Pages

  • Home
  • About Me
  • Halo Ahza!
  • Travel Notes

ad astra per aspera

.... then which of the favours of your Lord will ye deny?

Kembali lagi pada cerita #asinyaahza.Yang artinya daku akan menuliskan drama kumbara perjalanan menyusui si bayi laki-laki bernama Nja. Btw sekarang saya lebih suka nulis nama panggilannya sesingkat itu biar gampang.


Sebelumnya saya pernah nulis drama menyusui tahun pertama, nah yang ini sebagai lanjutannya. Itung-itung sebagai selebrasi sukses (?) menyusui 2 tahun, walaupun nilainya ancur meen! kagak ada cumlod2nya. Karena apa? Karena dari umur setahun sudah tandem pake susu formula, yang tinggi kalori lagi. Ampun dah para konselor dan netijen kalau mamak ini tetap mengklaim Nja lulus asi sampai 2 tahun, soale dia tetep nenen kok, kalau pas saya di rumah atau pas lagi liburan...

Ceritanya, umur 12 bulan lebih beberapa minggu Nja didiagnosa FTT oleh dokter anak sub spesialis gizi anak. Lalu saya diminta untuk sapih dini dan mengganti asupan asi dengan sufor tinggi kalori untuk mengejar ketertinggalan BB nya, paralel Nja harus dicek ADB, ISK, dan TB. Nja terbukti ADB lalu diterapi suplemen zat besi setiap hari, dan setiap 3 bulan sekali cek darah (kandungan besi dalam darah) untuk cek perbaikannya. Untungnya nilai TB dan ISK Nja negatif.

Selain terapi zat besi, Nja dan saya juga harus memperbaiki feeding rule agar lebih disiplin. Sebenernya feeding rule yang baru nggak beda jauh dengan yang sudah saya terapkan. Hanya saja ketika Nja nggak mau makan biasanya saya sibuk bebikinan menu baru dan nyuapin Nja apa aja yang dia minat. Jadinya mamah capek, Nja juga kesal karena dijejel2in makanan melulu. Akibatnya goal tidak tercapai. BB Nja malah turun karena Nja makin malas makan.

Nah di feeding rule yang baru, saya harus benar2 disiplin pada waktu makan Nja, yang diatur maksimal 30 menit. Aturannya: ketika jam makan tiba dan Nja nggak mau makan, maka tunggu sampai 30 menit sambil tetap menawarkan aneka makanan. Jika 30 menit habis, hentikan. Kelar nggak kelar ya harus kelar pokoknya, even Nja benera GTM. Jadi ya mamak mesti tega-tegaan memang, karena tujuannya melatih Nja mengenal rasa laper. Hasilnya: goal tercapai walau nggak signifikan. Hambatannya karena dalam penerapannya sungguh tricky. Biasanya karena kebentur2 sama jam tidur Nja. Karena hasilnya belum optimal, sufor tetap dilanjutkan untuk menambal pola makan yang aduhai bikin pening kepala.

===

Seperti yang saya bilang tadi, walaupun Nja dibantu sufor dan dot, Nja masih tetap menjadi monster nenen kalau saya pulang kerja atau liburan. Alhamdulillah Nja nggak bingung puting, padahal dulu pas mau kasih dot saya mikirnya luamaaa banget karena kuatir. Sampai akhirnya saya nemu komentar dokter anak lain di IG yang sungguh menguatkan batin ketika ada ibu yang mengeluh anaknya nursing strike dan susah balik ke normal. Sang dokter berkata "Yang penting isi botolnya kan?" Intinya gitu, menguatkan mental ibu biar move on walaupun akhirnya kasih asi dalam "kemasan khusus".

Kalau dulu kuatir Nja bingput, di tahun kedua ini entah kenapa saya was-was setiap kali menyusui Nja. Saya kuatir asi saya nggak cukup energi untuk menambal kebutuhan kalori Nja yang sudah sangat aktif. Apalagi dokter sudah menyuruh saya untuk menyapih dini dengan ancaman dan kata2 yang kurang enak. Bikin SAKIT HATI, meen! Pokoknya diakhir omelan, sang dokter bilang saya mesti nambah volume asi perah menjadi 2-3x lipat dari volume semula agar mendekati kandungan KALORI (bukan Gizi ya) susu formula tinggi kalori, kalau saya masih ngeyel pakai asi perah. Padahal stok asi perah saya nggak seberapa, bahkan cenderung pas-pas-an untuk harian. Kalau harus tambah volume, utang saya bakal mem-bludak - cita-cita (awal) menyusui asi/asi perah sampai 2 tahun niscaya pupus.

Jadi ya sudah, akhirnya Nja saya dopping sufor, selain tetap minum asi perah sebagai tambahan. Btw saya tetap kasih asi perah dan pumping sampai Nja umur 20 bulan karena sayang aja sama stoknya masa nggak dipakai sama sekali. Selain itu juga buat nambal porsi sufor Nja yang masih masa transisi. Karena ternyata beralih dari asi ke sufor itu nggak mudah loh untuk beberapa bayi. Nja termasuk yang agak susah di awal. Saya sampai beli beberapa kaleng sufor tinggi kalori untuk menemukan susu yang Nja mau dan suka ~ sampai tulisan ini dibuat beberapa kaleng sufor yang nggak terpakai masih nangkring di dapur. Asa sayang gitu mau ngebuangnya 🙈 

Setelah 'berjuang' sedemikian rupa, ketemulah susu yang Nja mau minum --> Nutrinidrink cair rasa coklat. Mamak pun lega. Dokternya juga approved dan mengabaikan urusan rasa yang konon katanya kandungan gula susu coklat lebih banyak dan bisa bikin gigi gupis. Pesan dokternya, yang penting keminum dulu itu susu sesuai dosis dan BB nya naik sesuai target. Lupakan hal lainnya dulu, dan biar gigi Nja awet biarlah menjadi PR mamak yang mesti rajin ngajak Nja sikat gigi. Bhaique!

*Btw, setelah kunjungan ke 2 atau 3, akhirnya saya goodbye sama bu dokter anak sub gizi tsb, saya ganti sama dokter lain yang lebih patient friendly.

Drama pencarian susu tambahan kelar sih... tapi nggak 100%. Karena Nja belum mau minum sufor sesuai dosis yang disarankan. Dia baru bisa minum setengah dosis alias 2 botol = 400 ml atau setara dengan 600 Kkal, sedangkan kebutuhan kalori Nja berdasarkan hitungan dokternya kurleb 900-1100 Kkal/hari. Jadi kalau dari susu sudah dapet 600 Kkal, berarti Nja harus makan yang kalorinya setara dengan minimal 400 Kkal. Dan itu lauknya harus pol2an terutama daging, ayam, hati, telor, dan protein lainnya. Nah ini dia pe-ernya. Nja belum bisa makan dengan porsi yang sesuai hitungan, maka sufor to the rescue biar beban makannya ketolong dulu.

Ada yang inget aturan minum susu sehari yang nggak boleh lebih dari 500 ml perhari? Saya juga nanya tuh sama dokternya Nja yang baru (lagi) perihal ini. Takutnya Nja kekenyangan susu dan malah mengganggu napsu makan. Nah inilah bedanya, dokter bilang untuk kasus Nja, dosis segitu tidak bertentangan karena memang untuk membantu meng-cover kebutuhan Nja -- kedudukan sufor untuk Nja mirip seperti obat. Seharusnya memang setiap abis makan kalau bisa minum susu formula. Macem aturan menggemukkan badan ala Herbalife itu loh, hahaha... Sayangnya Nja bukan pemakan dan peminum yang banyak. Lambungnya cepat kenyang. Jadi belum pernah ada sejarahnya Nja minum sufor setelah makan.

------------------

Drama Hancurnya Asi Perah

Diantara drama menyusui yang pernah saya rasakan, mungkin ini yang menyesakkan kedua setelah drama nursing strike. Drama asi perah hancur karena colokan kulkas kecabut dengan tidak sengaja dan berlangsung berhari-hari. Itu waktu Nja umur 16 bulanan. Ada yang pernah mengalami juga?

Jadi ceritanya, pada suatu sore yang cerah, tiba-tiba pak suami teringat sesuatu. Lalu dengan terbata-bata PapaNja bilang maaf-maaf, karena.... dia LUPA CABUT KABEL KULKAS pas kita harus tinggal di Cipinang (rumah mertua) untuk sementara. Lupa cabutnya hari Minggu, dan baru inget hari Rabu, dong. Kaki saya langsung lemes... inget se-freser asi hasil perah siang malam hancuuurrr, Minah! Langsung saya minta suami untuk jalan ke Bekasi. Saya mau lihat seberapa hancur itu asip biar saya lega, tapi juga rasanya pengen gamparin orang. Huhuuuuhahahahhahuhuuaa.... KEZEL abis!

Begitu sampai di rumah, saya buka kulkas langsung NANGIS dong.. huhu kayak orang kehilangan apaan tahu. Keselnya bertubi-tubi. Mungkin itu kekesalan saya pada pak suami yang paling2. Untung dia mau dengerin saya nangis2 sambil bolak balik minta maaf. Hikss....  huahuahuaaaa *nangis kejer pokoknya*

Kemudian saya cari-cari artikel atau tulisan apapun bahwa asi perah yang sudah mencair itu baik-baik saja. Tidak beracun, meski mungkin beberapa kandungan gizinya ada yang sudah hilang. Ketemu sih artikelnya di breastfeedingbasics. 

Kutipannya begini dari Anne Smith, IBCLC
  • A 2006 study looked at the effects of refreezing previously frozen milk. Researchers took frozen breast milk and thawed it, refroze it, refrigerated it and left it out at room temperature. They concluded that “Breast milk is fairly robust and does not grow bacteria easily nor lose vitamins A and C or free fatty acids  to any degree that would harm a full term baby.” They also found that the vitamin content was adequate for all the samples of refrozen milk, and none of the samples shad unsafe levels of bacteria.
  • Based on this research, your milk should be safe to use even if the milk has completely thawed, and there are no ice crystals left. If your aren’t sure about whether the milk has ‘spoiled’, see how it smells. If it’s spoiled, it will smell bad, just like  cow’s milk that has been left out too long.  Sometimes milk that has been frozen and thawed may have a ‘soapy’ smell, due to its fat content, but this isn’t the same as a spoiled milk smell, and doesn’t mean the milk is unsafe. You might want to leave as much thawed milk out as you think you can use within 24 hours or so, then refreeze the rest.
  •  These guidelines apply to healthy full term babies. If you have a preemie or a sick baby with an immune disorder, consult your doctor. He may recommend that the thawed breast milk be used within 24 hours and not refrozen.

Walaupun saat itu Nja sudah ngicip sufor, hati saya tetap jengkel ketika tahu stok asip saya hancur. Karena waktu itu saya masih merencanakan asi-asi perah itu untuk Nja minum sampai beneran lulus 2 tahun sembari menunggu Nja bisa minum sufor sesuai target. Eh lah kok belum separo jalan malah hancur yaaa gimanaaa, mau dikasihkan ke Nja kok masih ada keraguan meskipun di artikel bilang nggak masalah... hingga akhirnya asip-asip itu masih tetap nongkrong di frezer bahkan sampai tulisan ini dibuat, masih gamang untuk ngebuangnya euy...

----------


Menyusui Satu Payudara

Setelah drama asip mencair kelar, muncullah drama baru. Tiba-tiba Nja menolak PD kiri, dong. Sama persis dengan kasus nursing strike dulu, yang ditolak sama-sama PD kiri. Bedanya sekarang Nja sudah bisa nolak dengan cara ngomong 'gak mau' setiap ditawari nen kiri. Malah kadang ditambahi alesan yang lucu tapi ada-adaaaa aja macem "nen kiri mamah hueek, atau nen kiri mamah ada tikusnyah!" Hahahhaha.... Jadi fix di umur yang ke-17 bulan Nja hanya menyusu dari PD kanan saja.

Saya sedih? Kalau dulu iya, saya sedih pakai banget; yang sekarang woles aja. Mungkin karena asi sudah bukan lagi kebutuhan nutrisi utama Nja, jadi ya chill aja, beb. Dan sebenernya, Nja minta nenen cuma buat kangen2an sama mamaknya aja, yang lucunya setiap saya sampai rumah,  sapaan Nja pertama kali selalu "... Mamaaaa... nenen..." hahahaa. Sapaan yang akan saya rindukan ketika Nja sudah besar nanti.


-----------

Gimana kabar Nja sekarang setelah jadi anak sufor 24 jam? 

Nja resmi menjadi anak sufor 24 jam sejak saya sapih di umur 2 tahun kurang 2 minggu. Cerita menyapih terpisah aja yaa, biar puas, haha.

So far kabar Nja baik-baik aja... secara angka, BB Nja paska sapih mengalami kenaikan yang tidak saya sangka-sangka. Bulan pertama naik hampir 600 gram, setelah sebelum2nya naik 200 gram saja sujud syukur, hehehe...

Apakah sufornya sudah ganti? Belum. Dsa Nja bilang selama BB nya belum kembali ke jalur yang benar dan nafsu makannya masih naik turun, sufornya masih tetap Nutrinidrink. Hasilnya memang belum 100% optimal seperti kata testimoni2, mungkin karena dalam perjalanannya beberapa kali Nja sakit yang membuat BB nya naik turun. Makanya beberapa waktu lalu Nja diminta cek ronsen usia tulang dan cek hormon (IGF1 dan IGF BP3), barangkali ada hal lain yang menyebabkan treatment ini belum menampakkan hasil yang signifikan. Alhamdulillah hasil cek tulang maupun cek hormonnya termasuk dalam kategori normal. Berarti gagal tumbuhnya Nja memang karena ADB sehingga napsu makannya tidak ajeg yang bikin dia masih kekurangan kalori, bukan karena sebab lain seperti ISK, TB atau kekurangan hormon pertumbuhan.

Sampai saat ini kalau lagi senggang saya sering cari baca tentang gagal tumbuh alias stunting baik dari jurnal maupun artikel media. Saya pengen meyakinkan diri bawa case Nja ini bukan berarti kiamat. Nja is still safe, buktinya motorik kasar dan halusnya Nja masih berjalan sesuai referensi. Nja tetap punya potensi lain yang bisa dikejar dengan baik... banyak kan anak-anak balita yang dulunya mungkin gak 1000% sehat tapi gedenya beruntung dan sukses?

Mama percaya Nja juga nanti segera menyusul ketertinggalan dan menjadi anak yang sukses. Amin.

—————

Update per Juli 2019: Nja dinyatakan bebas stunting ditandai dengan naiknya tinggi badan yang cukup banyak. PR BB saja yang masih konsisten, meskipun dokter bilang ada kemungkinan pe-er BB Nja mengarah ke genetik, karena semua hasil cek lab normal, porsi susu pun sudah sesuai target. Meski begitu porsi makan masih tetap harus terus diperbaiki. Yang pasti hamdalah dulu yaa, sekarang mamak kembali lega dan terbebas dari ketakutan stunting. Huhu...

----------------

In the end, Asi vs Sufor is no problemo anymore

Di awal kelahiran memang saya sudah kekeuh pengen asi. Saya berjuang mati-matian agar bisa menghasilkan asi yang cukup untuk Nja. Saya menangis saat Nja nursing strike karena ketakutan nutrisi Nja nggak cukup. Saya baca banyak buku dan aneka tulisan tentang asi. Saya 'kampanye' asi ke adek atau teman lain biar anaknya juga bisa merasakan asi. Saya beli pompa asi sampai 2x demi proses pumping yang lebih nyaman. Saya halau rasa malu ketika harus pumping di meja kerja atau di mobil kantor karena ada pekerjaan yang mendesak.

Tapi ternyata perjalanan menyusui saya dan Nja harus menemui banyak intervensi. Kata-kata dokter yang masih suka terngiang2 di benak saya waktu denial adalah: "Ibu mau egois lulus dengan prestasi menyusui sekian lama tapi anak gagal tumbuh buat apa, karena yang juara hanya ibu sendiri lho... toh kebutuhannya yg sekarang bukan dari susu, tapi dari makan" Ya gitu deh, kata-kata yang pedas tapi cukup membuat saya melek pada realita. Karena kenyataannya saya tidak cukup sukses memberikan MPASI pada Nja walaupun sudah mengikuti pakem standard terbaru yang ada. WHO loh panduan saya. Dan aktualnya malah zonk.
 
Daripada capek menyalahkan diri sendiri, baiknya saya move on. Toh yang kasih rekomendasi adalah dokter yang kompeten, biarpun setiap pilihan tetap punya dua sisi mata uang kan? --- maksudnya mau saya memilih full asi atau pun sufor kemungkinannya tetap dua kan? Bisa berhasil atau tidak berhasil.

Kemudian saya mencoba memilih sufor yang secara kalori jelas lebih tinggi (dan terukur) dibanding asi (anak usia diatas 1 tahun), karena sekali lagi Nja tidak cukup mendapatkan kalori dari kegiatan makannya. Kalau saya tidak mencoba toh saya tidak akan tahu hasilnya seperti apa, kalau pun ternyata hasilnya sampai sekarang belum terlalu bagus, rasanya saya tidak perlu menyesal karena sudah mencoba....

Ini bukan berarti saya kapok pernah ngotot asi loh ya. Tapi memang jujur saya agak menyesal di bagian MPASI, karena saya agak saklek pada aturan baku - bahkan saya telat mencoba MPASi instan terfortifikasi, padahal justru itu yg lebih terukur zat gizinya. Dan kalau pun punya anak lagi, saya akan tetap menomorsatukan asi, pengen membuktikan sendiri (karena penasaran) sama anak yang bisa gemuk di 6 bulan pertama hanya dengan asi (langsung ataupun perah). Yang saya mungkin akan lakukan adalah nggak akan lagi kebanyakan mikirin stok asi, metode pemberian asi, dan drama-drama asi lainnya. Saya mending fokus ke BB anak aja mbuh piye carane buat modal di 2-3 tahun pertama.

Nah untuk buibu yang juga sedang berjuang dengan BB anaknya, atau kecukupan asinya, ayok semangat... semoga setiap keputusan yang diambil adalah yang terbaik dan terbanyak manfaatnya untuk buibu sendiri dan anak tentunya... Cheeerssss, beb!


\



Share
Tweet
Pin
Share
1 Comments
Sebenernya saya dah ng-tag tanggal ini buat cerita-cerita di sosmed. Tapi pas hari H kok ya mendadak hilang mood tanpa sebab yang pasti. Hawanya aras-arasen buat buka sosmed untuk sekedar menuliskan kesan-kesan di hari ultah sendiri. 😏


Yeaay.. tanggal 19 Januari tuh hari ulang tahun saya. Ndilalah tahun ini jadi tanggal cantik. Pasti banyak dipakai oleh para pasangan di luar sana untuk meresmikan hubungan, eaa....!

Btw, ini kali kedua saya ulang tahun di tanggal yang spesial. Yang pertama kejadiannya sudah berbelas tahun yang lalu, berbarengan dengan hari raya Idul Fitri.

Yang spesial di tahun ini sebenernya lebih karena kalendernya sih. Untuk kejadiannya sendiri yaa masih sama seperti biasa. Malah kali ini saya mention ke suami duluan biar doi gak (pura-pura) lupa. Wkwkwk.. Soalnya sayang, kalau sampai saya ngambek di tanggal cantik. Ntar mood saya malah berantakan gimana. Wong udah mention langsung aja ternyata malah mood swing. Ehehee...

Jadi sehari sebelumnya saya bilang ke suami kalau besok ultah sambil sok-sok-an minta kado 😎. Tapi saya juga wanti-wanti agar biasa aja di rumah, secara sekarang saya lagi ngungsi di rumah mertua. Saya males rame-rame-an heboh, karena emang saya gak biasa ultah dirame-in. Cukup dikasih 'kejutan' dari orang terspesial aka suami rasanya udah seneng. Dari keluarga saya juga gak terbiasa rame, masih kirim selamat via wa aja udah syukur, wkwkw....

Alhamdulillahnya suami merespon dengan baik, tapi gak tau juga sebenernya dia ingat beneran atau baru teringat setelah saya kasih tahu 😅 Doi setuju untuk gak beli-beliin kue ultah seperti tahun-tahun sebelumnya. Juga gak beliin bunga mawar, walaupun biasanya pun cuma setangkai, mahal katanya wakakaka... Meski begitu doi tetap pengen jadiin hari ultah saya spesial meski dalam diam ~halah, dengan menraktir saya makan di resto Jepang yang katanya enaaa~ ehehee.. Di mana tuh? Ippeke Komachi Kelapa Gading, yang mana dari kapan tahu saya bilang kalau saya kangen sama MKG. Heyaa.. iyaa saya mah kalau sama mall suka kangen, gak kayak rang orang yang kagennya tuh plesiran ke gunung atau laut.

Next post mungkin saya mau review makan di Ippeke Komachi. Kalau sekarang saya mau lanjut posting tentang ultah dulu aja, yang mungkin akan masuk ke part yang lebih serius. 😏

Biasanya setiap ultah saya suka berkontemplasi. Merenungkan apa yang sudah dan belum tercapai. Apa yang sudah saya kerjakan, apa yang sudah saya bagi, pengalaman apa yang sudah saya dapat, apa kekurangan saya, dll.

Kalau dirangkum, sampai dengan umur 30 plus satu ini, hal yang sudah saya dapatkan rasanya tuh gak terhitung. Kalau disempitkan hanya di tahun 2018, setidaknya rejeki yang saya dapatkan diantaranya berupa fisik dan mental yang sehat, anak yang sehat kuat dan ceria, rejeki karir yang baik (finally setelah perjuangan yang melelahkan), teman-teman kerja yang semakin support, keluarga besar yang sehat, investasi yang akhirnya membuahkan hasil dan masih buaaaanyak lagi.

Yang intinya semua harus saya syukuri, meski kadang susah. Secara godaan demi godaan datang silih berganti. Godaan yang bikin selalu merasa kurang, tapi begitu dihitung-hitung ternyata gak cukup 2 tangan 2 kaki. Hikss....

So wise ya akhir dari tulisan ini, wkwk... Tapi ya gimanaa. Memang begitu seharusnya. Semoga di tahun 2019 ini apa-apa yang saya harapkan dapat tercapai dan diridhoi sama yang Maha Kuasa.

Doain yaa gaes....


Share
Tweet
Pin
Share
No Comments
Sudah bulan terakhir di 2018. Sudah waktunya membuat (ala-ala) resolusi lagi... Untungnya sudah ada beberapa ide. Gak kayak tahun lalu-lalu yang males bikin resolusi soalnya pengen nyantai biar gak spaneng. Hahaha....




Yang sudah kepikiran di tahun 2019 daku ingin: menghidupkan kembali bakat seni yang bersemayam lama dalam diri ini, wkwkw. Apaan tu? seni menulis tangan yang di jaman now lebih keren dengan sebutan handlettering. Tapi tentu saja harus modal alat2nya dulu, fernando! cuma yaa cari yang murce meriah laah hahaha. Selain itu sebenernya minat banget sama seni gambar macem decoupage. Cuma gak jadi-jadi kulakukan, entah tahun depan apakah akan masuk dalam daftar kegiatan atau tidak. 

Karya seni yang lainnya lagi adalah make up. Yupm rasa-rasanya daku tuh pengen belajar make up. Dah lama sih pengennya, dah dari dulu. Cuma gak bener-bener diseriusi karena suka sayang kalau abis make up an terus mau buat apa? Foto-foto. Abis itu? Ujung2nya dihapus deh... Pernah sekali make up-in orang, yang mana itu adalah adek sendiri buat acara pre-wedding. Hasilnya embuhlah hahahaa. Fotonya gak tahu kemana.

Tahun depan saya juga pengen belajar jenis investasi lain, mungkin saham. Kayanya kok menggiurkan. Meski memang high risk high return sih. Dan harus bener-bener paham. Tapi kalau gak dicobain mau sampai kapan gak pahamnya. Semoga terlaksana lah project learning by doing-nya. 

Selanjutnya saya pengen menata kembali urusan makan dan keuangan. 

Untuk urusan makan karena umur ue dan suami kan sudah kepala 3. Umur segitu menurut para ahli udah mulai berkurang tuh kinerja metabolisme tubuhnya. Jadi sudah saatnya untuk menata pola makan lagi. Sayangnya sekarang saya keteteran urusan menyiapkan menu sehat untuk keluarga, ya minimal menu bekal sarapan. Karena prioritas masak saya masih untuk si kecil, jadi menu makan keluarga (dewasa) saya pasrahkan ke yang bantu2 di rumah yang mana seleranya juga disesuaikan sama semua lidah. Kalau pas lagi gak sempet masak, ya mau gak mau jajan lagi jajan lagi, pecel ayam lagi - pecel ayam lagi atau malah nasi bebek yang aduhaai enaknyaah!

Nah kalau urusan keuangan, di tahun 2019 mendatang saya harus ngrapihin kondisinya nih. Harus mulai rajin dan konsisten nabung. Setidaknya untuk persiapan Ahzopao sekolah. Soalnya biaya sekolah di kota besar tuh mahal jendral! Waktu kapan tahu ngikutin IGS nya The Urban Mama yang ada lama kelamaan bikin pala puyeng. Jadinya skip deh. Hahaa.... Semoga ku bisa ngurang2in belanja onlen, ya Allah....

Yang berkaitan sama anak resolusinya apa yaa? Kayaknya pengen lebih sering ngajakin Ahzopao main dan plesiran. Biar makin kenal dunia dia.. Selain itu biar mamaknya ini bebas dari stress karena kerjaan dan urusan domestik yang gak abis2 wkwkw.... Tapi kalaupun waktu tidak memungkinka untuk main ke luar dan jauh2, saya pengen lebih intens mendampingi Ahzo belajar. Kan tahun depan Ahzo 2 tahun, insyaAllah sudah mulai bisa ngomong. Jadi pengen ngajari Ahzo ngaji untuk pertama kalinya.... 

Gitu deh kira-kira sekelumit resolusi yang bisa saya share. Lainnya masih on going dipikirkan. Semoga rencana-rencana ini bisa terlaksana dan tidak berakhir menjadi impian belaka, hehe. Karena kalau kata mantan bos saya: dari semua planning yang luar biasa, yang paling penting adalah eksekusinya. Ya iyaalaah boss.. kalau gak dieksekusi ya gak ada hasil. Hhahahaa.

~

Foto: www.pexels.com
Share
Tweet
Pin
Share
1 Comments
Siapa ibu2 yang lagi dalam fase menyusui?

Atau yang lagi bingung bin galau takut asip nya gak cukup selama anak ditinggal kerja?



Eh saya pernah loh di fase itu. Fase yang always deg-deg-an sama hasil pumping. Sampai sutrina bahir banget lah. Tanya sana sini tapi kebanyakan jawaban yang saya dapet tuh normatif banget... Asa gak yang bisa langsung diimplementasikan gitu...


Share
Tweet
Pin
Share
3 Comments
Hola....!
Lanjutin postingan yang kemarin yaa.. masih seputar #preggostory nih. Maklum masih mama newbie jadi masih antusias banget ceritanya... Harapannya sih semoga tetep bermanfaat buat yang baca *muaaah*



Begitu dapet strip dua, hal kedua setelah urusan transportasi ke kantor, yang agak mengganggu pikiran saya adalah.... kosmetik dan perawatan kulit selama hamil. Remeh temeh banget yaa, dan kok yang kepikir malah yang gak penting2 amat gitu. Bukannya mikir asupan bergizi dan hal lain yang lebih berguna. Hehee... iya habisnya entah kenapa begitu tahu kalau hamil dalam lubuk hati saya pengen banget punya aura yang kalau boleh sebut "cantik" wakakakaa... Yaa.. minimal gak kucel laah. Kenapa? Ini gara2nya waktu lihat ada temen hamil lalu kucel, hati ini membatin untuk bertekad gak mau kucel, pokoknya harus cakep. Titik! Padahal aslinya keseharian saya bukan yang maniak kosmetik dan perawatan. Sabun dan pelembab muka pun sering gonta ganti dan pakai merk umum macem Ponds, Biore, Hada Labo. Pernah sekalinya pake Bodyshop eeeh gak cocok. Cih, kulit ndeso! Begitu hamil kok tetiba pengen centil. Bawaan bayi? I don't know! Hahaha...

Lalu skincare apa yang akhirnya saya pakai selama hamil?
Lets check it out, Sist!😏
Share
Tweet
Pin
Share
3 Comments
Yeaayy!

Rasanya tentu lega. Legaa sekali. Mengingat beberapa waktu yang lalu saya sempat deg-deg-an menanti satu dua kata meluncur dari bibirnya yang imut itu. Udah umur 16 bulan kok gak muncul-muncul. Meskipun waktu umur 7 bulan-an Ahza pernah bisa ngomong 'nenen' setiap kali mau menyusu, tapi kemudian kata itu gak terdengar lagi sejak umur 9 bulan-an tergantikan oleh babbling atau ngoceh tanpa makna. Sementara kalau saya baca-baca di panduan, seharusnya usia 15 bulan mulai bisa minimal 1 atau 2 kata yang berarti dan redflag-nya di umur 18 bulan. Kalau 2 tahun belum juga ada perkembangan mau gak mau ya harus ada tindak lanjut.


Saya tahu tiap anak beda-beda perkembangannya. Dan no need to worry sebenernya. Cuma entah kenapa saya ini orangnya emang overthinking. Apalagi saya masih ada pe-er dengan berat badan Ahza. Takut juga kalau nambah pe-er lagi... huhuuu.. ku tak mau dihantui berbagai perasaan yang tidak-tidak soalnyaa 😭

Hingga suatu hari, saya nyanyi "Satu-satu Ahza sayang..." tahu-tahu Ahza menyahut dengan kata.... "pa-pa", saya lanjutkan lagi masih disahut "pa-paaa"...

Share
Tweet
Pin
Share
2 Comments
Older Posts

About me




introvert, simple, cats lover, photograph
writing, sharing, reading & cooking enthusiast


INSTAGRAM

Follow Us

  • Twitter
  • Facebook
  • Instagram

Headline

Ealah, Kena Covid Juga Kan

Jika awal tahun 2020 dimulai dengan banjir air hujan, tahun 2021 kok yaa diawali dengan banjir air mata gara-gara Covid19. Sebuah awalan yan...

Categories

life in my opinion haloahza! traveling resep in my review lovelife #30harimenulis #icip2 motherhood nostalgia cerita umroh diary pregnancy Marriage cerita menyusui parenting random thought MyWeddingDay anniversary teknik industri obrolan wanita worklife

Blog Archive

  • ▼  2022 (2)
    • ▼  April 2022 (1)
      • Kemping Pertama di Hopeland Bogor
    • ►  March 2022 (1)
  • ►  2021 (10)
    • ►  November 2021 (1)
    • ►  October 2021 (1)
    • ►  August 2021 (1)
    • ►  May 2021 (1)
    • ►  April 2021 (1)
    • ►  March 2021 (2)
    • ►  January 2021 (3)
  • ►  2020 (8)
    • ►  December 2020 (1)
    • ►  May 2020 (2)
    • ►  March 2020 (2)
    • ►  February 2020 (3)
  • ►  2019 (23)
    • ►  December 2019 (1)
    • ►  November 2019 (2)
    • ►  September 2019 (2)
    • ►  August 2019 (3)
    • ►  July 2019 (1)
    • ►  June 2019 (1)
    • ►  May 2019 (2)
    • ►  April 2019 (2)
    • ►  March 2019 (1)
    • ►  February 2019 (6)
    • ►  January 2019 (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  December 2018 (9)
    • ►  November 2018 (8)
    • ►  October 2018 (1)
    • ►  September 2018 (2)
    • ►  August 2018 (1)
    • ►  July 2018 (1)
    • ►  June 2018 (1)
    • ►  May 2018 (7)
    • ►  April 2018 (3)
    • ►  March 2018 (1)
    • ►  February 2018 (2)
    • ►  January 2018 (1)
  • ►  2017 (8)
    • ►  December 2017 (1)
    • ►  September 2017 (2)
    • ►  February 2017 (2)
    • ►  January 2017 (3)
  • ►  2016 (65)
    • ►  December 2016 (1)
    • ►  November 2016 (1)
    • ►  October 2016 (4)
    • ►  September 2016 (7)
    • ►  August 2016 (4)
    • ►  July 2016 (3)
    • ►  June 2016 (11)
    • ►  May 2016 (5)
    • ►  April 2016 (8)
    • ►  March 2016 (7)
    • ►  February 2016 (6)
    • ►  January 2016 (8)
  • ►  2015 (26)
    • ►  December 2015 (8)
    • ►  November 2015 (1)
    • ►  October 2015 (4)
    • ►  September 2015 (2)
    • ►  August 2015 (4)
    • ►  April 2015 (3)
    • ►  March 2015 (1)
    • ►  January 2015 (3)
  • ►  2014 (38)
    • ►  December 2014 (2)
    • ►  October 2014 (1)
    • ►  July 2014 (1)
    • ►  June 2014 (5)
    • ►  May 2014 (6)
    • ►  April 2014 (8)
    • ►  March 2014 (4)
    • ►  February 2014 (6)
    • ►  January 2014 (5)
  • ►  2013 (26)
    • ►  December 2013 (3)
    • ►  November 2013 (2)
    • ►  October 2013 (2)
    • ►  September 2013 (4)
    • ►  August 2013 (1)
    • ►  July 2013 (1)
    • ►  June 2013 (2)
    • ►  May 2013 (4)
    • ►  April 2013 (2)
    • ►  March 2013 (2)
    • ►  February 2013 (2)
    • ►  January 2013 (1)
  • ►  2012 (13)
    • ►  December 2012 (3)
    • ►  November 2012 (7)
    • ►  October 2012 (2)
    • ►  July 2012 (1)
  • ►  2011 (1)
    • ►  January 2011 (1)
  • ►  2010 (6)
    • ►  December 2010 (5)
    • ►  April 2010 (1)
  • ►  2009 (5)
    • ►  April 2009 (2)
    • ►  February 2009 (1)
    • ►  January 2009 (2)
  • ►  2008 (33)
    • ►  December 2008 (6)
    • ►  November 2008 (2)
    • ►  September 2008 (3)
    • ►  August 2008 (3)
    • ►  June 2008 (2)
    • ►  May 2008 (2)
    • ►  April 2008 (4)
    • ►  March 2008 (2)
    • ►  February 2008 (1)
    • ►  January 2008 (8)
  • ►  2007 (38)
    • ►  December 2007 (4)
    • ►  November 2007 (1)
    • ►  October 2007 (8)
    • ►  September 2007 (12)
    • ►  August 2007 (7)
    • ►  June 2007 (1)
    • ►  May 2007 (5)
Copyright Tia Putri. Powered by Blogger.

#eatandcook

#eatandcook

#japantrip

#japantrip

Most Read

  • time capsule
    Medium Ugly – Adhitya Mulya (book review)
  • La Bellezza della Semplicita
    Casual Cursing and the Digital Mirror
  • mamarantau
    Merantau di Anjo, Aichi, Jepang
  • Life begins at 30…
    Liburan di Tokyo
  • carissavitri
    “Bu, Capek. Mau Sama Ibu Aja Selamanya”
  • Gembul Kecil Penuh Debu
    Mangut Iwak Wader ❤
  • Catatan Nyempil Kalau Lagi Ada Waktu
    Matilda's 6th Birthday Celebration
  • The Sun is Getting High, We're Moving on
    Lulus Cum Laude, Penting Gak Sih?
  • it's my point of view
    SGM Eksplor bersama Indomaret Dukung Pendidikan Anak Generasi Maju di Masa Pandemi
  • Talk about family, daily life, living, and us
    On Her Wedding Day
  • / besinikel
    1000 hari pertama Yaya, ngapain aja?
  • Masrafa.com
    Memilih Suplemen Dibantu Jovee
  • rocknroll mommy
    Makin Susah Cari Blogger
  • Jerapah Keriting
    Karena Harta yang Berharga adalah Foto Sekolah..
  • Afifa Ayu's Music Box ❤
    Update: My first baby publication!
  • Alfira Fitrananda
    When I’m Sick
  • Lafamilledewijaya
    Resik V Godokan Sirih : Buat Yang Pengen Alami Dan Praktis
  • rumahduapohon
    happy 7th anniversary mr. kumis!
  • santistory
    Manajemen Kulkas dan Belanja Mingguan
  • Mengumpulkan cerita yang terserak
    On this day, 8 Years Ago..
  • let the beast in!
  • Citraningrum
Show 5 Show All

Stats

Member of

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates