Pages

  • Home
  • About Me
  • Halo Ahza!
  • Travel Notes

ad astra per aspera

.... then which of the favours of your Lord will ye deny?

Tak kusangka tiba-tiba dapat pesan ada yang kangen sama isi blog ini, hihii.. aku terhura. Soalnya emang jarang blog ini dipromosiin, karena kadang tidak pede, lhaa isinya curhatan dan omongan ngalor ngidul... Tapi karena ada yang menanyakan, walaupun cuma beberapa orang, jadi semangat nulis lagi.  

 
So, baiklah, dengan kondisi yang masih dalam rangka pemulihan dari covid, jadi aku cerita kegiatan selama isolasi mandiri saja ya. Pada penasaran gak? Hhahahaa....

Share
Tweet
Pin
Share
2 Comments

Jika awal tahun 2020 dimulai dengan banjir air hujan, tahun 2021 kok yaa diawali dengan banjir air mata gara-gara Covid19. Sebuah awalan yang "nganu" tapi yaa begitulah takdir harus dijalani. Harus ikhlas kalau kata Papanja, meski sama-sama tahu susah banget yaa bok awal-awalnya. 


Bagaimana bisa kena? katanya sudah tertib prokes selama hampir setahun belakangan? Sebuah pertanyaan yang rasanya aku hanya bisa menjawab via japri 😅. 

Gampangnya covid menyerang kami di kluster keluarga pas nginep Cipinang tahun baru kemarin karena janji sama Ahza nginep rumah akung utinya. Itung-itung refreshing tahun baru-an meski di rumah aja.

Tapi ternyata, akung lagi gak enak badan sejak beberapa hari sebelumnya meski masih bisa aktivitas dan bisa main sama Ahza. Gak enak badannya itu batuk dan sempet meriang. Tanggal 31 Desember, tiba-tiba uti meriang dan lemas. Akung juga belum sehat, malah tambah meriang. Disusul tantenya meriang sepulang kerja. Aku, Papanja sm Ahza masih sehat-sehat aja.

Share
Tweet
Pin
Share
No Comments

Haloha!! Sudah Desember aja yaa gengs. Sudah berapa lama work from home nih? Aku sendiri sudah WFH sejak Maret, artinya sudah 10 bulan kerja dari rumah meski gak full karena beberapa bulan terakhir sudah sistem roster atau bergiliran. Ibaratnya kalau hamil udah sampai lahiran dan anak umur sebulan *tahu gitu kemarin hamil aja, hahaha….*

Emang bener ya bok, rasanya waktu kok berjalan cepet amat. Bener lah kalau ada yang bilang tahun 2020 ini seperti tahun yang ter-skip. Padahal kayaknya baru kemarin tahun baruan, eh kok udah mau tiup terompet lagi. 

Balik ke bahasan WFH lagi, jadi gimana rasanya selama WFH sepanjang 2020 ini? Masih tetap senang atau udah mulai nglokro kangen ngantor dan haha hihi sama rekan kerja?

Aku sendiri sampai dengan bulan ke-7 masih merasa hepi, meskipun di tengah-tengahnya selalu saja ada tantangan dan kendala. Bahkan aroma-aroma pertama kali kerja di rumah sesekali masih tercium, seakan seperti sebuah sejarah *halah*. Selain itu, bisa bekerja dari rumah sudah lama menjadi mimpiku, biar bisa melihat perkembangan anak lebih sering. Hanya saja kok ya mimpi ini terkabul dengan perantara pandemi :’)


Nah masuk bulan ke-8 nih, rasa-rasanya memang benar kalau gak ada sesuatu yang kekal abadi di dunia ini. Tantangan 2 bulan terakhir memang semakin banyak seriring dengan persiapan tutup tahun. Ditambah lagi Nja yang mulai bosan di rumah terus menerus. Kegiatannya cuma main, nonton, main dan nonton. Udah gitu doi gak suka main atau nonton sendirian, Nja maunya harus ada yang menemani dan mengajak ngobrol. Ada sih asisten yang ngajakin Nja main, cuma tetap aja bok, setiap 15 menit sekali doi mesti nemplok mamahnya. Kalau kamar kerjaku dikunci, heboh deh digedor-gedor, hahaha. Pun perkara mandi, makan, cebokan tetap dong selama ada mamah Nja maunya ya sama mamah. Sementara jadwal kerja ku gak 100% fleksibel karena mengikuti jam kantor dari jam 8-5 sore. Intinya aku mulai kewalahan!

Dan ternyata perasaan bosan dan atau kewalahan yang kualami juga dirasakan oleh hampir semua teman-temanku. Valid sih, alasan yang paling masuk akal adalah karena WFH selama pandemi menyebabkan kita lebih banyak diam di rumah, gak ketemu orang, plus jam kerja yang berantakan akibat semakin tipisnya batas antara jam kerja dan jam kehidupan pribadi. Sering dengar kan banyak orang masih meeting sampai malam hari atau masih harus kerja padahal tanggal merah. Ibarat body ada di rumah tapi pikiran di kerjaan. Yang begini ini biasanya bikin mood drop kan….

Biar WFH ON terus maka…..

Sebenernya mau kerja di rumah atau di kantor mood harus terus dijaga biar bisa menyelesaikan pekerjaan sesuai target. Tapi kan tantangan dan halangan selalu datang tanpa permisi. Kalau aku caranya dengan menertibkan diri kembali jadwal rutin pribadi seperti:

  • Mandi pagi – biarpun kerja di rumah, begitu bangun tidur tetap harus mandi pagi dong biar melek matanya. Hayo siapa yang kalau kerja di rumah mandinya ntar-ntaran? Apalagi kalau ada jadwal meeting pagi, tapi badan masih pengen rebahan hingga menit terakhir menjelang jam kerja plus lagi turun hujan. Pasti pada pengen tarik selimut kan sebenernya… hahaha. Tapi tahu kah gengs, semakin menunda mandi, semakin kita akan merasa malas karena badan terasa gak segar. Kalau di rumah ada anak kecil, makin susah lagi nyuri kesempatan untuk mandi, yang pada akhirnya baru bisa mandi siang atau malah sore *pengalaman* 
  • Makan teratur sesuai jamnya – karena laper bawaannya mager, sedangkan perut kenyang itu menenangkan.

….. harus segar dan wangi sepanjang hari

Maka, biar segar dan wangi sepanjang hari, kuputuskan untuk mencari body care yang aromanya awet dari pagi sampai sore. Setelah mencari info kesana kemari, kuputuskan mencoba rangkaian body care dari Scarlett. Pasti you semua pernah dengar kan betapa hits-nya brand ini di social media? Aku pun kenal brand ini dari scrolling social media dan youtube. Produk Scarlett ini memang menarik perhatian karena memiliki kandungan Glutathione dan vitamin E yang bisa mencerahkan, melembabkan, dan menutrisi kulit. Biar gak tanggung aku beli 3 macam sekaligus: body scrub untuk luluran, shower scrub sebagai sabun mandi, dan body lotion. Aku review satu-satu yaa biar kalian-kalian juga pengen…

1.       Body Scrub Romansa

Bagiku luluran sudah seperti agenda rutin yang mesti dilakukan minimal seminggu sekali. Luluran juga menjadi salah satu media me-time yang menyenangkan. Semacam alasan yang tepat untuk “ngabur sejenak” dari rutinitas kerja dan ngopeni bocah karena waktunya lebih panjang dari sekedar mandi biasa, hehehe…

Maka dari itu, demi mendapatkan ke-kusyuk-an saat luluran, penting banget memilih lulur yang wanginya menyenangkan. Dan body scrub Scarlett ini lah salah satu jawaban untuk mencapai kesegaran paripurna sekaligus membersihkan kotoran yang menempel seharian di kulit meskipun di rumah saja.


Body scrub ini memiliki 2 varian: Romansa dan Pomegrante. Yang kucoba adalah varian Romansa, dengan aroma yang manis lembut seperti bunga-bungaan. Di dalam Body scrub ini terdapat buliran scrub yang halus dan tidak sakit saat digunakan. Meski begitu, scrub-nya cukup efektif mengangkat kotoran pada kulit. Cara pakainya cukup dengan membalurkan scrub ke seluruh tubuh, gosok perlahan lalu diamkan selama 2-3 menit, setelah itu baru dibilas.

Selain mudah digunakan, kemasan body scrub ini juga aman karena terdapat seal alumunium untuk mempererat tutup sehingga tidak tumpah saat pengiriman, terutama kalau belinya online.

2.       Shower Scrub Pomegranate

Habis luluran lanjut mandi. Biar mantul sekalian saja dengan shower scrub-nya Scarlett. Kupilih varian Pomegranate, diantara varian Mango dan Cucumber. Judulnya saja shower scrub, jadi di dalam sabun ini terdapat buliran scrub yang dapat membersihkan tubuh secara maksimal. Warnanya pun unik sekali: ungu, unyu-unyu. Sangat menggoda. Aromanya tidak usah ditanya karena sangat segar, awet sepanjang hari, tapi lembut di hidung. 

Shower scrub dikemas dalam botol bertutup flip, sehingga aman dan mudah digenggam. Juga membuatnya tidak mudah jatuh atau tumpah saat digunakan atau dibawa bepergian.

3.       Body Lotion Charming

Lulur sudah, sabun mandi sudah, nah pamungkasnya ya body lotion. Aku terpesona dengan teksturnya yang lembut, gak lengket dan cepat meresap di kulit. Varian yang kupilih adalah Charming yang berwarna ungu. Kenapa? karena penasaran sama wanginya yang seperti Baccarat Rouge 540 Eau De Parfume… aish embuh! yang pasti wanginya lembut, segar, dan awet sepanjang hari.

Sepertinya sudah jadi ciri khas Scarlett yang selalu memikirkan bentuk kemasan. Body lotion Scarlett ini juga dikemas dengan baik, menggunakan botol bertutup pump yang dilengkapi fitur lock-unlock. Fitur ini menjadikan body lotion aman saat dibawa bepergian karena gak akan kepencet-pencet secara tidak sengaja. Kan males ya bok, begitu buka koper eh barang-barang ketempelan body lotion yang berceceran karena tutup kemasannya gak safe.

------

Secara umum, semua produk Scarlett yang sudah kucoba ini menarik dan recommended karena aman dan sudah mendapatkan register dari BPOM, sudah mendapat sertifikat halal MUI, dan ramah lingkungan (termasuk not tested on animals).

Nah buat yang pengen mencoba produk-produk Scarlett, kalian bisa pesan di melalui whatsapp (087700163000), line (@scarlett_whitening), dm instagram @scarlett_whitening, ataupun shopee (Scarlett_whitening). Cukup pilih salah satu yang paling bikin kalian merasa nyaman dalam bertransaksi. 

Harga masing-masing produknya adalah 75 ribu; tapi kalau mau beli paket, kalian bisa dapat harga 300 ribu untuk 5 jenis produk yang dikemas dalam box exclusive plus free gift. Dan jangan kawatir karena Scarlett sangat memperhatikan keamanan dalam kemasannya dengan menambahkan bubble wrap. Jadi produk tidak akan rusak saat sampai ke tangan pembeli.

 

--- www.tiaputri.com

 

Share
Tweet
Pin
Share
No Comments
Gara-gara ada teman yang nanya tips-tips berpuasa saat masih menyusui, saya jadi pengen sekalian cerita di sini biar lebih gamblang. Pun rasanya pas dengan tema bulan ini yang dalam beberapa hari akan memasuki bulan puasa. Insyaallah, di tahun 2019 akan menjadi Ramadan kedua saya dengan status masih menyusui walaupun sudah penghujung waktu, karena Nja sudah hampir dua tahun. 



Nja lahir tepat hari kedua Ramadan tahun 2017, dikarenakan setelah itu saya nifas maka tidak puasa dong. Setahun kemudian, pas Ramadan 2018, baru saya mulai puasa lagi. Karena pas itu Nja tepat berulang tahun yang pertama, yang artinya asupan Nja tidak lagi 100% bergantung pada asi, karena sudah makan. Makanya pas Ramadan tahun lalu saya merasa pede untuk ikutan puasa meskipun masih menyusui ketika bersama Nja, dan tetap pumping saat di tempat kerja. 

Yang pernah saya baca, jika memang ingin memulai puasa (Ramadan) ada baiknya saat anak sudah usia 6 bulan keatas, ketika anak sudah mulai bisa diselingi makanan padat dan bisa makan dengan lancar. Tapi jika usia anak masih dibawah 6 bulan, kondisi asi berlimpah ruah dan ibu yakin anak akan tetap tercukupi kebutuhannya, mau coba berpuasa ya sok aja atuh, dipersilakan. Yang pasti berapapun usia bayinya, ketika ibu menyusui memutuskan untuk ikut berpuasa maka ibu harus berkomitmen untuk mempersiapkan diri dan anaknya sebaik mungkin. Biar hasil akhirnya sama-sama baik. Kalaupun buibu belum yakin untuk ikut berpuasa, ibu jangan berkecil hati. Toh di agama sudah diberikan keringanan bisa dengan membayar fidyah, qadha puasa atau keduanya, tergantung keyakinan buibu yang mana setelah dikonsultasikan pada guru ngaji masing-masing... 

Sebagai bentuk komitmen waktu berpuasa tahun lalu, yang saya lakukan pertama kali adalah memastikan stock asi/asip di rumah cukup biar bisa Nja konsumsi dengan tenang saat saya tinggal kerja. Lalu saya niat dengan sepenuh hati biar dikuatkan -- selain niat juga butuh positive thinking tapi tetap realistis. Maksudnya ya harus prepare for the worst kalau ada resiko-resiko yang muncul, misal anak tiba2 GTM, stock asi nggak capai target dll. 

Karena saya masih harus pumping ketika kerja, biar badan tetap bugar dan asi tetap lancar, maka setiap hari saya perbanyak minum air putih dan makanan berkuah ketika buka dan sahur. Menu buka dan sahur andalan menjadi sayur sop dan bening bayem. Untungnya suami mau-mau aja, hehe, walaupun tetap ada lauk lainnya biar bervariasi. Minum air putih sudah pasti jadi kewajiban yang tak boleh putus. Ditambah minum air kurma untuk menambah kekuatan. Kalau suka susu, bisa juga air kurmanya ditambahkan susu cair lalu diblender.

Itu persiapan untuk diri saya sebagai ibu menyusui ketika berpuasa. Sedangkan untuk Nja sebenernya persiapannya tidak jauh berbeda dengan hari-hari biasa. Palingan saya tambah beberapa frozen food yang saya buat sendiri seperti nugget, ayam ungkep, daging cincang, dan sayur-sayuran. Yang semuanya tinggal cemplang cemplung aja masaknya. Saya penuhi toples cemilannya untuk selingan diantara makan. Cemilannya pilih yang padat kalori macem: roti regal, puding, roti tawar selai, dll. Saya juga sounding ke Nja kalau semua orang di rumah lagi berpuasa, tapi Nja tetap harus mau makan walaupun yang lain enggak.

Karena Nja bukan bayi banget lagi, yang sudah bisa minum selain asi, saya nggak begitu kawatir akan dehidrasi. Saya yakin cairan yang masuk cukup memenuhi kebutuhannya. Tapi kalau masih bayi banget, misal di bawah 6 bulan, busui yang berpuasa harus banget memperhatikan: frekuensi pipis bayi: minimal harus mencapai 6x per hari. Lalu perhatikan kondisi bayi apakah sering rewel sepanjang hari atau bahkan setelah disusui, atau selalu lemas dan mengantuk. Dan terakhir BB bayi, kalau bisa jangan sampai tidak naik atau malah turun. Jika salah satu dari ketiga hal tadi tidak terpenuhi, kemungkinan bayi mengalami gejala dehidrasi. Dehidrasi pada bayi termasuk masalah yang serius. Maka ada baiknya untuk cek ke dokter dan evaluasi perlu lanjut puasa atau tidak. Jangan pernah memaksakan diri kalau hasilnya tidak baik untuk salah satu apalagi keduanya, biar nggak menyesal di kemudian hari.


------

Dari persiapan yang sudah direncanakan dan dijalankan tadi bagaimana hasil akhirnya?

Selama puasa, alhamdulillah saya kuat hingga akhir Ramadan dan full 30 hari karena saya belum mendapatkan mens paska melahirkan. Hasil pumping juga tidak banyak berpengaruh. Setidaknya setiap hari saya masih bisa memerah asi sesuai dengan target yang saya tentukan. Sehingga hampir tidak terjadi defisit asi. Walaupun ada kalanya kebutuhan asi Nja naik lebih dari yang saya hasilkan, tapi di akhir minggu selalu bisa saya lunasi. 

Tapi... selama puasa Nja malah melakukan GTM di siang hari. Ini sempat membuat saya galau di awal puasa, karena menduga adanya pengaruh dari kondisi saya yang berpuasa. Tapi kemudian saya tetap lanjut, karena toh siang hari saya nggak di rumah. Walaupun kalau saya amati mungkin saja nafsu makan Nja turun karena tidak ada temen makan. Pengasuhnya kan juga puasa. Solusinya ya makan sambil keluar rumah nyari temen atau membuat suasanya lebih ceria dengan mengajaknya bermain dan menonton video (halo teori parenting...? 😝), walau kadang tetap nggak berhasil membujuk Nja lapleplaplep makan. Kalau pas mingkem mah mingkem aja. Tapi ajaibnya ketika jam berbuka tiba, Nja tau-tau habis satu buah lontong isi oncom, 1 buah pastel atau pisang goreng. Ketika kami makan pun kadang suka nimbrung. Hemm... seolah-olah Nja ikutan berpuasa ya? Sungguh ini bukan bikin mamak bangga, tapi mamak miris dan sedih... huhuuu... karena BB-nya naik dikiiiit banget kalau nggak salah inget. 

-----

Sebenernya bukan karena salah puasanya. Jelas bukan lah yaa... Tapi mungkin karena kondisinya yang jadinya begitu. Maksudnya Ramadan kemarin sukses di saya, tapi tidak di Nja. Saya nggak menyesal, walaupun menyisakan rasa sedih, sebal, dan sedikit trauma. Makanya di bulan puasa kedua ini saya mesti lebih mempersiapkan diri sendiri dan harus percaya 100% ke Nja untuk semua urusannya (terutama urusan makan, karena tugas Nja yang utama yaa makan). Doakan yaa puasa tahun ini no drama-drama club....


\\



Share
Tweet
Pin
Share
2 Comments
Sebenernya saya termasuk yang agak cuek kalau denger cerita orang yang pernah mengalami kejadian ghaib alias mistis. Karena saya yakin kalau kita pede dan cuek setan dan jin gak bakal mau godain. Terus kalaupun kejadian ya coba untuk anteng, gak panik, biar keinget sama surat2an dan ayat2.


Tapi tidak dengan beberapa minggu yang lalu. Ndilalah kok ya kejadiannya di rumah sendiri, yang mana selama ini aman-aman aja. Terus yang ngalamin Ahzo pula, walaupun memang kalau kata orang anak-anak kecil biasanya masih sangat perasa. 

Gimana kejadiannya?

Waktu itu hari Sabtu. Suasana biasa aja. Rumah pun sudah bersih dari berbagai debu. Siap pakai lah pokoknya. Oh, btw, beberapa bulan terakhir memang saya tinggal di rumah uti akungnya ahzo, jadi baru pulang ke rumah sendiri tiap wiken. Aktivitas di siang hari pun biasa aja. Ahza main bola dan mobil2an, saya dan papazo leha-leha. Terus kami sempat nge-mall sebentar cari jaket buat Ahzo.

Malamnya kami tidur di jam yang sama seperti biasa. Polah tingkah tidur Ahzo juga gak berubah. Muteeer bagai kitiran. Kadang kepalanya dekat badan saya, kadang kakinya yang berkebalikan dengan kaki saya. Gak jarang tiba2 kepala Ahzo naik nyender di perut atau dada saya atau tiba2 tengkurep memeluk diatas badan saya. 

Hingga tiba-tiba, terdengar teriakan Ahzo. Teriakannya melengking dan panjang tapi tidak seperti orang ngelindur biasa. Selama ini kalaupun Ahzo ngelindur, model teriaknya cuma kayak orang kaget, pendek dan gak begitu keras. 

Gara-gara itu, saya jadi bener-bener langsung melek, kebangun dong... biasanya bangun juga sih tapi masih lier-lier. Eh Ahzo pun ikutan bangun dan malah langsung duduk. Lalu bilang.... "akuut... akuut" gitu... Padahal sebelumnya doi belum bisa mengungkapkan takut dengan kata-kata. Tau dari mana ni bocah kata takut?

Ditambah lagi, sambil bilang takut, mata Ahzo kayak yang jelalatan kemana-kemana seolah lagi ngeliat yang tidak-tidak. Tangannya sambil menggapai ke arah tembok dekat kamar mandi yang tertutup, dilanjut dengan memukul-mukul bantal yang ada di depannya. Untungnya Ahzo gak nangis, jadi kita bisa lebih jelas mencari tahu maksudnya apa. 

Saya dan suami sama-sama nanyain "Ahzo kenapa, ada apaa? Jangan takut, sini peluk.. blablablaa.. sambil komat-kamit baca ayat2. Berharap jin atau setan-nya segera kabur dari rumah. 

Kira-kira 1 jam kita nenangin Ahzo. Sayangnya ditawari nen gak mau, minum gak mau, tidur gak mau, rebahan gak mau, gendong pun enggak. Semua ditolak. Hingga akhirnya dia luluh saat kami tawari nonton kartun Nussa dan Jony kesukaannya. Walaupun pas nonton saya tahu dia gak fokus karena matanya masih kayak was-was. Tapi akhirnya doi minta nen dan tidur lagi.... Yaaayy!

Gimana perasaan saya dan suami saat itu?
Saya pribadi tiba-tiba jadi merinding. Dalam pikiran saya cuma "gile yaaa, masa ni rumah ada setannya?" Tapi alhamdulillah masih bisa menguasai diri dan tidak panik. Karena saya liat Ahzo bener2 ketakutan, jadi kalau saya panik ntar malah tambah heboh kan ngerih!

beda dengan perasaan pak suami yang katanya merasa dongkol. Dia sebel banget kenapa Ahzo yang mesti digangguin, padahal kan Ahzo masih suci gak ada salah apa2. Gondok banget lah doi bilang. Sampai dia tiba-tiba meminta kami untuk segera ngungsi ke Jakarta, padahal masih jam 2 pagi. 

Laah, ya langsug saya tolak laah. Soale mata masih masih ngantuk, terus sampai sana ribet cari parkiran, ditambah pasti bikin heboh orang satu rumah yang lagi pada enak2 tidur. Mending tetap di Bekasi dan hadapi bersama aja, ya masa kita kalah... Toh nyatanya tanpa pulang alhamdulillah semua berakhir aman dan damai.

AH... semoga cukup sekali ini saja kejadian mistis beginian mampir rumah. 
Dan yang pasti kejadian ini jadi semacam reminder untuk makin rajin ngaji di rumah, biar rumah tetap adem dan bebas dari hal yang aneh2...

\\

pict: https://www.energetskiportal.rs/

Share
Tweet
Pin
Share
3 Comments
Sebenernya saya dah ng-tag tanggal ini buat cerita-cerita di sosmed. Tapi pas hari H kok ya mendadak hilang mood tanpa sebab yang pasti. Hawanya aras-arasen buat buka sosmed untuk sekedar menuliskan kesan-kesan di hari ultah sendiri. 😏


Yeaay.. tanggal 19 Januari tuh hari ulang tahun saya. Ndilalah tahun ini jadi tanggal cantik. Pasti banyak dipakai oleh para pasangan di luar sana untuk meresmikan hubungan, eaa....!

Btw, ini kali kedua saya ulang tahun di tanggal yang spesial. Yang pertama kejadiannya sudah berbelas tahun yang lalu, berbarengan dengan hari raya Idul Fitri.

Yang spesial di tahun ini sebenernya lebih karena kalendernya sih. Untuk kejadiannya sendiri yaa masih sama seperti biasa. Malah kali ini saya mention ke suami duluan biar doi gak (pura-pura) lupa. Wkwkwk.. Soalnya sayang, kalau sampai saya ngambek di tanggal cantik. Ntar mood saya malah berantakan gimana. Wong udah mention langsung aja ternyata malah mood swing. Ehehee...

Jadi sehari sebelumnya saya bilang ke suami kalau besok ultah sambil sok-sok-an minta kado 😎. Tapi saya juga wanti-wanti agar biasa aja di rumah, secara sekarang saya lagi ngungsi di rumah mertua. Saya males rame-rame-an heboh, karena emang saya gak biasa ultah dirame-in. Cukup dikasih 'kejutan' dari orang terspesial aka suami rasanya udah seneng. Dari keluarga saya juga gak terbiasa rame, masih kirim selamat via wa aja udah syukur, wkwkw....

Alhamdulillahnya suami merespon dengan baik, tapi gak tau juga sebenernya dia ingat beneran atau baru teringat setelah saya kasih tahu 😅 Doi setuju untuk gak beli-beliin kue ultah seperti tahun-tahun sebelumnya. Juga gak beliin bunga mawar, walaupun biasanya pun cuma setangkai, mahal katanya wakakaka... Meski begitu doi tetap pengen jadiin hari ultah saya spesial meski dalam diam ~halah, dengan menraktir saya makan di resto Jepang yang katanya enaaa~ ehehee.. Di mana tuh? Ippeke Komachi Kelapa Gading, yang mana dari kapan tahu saya bilang kalau saya kangen sama MKG. Heyaa.. iyaa saya mah kalau sama mall suka kangen, gak kayak rang orang yang kagennya tuh plesiran ke gunung atau laut.

Next post mungkin saya mau review makan di Ippeke Komachi. Kalau sekarang saya mau lanjut posting tentang ultah dulu aja, yang mungkin akan masuk ke part yang lebih serius. 😏

Biasanya setiap ultah saya suka berkontemplasi. Merenungkan apa yang sudah dan belum tercapai. Apa yang sudah saya kerjakan, apa yang sudah saya bagi, pengalaman apa yang sudah saya dapat, apa kekurangan saya, dll.

Kalau dirangkum, sampai dengan umur 30 plus satu ini, hal yang sudah saya dapatkan rasanya tuh gak terhitung. Kalau disempitkan hanya di tahun 2018, setidaknya rejeki yang saya dapatkan diantaranya berupa fisik dan mental yang sehat, anak yang sehat kuat dan ceria, rejeki karir yang baik (finally setelah perjuangan yang melelahkan), teman-teman kerja yang semakin support, keluarga besar yang sehat, investasi yang akhirnya membuahkan hasil dan masih buaaaanyak lagi.

Yang intinya semua harus saya syukuri, meski kadang susah. Secara godaan demi godaan datang silih berganti. Godaan yang bikin selalu merasa kurang, tapi begitu dihitung-hitung ternyata gak cukup 2 tangan 2 kaki. Hikss....

So wise ya akhir dari tulisan ini, wkwk... Tapi ya gimanaa. Memang begitu seharusnya. Semoga di tahun 2019 ini apa-apa yang saya harapkan dapat tercapai dan diridhoi sama yang Maha Kuasa.

Doain yaa gaes....


Share
Tweet
Pin
Share
No Comments
Older Posts

About me




introvert, simple, cats lover, photograph
writing, sharing, reading & cooking enthusiast


INSTAGRAM

Follow Us

  • Twitter
  • Facebook
  • Instagram

Headline

Ealah, Kena Covid Juga Kan

Jika awal tahun 2020 dimulai dengan banjir air hujan, tahun 2021 kok yaa diawali dengan banjir air mata gara-gara Covid19. Sebuah awalan yan...

Categories

life in my opinion haloahza! traveling resep in my review lovelife #30harimenulis #icip2 motherhood nostalgia cerita umroh diary pregnancy Marriage cerita menyusui parenting random thought MyWeddingDay anniversary teknik industri obrolan wanita worklife

Blog Archive

  • ▼  2022 (2)
    • ▼  April 2022 (1)
      • Kemping Pertama di Hopeland Bogor
    • ►  March 2022 (1)
  • ►  2021 (10)
    • ►  November 2021 (1)
    • ►  October 2021 (1)
    • ►  August 2021 (1)
    • ►  May 2021 (1)
    • ►  April 2021 (1)
    • ►  March 2021 (2)
    • ►  January 2021 (3)
  • ►  2020 (8)
    • ►  December 2020 (1)
    • ►  May 2020 (2)
    • ►  March 2020 (2)
    • ►  February 2020 (3)
  • ►  2019 (23)
    • ►  December 2019 (1)
    • ►  November 2019 (2)
    • ►  September 2019 (2)
    • ►  August 2019 (3)
    • ►  July 2019 (1)
    • ►  June 2019 (1)
    • ►  May 2019 (2)
    • ►  April 2019 (2)
    • ►  March 2019 (1)
    • ►  February 2019 (6)
    • ►  January 2019 (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  December 2018 (9)
    • ►  November 2018 (8)
    • ►  October 2018 (1)
    • ►  September 2018 (2)
    • ►  August 2018 (1)
    • ►  July 2018 (1)
    • ►  June 2018 (1)
    • ►  May 2018 (7)
    • ►  April 2018 (3)
    • ►  March 2018 (1)
    • ►  February 2018 (2)
    • ►  January 2018 (1)
  • ►  2017 (8)
    • ►  December 2017 (1)
    • ►  September 2017 (2)
    • ►  February 2017 (2)
    • ►  January 2017 (3)
  • ►  2016 (65)
    • ►  December 2016 (1)
    • ►  November 2016 (1)
    • ►  October 2016 (4)
    • ►  September 2016 (7)
    • ►  August 2016 (4)
    • ►  July 2016 (3)
    • ►  June 2016 (11)
    • ►  May 2016 (5)
    • ►  April 2016 (8)
    • ►  March 2016 (7)
    • ►  February 2016 (6)
    • ►  January 2016 (8)
  • ►  2015 (26)
    • ►  December 2015 (8)
    • ►  November 2015 (1)
    • ►  October 2015 (4)
    • ►  September 2015 (2)
    • ►  August 2015 (4)
    • ►  April 2015 (3)
    • ►  March 2015 (1)
    • ►  January 2015 (3)
  • ►  2014 (38)
    • ►  December 2014 (2)
    • ►  October 2014 (1)
    • ►  July 2014 (1)
    • ►  June 2014 (5)
    • ►  May 2014 (6)
    • ►  April 2014 (8)
    • ►  March 2014 (4)
    • ►  February 2014 (6)
    • ►  January 2014 (5)
  • ►  2013 (26)
    • ►  December 2013 (3)
    • ►  November 2013 (2)
    • ►  October 2013 (2)
    • ►  September 2013 (4)
    • ►  August 2013 (1)
    • ►  July 2013 (1)
    • ►  June 2013 (2)
    • ►  May 2013 (4)
    • ►  April 2013 (2)
    • ►  March 2013 (2)
    • ►  February 2013 (2)
    • ►  January 2013 (1)
  • ►  2012 (13)
    • ►  December 2012 (3)
    • ►  November 2012 (7)
    • ►  October 2012 (2)
    • ►  July 2012 (1)
  • ►  2011 (1)
    • ►  January 2011 (1)
  • ►  2010 (6)
    • ►  December 2010 (5)
    • ►  April 2010 (1)
  • ►  2009 (5)
    • ►  April 2009 (2)
    • ►  February 2009 (1)
    • ►  January 2009 (2)
  • ►  2008 (33)
    • ►  December 2008 (6)
    • ►  November 2008 (2)
    • ►  September 2008 (3)
    • ►  August 2008 (3)
    • ►  June 2008 (2)
    • ►  May 2008 (2)
    • ►  April 2008 (4)
    • ►  March 2008 (2)
    • ►  February 2008 (1)
    • ►  January 2008 (8)
  • ►  2007 (38)
    • ►  December 2007 (4)
    • ►  November 2007 (1)
    • ►  October 2007 (8)
    • ►  September 2007 (12)
    • ►  August 2007 (7)
    • ►  June 2007 (1)
    • ►  May 2007 (5)
Copyright Tia Putri. Powered by Blogger.

#eatandcook

#eatandcook

#japantrip

#japantrip

Most Read

  • time capsule
    Medium Ugly – Adhitya Mulya (book review)
  • La Bellezza della Semplicita
    Casual Cursing and the Digital Mirror
  • mamarantau
    Merantau di Anjo, Aichi, Jepang
  • Life begins at 30…
    Liburan di Tokyo
  • carissavitri
    “Bu, Capek. Mau Sama Ibu Aja Selamanya”
  • Gembul Kecil Penuh Debu
    Mangut Iwak Wader ❤
  • Catatan Nyempil Kalau Lagi Ada Waktu
    Matilda's 6th Birthday Celebration
  • The Sun is Getting High, We're Moving on
    Lulus Cum Laude, Penting Gak Sih?
  • it's my point of view
    SGM Eksplor bersama Indomaret Dukung Pendidikan Anak Generasi Maju di Masa Pandemi
  • Talk about family, daily life, living, and us
    On Her Wedding Day
  • / besinikel
    1000 hari pertama Yaya, ngapain aja?
  • Masrafa.com
    Memilih Suplemen Dibantu Jovee
  • rocknroll mommy
    Makin Susah Cari Blogger
  • Jerapah Keriting
    Karena Harta yang Berharga adalah Foto Sekolah..
  • Afifa Ayu's Music Box ❤
    Update: My first baby publication!
  • Alfira Fitrananda
    When I’m Sick
  • Lafamilledewijaya
    Resik V Godokan Sirih : Buat Yang Pengen Alami Dan Praktis
  • rumahduapohon
    happy 7th anniversary mr. kumis!
  • santistory
    Manajemen Kulkas dan Belanja Mingguan
  • Mengumpulkan cerita yang terserak
    On this day, 8 Years Ago..
  • let the beast in!
  • Citraningrum
Show 5 Show All

Stats

Member of

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates