Akhirnya Ahzo Mengucapkan Sepatah Kata

by - Friday, November 02, 2018

Yeaayy!

Rasanya tentu lega. Legaa sekali. Mengingat beberapa waktu yang lalu saya sempat deg-deg-an menanti satu dua kata meluncur dari bibirnya yang imut itu. Udah umur 16 bulan kok gak muncul-muncul. Meskipun waktu umur 7 bulan-an Ahza pernah bisa ngomong 'nenen' setiap kali mau menyusu, tapi kemudian kata itu gak terdengar lagi sejak umur 9 bulan-an tergantikan oleh babbling atau ngoceh tanpa makna. Sementara kalau saya baca-baca di panduan, seharusnya usia 15 bulan mulai bisa minimal 1 atau 2 kata yang berarti dan redflag-nya di umur 18 bulan. Kalau 2 tahun belum juga ada perkembangan mau gak mau ya harus ada tindak lanjut.


Saya tahu tiap anak beda-beda perkembangannya. Dan no need to worry sebenernya. Cuma entah kenapa saya ini orangnya emang overthinking. Apalagi saya masih ada pe-er dengan berat badan Ahza. Takut juga kalau nambah pe-er lagi... huhuuu.. ku tak mau dihantui berbagai perasaan yang tidak-tidak soalnyaa 😭

Hingga suatu hari, saya nyanyi "Satu-satu Ahza sayang..." tahu-tahu Ahza menyahut dengan kata.... "pa-pa", saya lanjutkan lagi masih disahut "pa-paaa"...


OOH mama so speechless. Disaat ada meme atau lelucon tentang perasaan ibu yang bersedih atau kecewa atau apalah itu saat kata pertama yang keluar dari bibir anaknya bukan "Mama" bertebaran di lini masa (yang sayangnya saya cari kok gak nemu2, padahal lagi butuh), saya malah bodo amat. Ahza bisa ngucap kata apapun aja udah bikin sueneeng! Gak pengen kehilangan momen, saya langsung ambil hape dan rekam *maklum kelakuan buibu mileneal, hehe*

Ngomong-ngomong tentang perkembangan anak seusia Ahza, saya dapat informasi dari beberapa sumber diantaranya dari buku What to Expect, website Ibupedia, aplikasi Primaku milik IDAI, dll. Yang paling saya suka adalah aplikasi Primaku, karena ada simulasi dan kesimpulan. Hanya saja  aplikasi tsb tidak bisa menyimpan data history, sehingga setiap kali mau cek harus input data ulang. Wasting time jadinya...

Sumber-sumber informasi tsb menyebutkan bahwa secara umum anak usia 15 bulan harus bisa:
  • Berdiri sendiri tanpa berpegangan
  • Membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali
  • Memanggil ayah dengan kata ”papa” dan memanggil ibu dengan kata ”mama”
  • Menumpuk 2 kubus
  • Memasukkan kubus di kotak
  • Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis / merengek, anak bisa mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik tangan ibu
  • Memperlihatkan rasa cemburu / bersaing
  • Berjalan mundur 5 langkah

Dari beberapa indikator diatas, mulanya tidak bisa tercentang semua. Poin no -3 yang memanggil kata ~ papa tertunda hingga Ahza umur 16 bulan lebih. Kemudian baru bisa menyebut ~ mama di bulan berikutnya. 

Sebelum mencapai perkembangan-perkembangan itu, saya bertanya kepada beberapa teman yang sudah lebih 'senior' dalam hal punya anak. Ada teman yang anaknya harus terapi, ada juga yang tidak. Tapi most of them menyarankan saya untuk cek, toh tidak ada salahnya untuk tahu lebih dini. Maka jadilah saya memutuskan untuk mengantar Ahza ke klinik tumbuh kembang. Saya pilih klinik Lalita di Summarecon Bekasi, yang ternyata satu grup dengan Rumah Vaksin milik dr Piprim, SpA. Saya bertemu dengan dokter anak sub spesialis tumbuh kembang, dr Rini Sekartini, SpA (K). Dokternya ramah dan nyaman saat berdiskusi. Saya ceritakan tentang kekuatiran saya. Saya juga nanya nih, saya termasuk kecepetan konsul atau normal saja. Dokternya tentu saja bilang that's normal untuk orang tua baru, setidaknya sekalian untuk evaluasi dan persiapan stimulasi selanjutnya... ~bisa aja deh, dok. hehe...

Dari hasil konsultasi, stimulasi bicara untuk Ahza dinilai masih kurang, walaupun saya merasa sudah super cerewet dan bawel saat main sama Ahza. Dugaan lainnya (bisa jadi) karena ndilalah yang momong Ahza waktu itu sifatnya pendiem dan kurang jelas kalau ngomong. Saya akui memang, wong setiap ngobrol kadang saya juga gak paham dia ngomong apa. Agak grememeng gitu cara ngomongnya. Selain itu, panggilan saya kepada suami juga dinilai berpengaruh. Saya memang dari dulu sudah berniat untuk tidak mengganti panggilan suami dengan panggilan ~papa~ misalnya. Alasannya biar tetep mesra penuh lope2 gitu, heuheuu... Ealaah ternyata yang seperti itu malah tidak direkomendasikan saat masih punya bayi, karena menyebabkan si bayi bingung.

Walaupun stimulasinya dianggap masih kurang, alhamdulillah Ahza belum masuk ke ranah speech delay dan tidak ditemukan ketidaknormalan lainnya. Karena Ahza bisa merespon saat dibunyikan lonceng dan saat disuruh melakukan sesuatu oleh dokter. Ahza hanya belum bisa menjawab saat ditanya dokter walaupun cuma niruin bunyi belakang suatu kata. Masing bengong2 bingung seakan pengen jawab tapi belum bisa. 

Jadi, oleh dokter, kami dikasih pe-er:
  1. Ahza harus latihan gerakan rahang dan mulut dengan cara meniup peluit, makan buah yang agak keras seperti apel dan pear, makan nasi biasa (ini sudah dilakukan sejak Ahza 12 bulan), dan gosok gigi/gusi kiri dan kanan dengan sikat gigi bayi yang step 1 dan 2
  2. Saya harus mengganti sebutan suami menjadi ~papa.. biar Ahza gak bingung
  3. Ahza harus lebih sering diajak ngobrol apa saja setiap saat dan dimana saja
  4. Ahza harus lebih sering dibacain buku cerita, diajak nyanyi dan main tebak-tebakan ~ ini gak cuma saya aja, tapi termasuk yang momong Ahza juga harus ngikutin.
Pe-er ini harus dilakukan setidaknya sampai Ahza bisa mengucap 1-2 kata, syukur-syukur lebih. Dan di umur 18 bulan akan dilihat perkembangannya, oke atau tidak.
Saat ini di usia Ahza tepat 17 bulan. Alhamdulillah progresnya sudah lumayan, beberapa kata dan potongan kata sudah bisa diucapkan. Waktu saya stimulasi ulang via aplikasi Primaku hasilnya juga cocok alias normal.

Wish us luck yaa, semoga bulan berikutnya gak perlu cek-cek lagi....


@tiasangputri 




You May Also Like

2 Comments

  1. aamiin aamiin....lancar terus yak tumbuh kembangnya ahzo

    ReplyDelete
  2. Anakku yg cowo, biacaranya juga agak lambat dibanding kakanya.. Kalo kata mama mertua, anak cowo sering begitu, karena pak suami juga lama start ngomongnya. Ada yg bilang anak perempuan memang lbh cepet , krn pd dasarnya lbh cerewet :D.

    Skr umur si adek 2 hn 9 bulan, dan kata2nya walo udh banyak tp masih blm jelas. Kdg aku bingung yg dia maksud apa. Krn kakany diumur yg sama udh lancar dan jelas artikulasinya.. Tp yo wis lah, pelan2 memang hrs diajarin :)

    ReplyDelete

Thankyou very much for dropping by. Tapi maaf saya moderasi ya, untuk menghindari spam dan komen dg link hidup. Bila waktunya luang pasti akan saya balas dan kunjungi balik blog kalian :)