Tradisi Lebaran di Desaku

by - Friday, October 26, 2007


Akhirnya hari kemenagan tiba jua. Setelah ditunggu selama satu hulan penuh dengan berpuasa ramadhan…. Lebaran pun kembali menyapa. Lebaran kali ini suasananya berbeda dari lebaran lalu. Dan tentu dengan harapan yang lebih baik dan lebih bermakna. Bukan di arena bencana, peperangan, ataupun pengungsian. Banyak loh orang2 --saudara2 kita-- yang lebaran di daerah konflik seperti di iran, palestina dll, dan di daerah bencana seperti di sidoarjo dll. Bisa dibayangkan lebaran di tempat2 tsb past dialami dengan suasana menyedihkan dan memprihatinkan. Pasti tidak se-menyenangkan kita yang bisa lebaran di area aman dan nyaman. Kita bisa bersilaturahmi dengan mudah tanpa rasa takut, bisa makan ini itu, bisa dapat sangu – uang, bisa senyum dan tertawa. Kita doakan saja semoga mereka yang belum berbahagia di lebaran kali ini, tahun depan bisa berbahagia menyambut lebaran.
 
Lebaran hari pertama
Lebaran hari pertama adalah saatnya berkunjung ke para tetua, atau mbah, bude, pakde, dan saudara-saudara lainnya. Hanya saja lebaran kali ini sudah berbeda dari tahun lalu. Sekarang udah gak ada silaturahmi ke tempat mbah. Karena semuanya sudah menghadapNya. Praktis lebaran tahun ini yang jadi rumah singgah saudara2 adalah rumah saya- rumah ortu saya. Berhubung ortu saya yang paling tua diantara saudara2 lain, jadilah rumah ini yang disinggahi pertama kali setelah salat ied… senang juga sih, rumah jadi tambah rame saat lebaran. Banyak sepupu2 yang maen, saling bercerita2, seru deh pokoknya… baru setelah dari rumah saya, berombongan pergi silaturahmi ke saudara2 lainnya kaya budhe2,mbah2 lain, dll. Terakhir ke makam. Tengok plus berdoa untuk meringankan para mbah di alam baka.

Lebaran hari kedua

Ini hari lebaran khusus untuk warga desa. Maksudnya dihari kedua ini hampir semua warga tidak pergi ke luar kota. Tetap berada dirumah untuk saling berkunjung antartetangga. Biasanya sih yang keliling2 kampung—istilah saya: bersilaturahmi antar tetangga— mulai dari anak2, remaja, hingga orangtua. Singgah disetiap rumah, bersalaman, ngobrol sebentar sambil icip2 makanan kecil yang disediakan tuan rumah. Kadang juga ada tradisi sungkeman. Tapi saya agak malas buat sungkeman. Mungkin karena dirumah gak ada kali ya….. sama bapak ibu cukup cipika cipiki sambil cium tangan – tanda saling memaafkan—

Di hari lebaran kedua ini sebenarnya saya agak phobia. Entahlah mungkin karena dikenal anak rumahan, jadi jarang keluar rumah. Rasanya canggung untuk maen—bertamu ke tetangga—eh tapi jangan salah, walau yang jarang main, saya kenal juga hapal loh nama semua tetangga saya. Dan selalu bersapa kalau ketemu di jalan. Jadi gak kuper2 amat.

Walaupun pada awalnya canggung untuk keluar rumah, akhirnya saya selalu berhasil melewati hari raya kedua ini dengan suasana hati yang menyenangkan. Bisa muter2 kampung dengan adik2 dan teman2 special yang membuat saya percaya diri untuk bertamu ke tetangga2. apalagi pas acara ini pasti bareng ma “ si kakak” yang baik hati. Makasih ya…. Moga lebaran2 yang akan datang bisa selalu bareng….;)

Hari2 lebaran selajutnya masih banyak saudara yang berkunjung kerumah. Selalu ada hal yang dilakukan deh saat minggu2 lebaran belum usai. Dan juga selalu ada masakan istimewa selama hari2 lebaran. Ini yang menyenangkan……
akhir kata

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1428 H

Taqobalallahu Minna Waminkum - Taqobal Ya Kariim


You May Also Like

0 Comments

Thankyou very much for dropping by. Tapi maaf saya moderasi ya, untuk menghindari spam dan komen dg link hidup. Bila waktunya luang pasti akan saya balas dan kunjungi balik blog kalian :)