? Sungguh ini bukan bikin mamak bangga, tapi mamak miris dan sedih... huhuuu... karena BB-nya naik dikiiiit banget kalau nggak salah inget. 

-----

Sebenernya bukan karena salah puasanya. Jelas bukan lah yaa... Tapi mungkin karena kondisinya yang jadinya begitu. Maksudnya Ramadan kemarin sukses di saya, tapi tidak di Nja. Saya nggak menyesal, walaupun menyisakan rasa sedih, sebal, dan sedikit trauma. Makanya di bulan puasa kedua ini saya mesti lebih mempersiapkan diri sendiri dan harus percaya 100% ke Nja untuk semua urusannya (terutama urusan makan, karena tugas Nja yang utama yaa makan). Doakan yaa puasa tahun ini no drama-drama club....


\\



You May Also Like

2 Comments

  1. wah yang penting asupan air jangan sampai kurang , begitu juga asupan nutrisi ya

    ReplyDelete

Thankyou very much for dropping by. Tapi maaf saya moderasi ya, untuk menghindari spam dan komen dg link hidup. Bila waktunya luang pasti akan saya balas dan kunjungi balik blog kalian :)