Emm... sebelumnya sudah pada tahu Cikarang kan? Kampung sih dulunya, tapi jangan sombong, karena orang-orang Jabodetabek kalau mau mudik ke timur pasti bakal melewati Cikarang. Gitu sih kata temen saya yang asli orang Cikarang. Haha. Yang masih belum ngerti Cikarang dimana, sok buka google map-nya dan ketik amin Cikarang, pasti bakal langsung nemu.
Untung saya orangnya betahan dan mudah
beradaptasi. Makanya gak heran jika ortu berani melepas saya tinggal sendiri
sejak umur 12 tahun. Tapi tenang itu bukan dibuang kok, tapi diusir, ahahaaa...
Bukan..bukan, lebih tepatnya karena keinginan saya sendiri yang pengen sekolah
di luar kota.
Hari gajian adalah hari yang menyenangkan. Seperti yang saya pernah tulis disini. Yang awalnya merengut manyun gak jelas, begitu tahu kalau hari itu tanggal 25-an bisa aja tiba-tiba sumringah. Lihat pemandangan berasa seger, lihat staf penggajian berasa lebih cakep, lihat kerjaan berasa ehm... enteng. Hahaha... yakin lo?? Apalagi menjelang jam-jam 10 pagi, dering pemberitahuan hape pengennya dipasang lebih keras biar kedenger itu makcenting-nya. Lebay sih... iya lebay. Tapi nyatanya memang hari gajian itu hari dimana kebahagiaan seorang karyawan naik beberapa derajat kan?
Sayangnya, Saudara, kebahagiaan hari gajian biasanya hanya bertahan beberapa waktu saja. Katanya sih gajiannya sembilan koma, alias tanggal sembilan udah koma. Hahaa. Berapa hari tuh? Yaah, sekitar 2 mingguan lah. Karena apa? Salah satunya karena disedot setoran KPR yang gak kelar-kelar. Sepertiga gaji itu lumayan loh, apalagi kalau sudah tak single lagi. Karena masih banyak kebutuhan lain yang mesti dipenuhi. Makanya sebisa mungkin KPR segera dilunasi saja, biar bisa utang lagi beban pengeluaran terkurangi.
Lunasin KPR cepet? Hah? Serius loh? Kan itu butuh dana buanyaaak bangets. Dari mana atuhlah duitnya, nanem pohon duit gitu?
Yayaya... saya dulu juga mikirnya gitu. Meskipun sejak awal akad kredit sudah ber-azzam *eaaa* untuk melunasi KPR secepat mungkin, maksimal 5 tahun setelah akad. Dan alhamdulillah, ternyata 3 tahun kemudian sertifikat rumah bisa saya tarik dari bank, yang artinya KPR saya dinyatakan lunas. Caranya gimana?
.
.
.
Jadi begini, kebetulan saya beli rumah pas harganya masih masuk akal dan sesuai dengan budget. Padahal lokasinya cukup strategis, cuma 5 km baik dari pintu tol Bekasi Timur maupun dari pintu tol Grand Wisata (10 menit via motor kecepatan sedang). Angkot dan ojek online pun selalu standby meski gak 24 jam. Dari harga yang ada, saya bisa DP sekitar 30%, sehingga di KPR-kan sejumlah 70%. Kemudian, dari 70% itu saya dapat promo pembayaran flat selama setahun. Tahun kedua dan seterusnya pembayaran bersifat fluktuatif. Nah bagian yang fluktuatif inilah yang bikin saya dan suami bertekad bener-bener untuk cepet kelar biar gak makin berat ngebayarnya. Walaupun kata orang, pendapatan setiap tahun bakal naik, tapi kaan siapa yang jamin? Siapa tahu diantara saya dan suami ada yang pengen pensiun dini dan gak kerja kantoran lagi.... Bisa berabe kalau cicilan makin bengkak kan, sementara pendapatan tidak sama dengan sebelumnya.
Oleh karena itu, memasuki tahun kedua saya hitung-hitung banget tuh bonus akhir tahun, cukup gak nih buat nutup KPR. Eh ternyata belum cukup dong, karena ada kebutuhan yang lebih urgent, yaitu renovasi rumah agar lebih layak huni. Maklum selama hampir 2 tahun rumah gak ditempati karena suami tinggal di Jepang. Mau nempati sendiri juga saya ogah karena perumahannya masih sepi waktu itu, belum banyak penghuni. Yasudah akhirnya ditinggal begitu saja, dengan sekali waktu ditengok untuk dibersihkan.
Selama renovasi mau gak mau saya mesti bayar cicilan rumah dengan jumlah yang sudah ter-upgrade karena kenaikan bunga bank. Sedihnya, naik sampai dengan 17%. Berasa banget! Tapi mau gimana lagi kan, yang penting rumah siap huni dengan kondisi yang lebih baik. Dihitung-hitung dalam waktu satu tahun saya bayar cicilan lebih mahal. Selesai renovasi baru saya dan suami mikir lagi untuk menutup KPR, gak mau kena bunga makin gede lagi.
Awal tahun ke-3, ngitung bonus lagi tuh. Hasilnya ternyata lumayan bisa lah nutup 75% dari sisa pinjaman. 25% sisanya dari mana lagi ya? Cari-cari-cari, kok pas banget saya sudah bisa ambil pinjaman dari koperasi kantor. Kebetulan ada program softloan yang memberikan pinjaman selama 3-4 tahun dengan cicilan tetap dan tentu saja jauh lebih ringan. Dan enaknya urusan pembayaran langsung potong gaji, jadi gak ribet. Makanya saya langsung ambil penawaran itu, mayan kaan daripada pinjem ke orang lain - yang mana saya paling anti pinjem duit ke orang pribadi.
Setelah semua dikumpulkan, saya dan suami pergi ke bank, urus ini itu dalam satu hari. Alhamdulillah akhirnya masuk kantong juga tuh sertifikat rumah. Pun sudah dibalik nama menjadi SHM. Leganyaaa bukan main, meski gaji mah tetep kepotong sama pinjeman koperasi ya. Hahaha... tapi kan gak seberat potongan bank plus gak ada pengembalian apa-apa.
Jadi kalau dirangkum seperti ini:
Juli 2012 - Beli rumah, bayar booking fee, pembangunan rumah dimulai
Agustus 2013 - (setelah setahun) Baru disuruh bayar DP 30% padahal itu rumah udah jadi loh, ajaib tuh developer. Haha.
Sept 2013 - Sept 2014 - Cicilan KPR tetap
Sept 2014 - Nov 2015 - Cicilan KPR floating 17%
Dec 2015 - KPR completed 100% -- yeay!
.
.
.
Dec 2016 - KPR again? Hahaha ngarep yee.... emang bayar pake daon! Sini mah maunya lunas tanpa syarat *ngelunjak*
Kesimpulannya ternyata bisa toh ngelunasin KPR dalam jangka waktu tiga tahun, padahal masa kerja kami baru 4 tahun waktu itu. Kalau boleh saya share trik dan tipsnya ya begini:
- Cari rumah yang sesuai budget, jangan maksain diri sendiri beli rumah yang harganya melampaui kemampuan. Meski begitu tetap harus cek kualitasnya ya.
- Kalau bisa DP diperbesar biar KPR gak banyak-banyak amat
- Bertekad kuat untuk segera lepas dari KPR
- Cermat dalam menghitung pendapatan dan pengeluaran
- Pilih-pilih pengeluaran berdasarkan prioritas
- Hemat-hemat-hemat dan nabung-nabung-nabung khusus untuk pelunasan rumah --> klise sih, tapi it's work for me. Untuk tujuan pelunasan cepat ini saya memang lebih memilih nabung dibandingkan investasi, karena target yang pendek. Sementara investasi butuh waktu panjang, kalau cuma 5 tahun belum berasa apa-apa penambahannya, berdasarkan pengalaman saya sih begitu. Mungkin beda dengan yang lain.
- Kalau masih kurang, cari pinjaman yang ketentuannya lebih ringan dibanding bank
- Segera lunasi jika memiliki uang lebih dan cukup. Misal dengan memanfaatkan bonus tahunan/ komisi/ insentif/ dan lain-lain.
Gitu deh ceritanya, semoga bermanfaat buat teman-teman yang juga ingin segera melunasi KPR. Kali aja samaan metodenya. Atau kalau ada yang punya pengalaman lain silakan loh ya, sharing di kolom komen dibawah ini :)
\\
\\
[latepost]
: kisah lama yang baru mau akan diceritakan sekarang
Postingan
kali ini adalah cerita latepost. Seharusnya saya posting bulan Mei lalu. Tapi
maju mundur terus karena ragu. Ragu jika nanti ada yang berprasangka. Huhu.
Iya, saya sesentimentil itu ketika mau berbagi cerita-cerita yang privat
sentris seperti ini. Padahal ini mah blog ane suka-suka ane mau cerita apa.
Hingga kemudian saya menemukan postingan artis di Instagram dengan
tajuk “Proud Sister”. Ternyata yaa gak ‘haram‘ lah
ya mengungkapkan rasa bangga dalam balutan syukur akan keberhasilan saudara
sendiri, apalagi saudara kandung. Tetiba saya jadi semangat mengulik
kembali tulisan saya yang ini.
....
[23 Mei 2016]
Ketika
menulis ini rasanya masih merinding. Masih euforia ditambah belum begitu move on dari liburan long
weekend kemarin. Padahal bisa dibilang rencana liburan saya
berubah total, bisa dibilang malah gak jadi refreshing
dalam bentuk plesiran. Tapi untungnya
semua seakan dibayar lunas dengan endingnya yang luar biasa.
Senin dua minggu yang lalu,
9 Mei 2016, saya sudah berada di dalam kereta menuju ke Jakarta. Tanda libur telah usai. Sepanjang jalan saya memilih untuk tidur, nyicil istirahat karena
besoknya harus kerja. Fisik emang
gak bisa bohong, capek sekali. Karena sejak hari pertama menginjakkan kaki di rumah, saya mesti ikut meramaikan beberapa
agenda yang cukup padat. Nganterin -nemenin- Kunis ikut persiapan
dan acara wisudaan, dan bantu2 Bapak menerima tamu siswa2nya yang juga mau lulusan. Farewell party ceritanya, karena bapak sudah jadi wali kelas
mereka selama 3 tahun penuh.
Di dalam kereta, saya tidur-tidur ayam sampai jam 12-an siang. Bolak balik kebangun karena gak nyaman -kaki gak bisa
selonjoran sesuka hati karena bangku yang sempit. Namanya juga tidur di
kereta ya. Rasa gak nyaman itu sebenernya juga gara-gara saya tahu kalau hari itu bertepatan dengan pengumuman ujian masuk perguruan tinggi
yang diikuti Kunis. Tadinya saya pikir dengan tidur saya akan
lebih santai, eh ternyata
gak juga. Tapi saya tetap sabar menahan diri untuk gak buka webnya sampai jam 1
teng, waktu pengumuman dimulai. Soalnya saya yakin pasti
servernya down. Sambil menunggu waktu yang tepat, saya pilih makan dan ngobrol dengan si mas saja. Kasian dari tadi ditinggal bubu cantik oleh istrinya yang galau. Hehehe.
Lepas jam 1 rasanya kok gak ngantuk lagi. Malah jadi penasaran dengan pengumuman tsb. Akhirnya saya cari-cari juga akun si Kunis, terus nyoba buka situsnya, dan taraaaa!
Server beneran down dong. Refresh bolak balik sami mawon. Meski begitu saya gak berniat nanya-nanya si Kunis atau Ibuk,
karena pasti mereka lagi
rempong ngrefresh tab juga. Hihii...
Menunggu.... menunggu... hingga akhirnya saya bosan. Capek ah reload2 melulu.
Sebenernya si Mas dari tadi udah menyarankan buat nanya ke Kunis atau Ibu langsung. Tapi saya ngeyel pengen buka sendiri. Berhubung eror terus jadinya saya nyerah juga. Lalu saya layangkan wa ke ibuk, sambil dagdigdug menunggu jawabannya.
Menunggu.... menunggu... hingga akhirnya saya bosan. Capek ah reload2 melulu.
Sebenernya si Mas dari tadi udah menyarankan buat nanya ke Kunis atau Ibu langsung. Tapi saya ngeyel pengen buka sendiri. Berhubung eror terus jadinya saya nyerah juga. Lalu saya layangkan wa ke ibuk, sambil dagdigdug menunggu jawabannya.
Centing!
Hp saya bunyi. Ih ibuk ni pasti. Begitu kata pertamanya "Alhamdulillah, Anis keterima.... zadazadazada…"
widiih, saya langsung lemes, tapi seneng.
Yeaay! Si kunis, keterima SNMPTN-nya!
Dan UNS, kampus kesayangan (saya),
will be her campus too.
[Kunis]
Namanya Kunis, bukan nama samaran. Hanya salah satu nama panggilan
yang kami
berikan dengan ngasal
saja. Hehe.
Kiri: Kunis jaman ikut karnaval kayaknya, kostumnya auk pinjem dimana
Kanan: Foto bertiga, Kunis paling kiri. Foto sengaja diedit karena jadi testimoni olshop gamis batik :D
Umurnya 17 tahun. Dia lahir saat saya masih kelas 4 SD. Sejak kecil, dia kami anggap
memiliki kemampuan diatas rata2. Rata2 dari kami berdua maksudnya, alias saya dan Itul, adek nomor 2. Saya dan Itul bisa dibilang cuma jago kandang. Tapi tidak dengan Kunis. Setelah menembus panggung SD, prestasinya terus melesat di
bangku SMP hingga SMA, yang mana
SMP SMA- nya merupakan sekolah favorit. Prestasinya pun bukan hanya bidang akademik, tapi juga pada bidang non
akademik seperti lukis, kaligrafi, menulis dll. Itul pernah menuliskannya juga disini.
Hanya satu kesamaan kami: sama-sama gak bisa olahraga. Haha. Sebenernya termasuk gak bisa nyanyi juga sih, cuma dia bisa main alat musik macem biola, organ, dan seruling, karena lebih berani mencoba dibanding saya dan Itul. Bagian ini memberikan insight buat saya bahwa apa yang sebelumnya dirasa tidak bisa, ternyata bisa dilakukan asal ada rasa ingin tahu yang besar serta kemauan yang kuat untuk berusaha *haseek*
Hanya satu kesamaan kami: sama-sama gak bisa olahraga. Haha. Sebenernya termasuk gak bisa nyanyi juga sih, cuma dia bisa main alat musik macem biola, organ, dan seruling, karena lebih berani mencoba dibanding saya dan Itul. Bagian ini memberikan insight buat saya bahwa apa yang sebelumnya dirasa tidak bisa, ternyata bisa dilakukan asal ada rasa ingin tahu yang besar serta kemauan yang kuat untuk berusaha *haseek*
Sekarang, gak terasa sudah saatnya Kunis masuk jenjang kuliah. Time flies, padahal 2 tahun yang lalu baru ribet daftar SMA. Jurusan yang akhirnya diambil pun gak main2 menurut saya, Pendidikan Dokter, setelah sebelumnya bergalau-galau ria. "Yang penting banyak biologi dan kimia2anya", begitu jawabnya setiap ditanya pengen kuliah apa. Ya, passion Kunis memang di dua mapel itu. Dan saya tahu, Kunis mengambil jurusan tsb bukan untuk gaya-gayaan, gengsi atau sekedar memanfaatkan nilai-nilainya sewaktu sekolah. Bahkan mimpinya tsb sudah dia cantumkan pada tembok kamar kosnya entah sejak kapan, mungkin sejak pertama kali mendapat status siswa SMA. Beda dengan saya dulu, yang waktu memilih jurusan belum ketemu passion-nya apa. Apalagi pas ngisi formulir sambil sesenggukan karena sebal kehabisan kuota PMDK di kampus kuning - Universitas Impian. Hiks.
So, Kunis...
This
achievement is also the begining. Baru awalan. Tapi selamat ya,
bakal jadi alumni UNS juga. Eike jadi ada alesan buat main2 ke Solo lagi. Hahay. Terus jangan kaget pas ke
kampus, bangunannya emang belum sebagus the top 5, tapi percayalah UNS terus
berbenah kok. Nyatanya dalam 6 tahun terakhir kampus makin bagus, banyak
bangunan yg direnovasi, banyak
prestasi yang sudah ditorehkan. Kalau ada bagian2 yang masih ya
gitu deh, harap maklum yaa :D. Nanti juga dibenerin.
"Pas kuliah nanti tetep semangat, pantang menyerah dan fokus pada
cita-cita.
Kata orang kuliahnya memang gak gampang, tapi nyatanya banyak yang bisa melaluinya
dengan lancar dan gemilang.
Semoga lancar semua2nya dan ketemu banyak temen yang baik2. Lulus jadi dokter yang humanis dan rendah hati.
Selain kuliah, ikut aja kegiatan ekstrakurikuler, buat nambah pengalaman juga ngurangi bosen belajar melulu. Pilih ekskul yang relevan sama studi, mengasyikan, gak nyita banyak waktu, fisik dan pikiran. Dan pssst…. gak usah ikut ekskul yang berbau-bau politik ya.
Nah mumpung masih ada waktu, ayo latihan numpak motor, biar lebih praktis wara wiri. Tapi kalau mau numpak pit onthel, sing jaremu kayane asyik ya gak apa-apa. Malah sehat dan seger…”
Selain kuliah, ikut aja kegiatan ekstrakurikuler, buat nambah pengalaman juga ngurangi bosen belajar melulu. Pilih ekskul yang relevan sama studi, mengasyikan, gak nyita banyak waktu, fisik dan pikiran. Dan pssst…. gak usah ikut ekskul yang berbau-bau politik ya.
Nah mumpung masih ada waktu, ayo latihan numpak motor, biar lebih praktis wara wiri. Tapi kalau mau numpak pit onthel, sing jaremu kayane asyik ya gak apa-apa. Malah sehat dan seger…”
....
Udah kayak emak2 belum
pesennya? Kalau ibuk punya blog pasti
pengen nulis beginian. Hihi.
Kira2 begitulah akhir cerita dari liburan long wikend saya
kemaren. Tadinya saya pengen banget keliling tempat wisata hits di
Kebumen/Purworejo yang bertebaran di instagram dan facebook. Tapi sampai rumah
rencana tinggalah rencana, karena
saya langsung dibooking bapak ibuk untuk mengawal si bungsu. Hahaha...
…….
[latepost story . closed]
"Ya Allah, semoga hari ini menyenangkan...."
Di atas adalah salah satu penggalan doa yang saya panjatkan setiap pagi, setiap kali akan berangkat ke kantor. Doa tsb selalu saya sisipkan diantara doa keselamatan dan kelancaran dalam bekerja. Karena bagaimanapun saat ini kantor masih menjadi rumah ke-3 saya untuk mengembangkan diri, memenuhi kebutuhan aktualisasi sembari menambah relasi. Jadi saya mengharap banget agar setiap hari ada hal-hal yang menyenangkan di kantor biar tetap semangat. Dan jika dikabulkan, rasanya puas sekali, seakan terbayar lunas niatan hati untuk memberikan yang terbaik di tempat kerja.
Kata orang, kebahagiaan itu tak melulu sesuatu yang besar, makanya yang saya minta pun gak semuanya muluk-muluk. Yang penting hati riang gembira. Hati yang gembira kan memancarkan energi positif tuh, nah itu yang penting biar ketika pulang tetap semangat mengerjakan pekerjaan rumah setelah setengah hari tertunda.
Buat saya ada beberapa hal yang bikin hati senang disaat kerja. Yang pertama tentu saja hari gajian. Yeeeeaayyy!! Siapa sih yang gak hepi saat hari gajian tiba? Saya yakin gak ada yang angkat tangan. Masa ada yang bete sih saat tetiba uang segar mengalir ke rekening? Apalagi kalau gak punya utang, gajian bakal lebih awet tuh. Hahaha.... Dan kayaknya gak perlu penjelasan panjang lebar ya kenapa gajian bikin level kebahagiaan orang naik beberapa tingkat.
Yang kedua, saat semua pekerjaan tuntas dalam sehari. Sayangnya yang ini jarang-jarang terjadi. Karena pasti adaaa aja 'angin ribut' yang mengganggu saat bekerja. Misalnya meeting yang molor, telepon gak berhenti-berhenti, kerjaan dadakan tapi mendesak, tugas keluar kantor dan lain-lain. Padahal dari rumah udah rencana mau ngerjain ini itu, udah bikin to do list-nya pula. Nah sekalinya bisa tergarap semua, rasanya plong ya, bakal bisa pulang tepat waktu dengan senyum kemenangan deh.
Lanjut yang ketiga. Semua orang di kantor pasti pernah dong nge-lead meeting? Menurutmu apa tantangan terbesar saat mengadakan meeting? Hayoo apaa?? Kalau saya adalah saat mengundang orang untuk hadir. Tantangan ini yang menurut saya masih misteri sampai sekarang. Kenapa? karena entah kenapa meeting sepenting apapun ada aja yang gak bisa meluangkan waktunya barang sebentar. Padahal undangan sudah dikirim jauh-jauh hari. Hingga beberapa menit sebelum meeting dimulai pun pasti ada aja yang gak nongol-nongol. Gondok sih, soalnya kalau gak tercapai kuorum bikin susah ambil keputusan. Jadinya mau gak mau saya sebagai si pembuat meeting harus telepon lagi satu-per-satu orang yang diundang. Wa/sms juga kalau perlu. Makanya kalau saat ngadain meeting semua peserta datang tepat waktu, poin kebahagiaan yang ketiga tercapai tuh. Rasanya legaaa sekali. Ditambah kalau meetingnya menghasilkan, alias gak cuma ngobrol-ngobrol doang. Double bahagiaaa!
Yang keempat tentang orang, secara kantor kan isinya banyak orang ya, karakternya pun macem-macem. Ada yang baik banget, baik, biasa, gak baik, dan rese. Tentu saja agar mood tetap terjaga pengennya ketemu sama yang baik dan baik banget dong. Tapi kenyataanya kan gak gitu, pasti ada kalanya kita dapat giliran ketemu yang gak baik atau yang rese. Kalau udah gitu, saya tambahin doa aja deh biar emosi aman terkendali, jangan sampai bocor dan jadi bete, takut kerjaan kebawa-bawa jadi gak beres. Hahaha... Nah tipe-tipe orang yang bikin hati nyut-nyutan itu menurut saya adalah yang gak bisa kerjasama, yang suka ngambil kerjaan orang lain padahal udah punya kerjaan sendiri, yang judes, sok yes, suka bisik-bisik ngegosip tapi kalau ditanyain jawabnya ngeselin seolah hanya mereka yang boleh tahu, orang yang tetiba ngilang kalau lagi diperlukan, cem-macem deh, banyak. Haha...
Untuk poin kelima sederhana aja sih yaitu saat saya dapat temen yang ngajak makan siang bersama. Makan siang di kantor boleh, makan diluar ya ayuk, mau bangets. Hehe, untuk ini saya gak mau jelasin lebih banyak lah ya. Intinya seneng aja saat nerima pesan masuk "yuk makan siang bareng".
The last but not the least, kebahagiaan saat bekerja salah satunya diawali dengan sampai kantor tepat pada waktunya alias gak telat. Kalau datengnya masih pagi dan bel masuk belum bunyi, kitanya gak bakal kemrungsung, bisa absen dengan santai, bisa sarapan dengan tenang, dan gak tengsin saat ketemu orang, even itu satpam dan cleaning service. Iya lho, saya mah emang masih gitu orangnya, belum bisa woles kalau sampai kantor kesiangan. Karena dari kecil kalau telat itu bawaannya malu. Apalagi jaman sekolah, gak mau banget sampai telat karena hukumannya nunggu di depan gerbang sekolah sampai beberapa menit untuk ditanya-tanya guru BP plus dikasih poin. Makanya kebawa sampai sekarang kalau telat alamaak malunya, meski hukumannya gak ada. Lebih tengsin lagi kalau telatnya bareng bos besar macem direktur. Padahal mah sama-sama telat ya, tapi tatapan beliau bikin diri ini mengkeret qaqa! Dan sialnya kalau si bapaknya iseng nanya "kamu rumahnya dimana??" Lah, di Bekasi Pak, samaan kayak bapak, bukannya?? (jawab dalam hati sih, kalau di mulut mah cuma nyengir kuda aja, wakakakakk).
Gitu deh, kira-kira hal-hal kecil yang bikin hati senang saat bekerja. Kalau kamu apa aja? Share dong dimari....
Cheers,
Huft...
Ngapunten, diawali dengan mengeluh. Abisnya gimana ya saya sudah lama pengen cerita sebenernya, dan sudah ditahan-tahan, akhirnya jebol juga. Gmz begete soalnya sis.
Ngapunten, diawali dengan mengeluh. Abisnya gimana ya saya sudah lama pengen cerita sebenernya, dan sudah ditahan-tahan, akhirnya jebol juga. Gmz begete soalnya sis.
Iya saya bete sekali, dengan hal-hal yang berbau double standard. Gak konsisten. Emm... lebih jelasnya gini deh, pernah gak manteman merasa kenapa giliran kita yang ngomong, kita yang melakukan, kita yang gerak kok jadi salah? Sebaliknya kalau yang ngomong orang tertentu selalu di-oke-in alias dianggap benar, baik-baik saja, ya minimal dianggap maklum.
Halo teman-teman sekalian, kali ini saya mau bikin postingan kilat nih, demi mengisi tanggal muda hari-hari pertama di bulan September, biar ndak anjlok banget trend ngeblognya. Abisnya miris sendiri lihat trend postingan, bulan Juli dan Agustus jelek banget, padahal Juni bisa tembus 11 post loh, rekor! Makanya sempet optimis bisa semangat, eh ternyata loyo lagi. Hahaha... Padahal aslinya mah saya punya bahan buanyaaak banget, foto-foto pun segudang, terutama foto makanan alias kulineran. Tapi ya gitu deh, penyakit malas sering melanda. Yuuk lanjut biar gak kepanjangan intro.
gambar: steemit.com