[JapanDay-3] I Left My Heart in Kyoto
Keinginan ke Kyoto muncul sejak Jepang menjadi salah satu negara impian saya. Di benak saya, Kyoto adalah kota yang cantik, menarik dan 'wajib' dikunjungi. Benar saja, pas beneran kesampaian kesana, saya sama sekali gak nyesel. Malah nagih super nagih pengen kesana lagi :). Tapi karena itenerary tour de Japan saya cukup banyak, di Kyoto-nya ya dicukup-cukupin cuma 1,5 hari saja. Sediih!
Kinkakuji 'Gold' Temple | Kyoto's photogenic icon |
Sejarahnya, dulu Kyoto adalah ibukota Jepang, kemudian dipindah ke Tokyo pada tahun 1869. Makanya di Kyoto terdapat peninggalan istana kerajaan yang disebut Istana Kekaisaran Kyoto di Kyoto Gyoen Park. Selain itu Kyoto juga menyimpan banyak situs bersejarah dan kuil-kuil cantik yang bisa dikunjungi wisatawan.
Memutuskan perjalanan dari Tokyo ke Kyoto hampir sama seperti pergi dari Jakarta ke Surabaya. Jauh ya? Dengan jarak tempuh yang lumayan jauh itu, alat transportasi yang bisa dipakai adalah kereta cepat dan bus malam (over night bus). Jika ditempuh dengan kereta cepat (Shinkansen atau bullet train) memakan waktu kurang lebih 2,5-3 jam, dengan biaya tiket per-orang 14 ribu yen atau 1,6 juta rupiah. Mahal ya, tetapi sangat worthy karena jarak sejauh itu bisa ditempuh dengan sangat cepat. Bayangkan dengan Jakarta-Surabaya yang harga tiketnya 500-700-ribu, tapi waktu perjalanan hampir 10 jam. Berbeda jika ditempuh dengan bus, Tokyo-Kyoto makan waktu kurang lebih 7 jam perjalanan, dengan harga yang bisa lebih dihemat.
Nah demi menghemat budget dan meng-efisiensikan waktu, kami pilih bus untuk perjalanan ke Kyoto dengan terminal pemberangkatan bus di area Tokyo Disney Resort, sekalian pagi-sorenya kami main-main di Disneysea. Bus berangkat jam 20.00 tepat dengan tutupnya area Disneysea. Jadinya kami cukup puas menjelajahi Disneysea tanpa terburu-buru mengejar keberangkatan ke Kyoto. Bandingkan jika naik kereta yang berangkatnya lebih awal sekitar jam 5-6 sore, pasti bakal bikin kami kayak diuber-uber setan ngejar kereta, terus sampe di Kyoto check-in hotelnya jadi nambah hari.Mahaal kakak. Hahaha.
Nah demi menghemat budget dan meng-efisiensikan waktu, kami pilih bus untuk perjalanan ke Kyoto dengan terminal pemberangkatan bus di area Tokyo Disney Resort, sekalian pagi-sorenya kami main-main di Disneysea. Bus berangkat jam 20.00 tepat dengan tutupnya area Disneysea. Jadinya kami cukup puas menjelajahi Disneysea tanpa terburu-buru mengejar keberangkatan ke Kyoto. Bandingkan jika naik kereta yang berangkatnya lebih awal sekitar jam 5-6 sore, pasti bakal bikin kami kayak diuber-uber setan ngejar kereta, terus sampe di Kyoto check-in hotelnya jadi nambah hari.Mahaal kakak. Hahaha.
Bus malam yang kami pilih adalah Willer Bus. Bus ciamik yang super duper eksekutif. Bis Rosalia Indah super eksekutif andalan aja kalah, apalagi Sinarjaya eksekutif, gak bisa dibandingin #ditendangsupirbis. Websitenya juga top markotop, web pesawat lewat deh kayaknya. Kuereen dan maksimal banget. Harga tiketnya juga maksimal loh jeng, antara 3-21ribu-an yen! alias kira-kira 300 ribu-2,1 juta rupiah sekali jalan, disesuaikan kelasnya. Jenis seat-nya ada banyak, mulai dari yang maskulin, standar , girly, sampai yang lucu dan imut2, bisa di cek dimari. Kelas bus dengan harga yang paling 'jos' adalah kelas Eksekutif "luxurious bus with only three seats on the floor" #disini mah eksekutif ya beneran eksekutif. Ada juga bus khusus buat wanita lo, tampilan seat-nya cuantek, imut bin kawai motif kembang-kembang warna warni, slogannya aja "A3 seats in a row laddies only bus to support your beauty", mantep deh buat cewek-cewek. Padahal yang namanya bus malem kan cuma buat numpang ngorok dan ngiler doang ye boo, ini malah di-support biar tetep cantik. hahaha. Jepang emang gila pol lah urusan customer satisfaction.
Nah bus yang kami pakai apa? karena si mas tidak terbiasa dan tidak suka naik bus untuk bepergian jarak jauh, jadi agar berasa nyaman tapi kantong tetep aman, kami pilih kelas medium “relax with extra space“ dengan harga per tiket 700 ribu yen sekali jalan. Pergi ke Kyoto dengan bus malem ini jadi poin plus banget buat yang gak mau nambah biaya penginepan kayak saya.
Nah bus yang kami pakai apa? karena si mas tidak terbiasa dan tidak suka naik bus untuk bepergian jarak jauh, jadi agar berasa nyaman tapi kantong tetep aman, kami pilih kelas medium “relax with extra space“ dengan harga per tiket 700 ribu yen sekali jalan. Pergi ke Kyoto dengan bus malem ini jadi poin plus banget buat yang gak mau nambah biaya penginepan kayak saya.
Penampakan willer bus yang kami pesan. Jos kan? ref : just-japan | melissa | easydistance |
Jam 5 pagi sampailah kami di kota kesayangan, Kyoto. Bus berhenti tepat di depan Kyoto Station. Karena masih kepagian, kami belum bisa checkin hotel dan tentunya juga belum bisa mandi. Tapi kami diperbolehkan nitip koper dulu sampai waktu checkin buka. Biar agak wangi dikit, kami numpang bebersih di toilet Lawson sekalian beli sarapan. Selanjutnya, mari menikmati jalan-jalan di Kyoto diawali dengan muka kuyu bantal!
Itenary kami di Kyoto selama 1,5 hari diantaranya adalah Kinkakuji, Ginkakuji, Fushimi Inari temple, Kiyomizudera dan Gion district. Sayang sekali waktu itu, cuaca sedang kurang cerah dan hujan gak berenti-berenti. Alhasil itenary-nya ga jalan 100%. Yang tereliminasi adalah Kiyomizudera, padahal konon katanya ini yang paling bagus buat dikunjungi. Lain waktu kita jumpa lah ya.. :((. Oiya selama jalan-jalan, kami mengandalkan bus antar kota di Kyoto. Kami membeli tiket untuk satu hari penuh (1-day pass ticket) sebesar 500 yen per-orang. Tiket bisa dibeli langsung di terminal bus yang posisinya satu lokasi dengan stasiun Kyoto. Tiket ini lumayan bikin irit, karena kami bisa turun naik bus, transit atau gonta ganti bus tanpa membayar lagi. Selama jalan di Kyoto kami juga gak lepas dari peta, biar jalan-jalan lebih lancar. Secara kalau gak pake peta dan gak ngikutin petunjuk jadi agak bingung, karena jurusan busnya banyak dan macem-macem.
Selama 2 hari di Kyoto, kami menginap di APA Hotel Eki-Horikawadori. Posisinya sangat dekat (sekitar 6 menit jalan kaki) dengan stasiun Kyoto. Stasiun Kyoto adalah pusat transportasi di Kyoto yang terintegrasi dengan terminal bus, mall, hotel, area perbelanjaan, dan perkantoran. APA Hotel kami pilih karena ratingnya cukup bagus di agoda.com, walaupun ternyata kamarnya sempit banget sih, sampai-sampai pas solat mesti miring2 gitu :). Untuk tarif permalamnya juga masih masuk budget. Jadi berasa untung banget dapat penginapan yang posisi dan harganya oke.
Berikut 'oleh-oleh' honeymoon travelling kami di Kyoto:
1. Kinkakuji Temple
Kuil paling cantik buat di foto dari segala arah. Fotogenik banget. Sebelum masuk area kami bertemu dengan sekumpulan siswa yang mau wisata juga, jadi kebayang Nobita. hehe. Setelah puas berkeliling dan foto-foto kami jajan es krim matca (teh hijau) yang rasanya enak dan unik.
Hal yang menarik di kuil perak ini adalah kawasannya yang hijau dan sejuk. Posisi kuil ini ada diatas bukit. Jadi setelah turun dari bus, kita mesti nanjak bukit dulu untuk menuju kesana. Puegel? Gak terlalu sih, karena sepanjang jalanannya banyak toko-toko souvenir yang menyejukkan mata #kedipinsimas. Sampai di area kuil kita akan disuguhi lorong labirin yang dindingnya full dengan tanaman hijau. Cantik deh. Masuk ke dalam area selain ada objek utama - si Kuil Perak- kita akan menemukan gunungan pasir namanya Kogetsudai. Gunungan pasir itu melambangkan Gunung Fuji yang suci menurut kepercayaan disitu.
ticket, me & Ginkakuji green labirin wall |
3. Gion District
Tujuan kami ke Gion awalnya adalah pengen jalan-jalan dan foto-foto bersama Maiko- gadis penari tradisional Jepang yang dandanannya khas. Sempet ketemu sih, tapi karena hari hujan kami tidak bisa berfoto dengan mereka, sepertinya mereka juga sedang buru-buru. Jadinya kami cuma jalan menyusuri seputaran jalanan Gion sambil menikmati ramenya orang lalu lalang ditengah hujan dan meriahnya lampion. Tak lupa kami mampir ke kuil Gion yang warnanya sangat menggairahkan untuk dijepret, oranye gonjreng :). Lokasinya persis di depan pertigaan besar Gion District.
maiko & me
Kuil yang paling saya suka setelah Kinkakuji, karena paling bagus buat foto narsis- :p. Ternyata Fushimi Inari sering untuk syuting film dan acara-acara di TV. Kuil ini memiliki simbol rubah merah, makanya di area kuil ada patung rubah ukuran gede
gitu. Boneka rubah-rubahan juga banyak dijual disini, tertarik sih,
tapi mahal, gak jadi beli deh x). Yang membuat saya tertarik dengan kuil ini adalah 1000 tori gate-nya atau tiang-tiang orange yang berderet-deret membentuk semacam jempatan atau goa. Rasanya gak afdol kalau gak berfoto di Tori gate jika berkunjung ke kuil ini :D.
Fushimi inari jadi itenerary terakhir kami di Kyoto. Karena hari sudah sangat siang, sedangkan kami masih ada rencana ke Universal Studio yang
ada di Osaka hari itu juga. Jadi biar kebagian waktu sampai Universal Studio, main-main ke Kyoto-nya udahan deh #hiks.
Ref foto : koleksi pribadi, kecuali yang mencantumkan link di caption-nya
Next : Osaka Universal Studio, Asakusa & Ueno
\\
0 Comments
Thankyou very much for dropping by. Tapi maaf saya moderasi ya, untuk menghindari spam dan komen dg link hidup. Bila waktunya luang pasti akan saya balas dan kunjungi balik blog kalian :)