Tanggal 26 Mei 2007 – Pengumuman PMDK UNS—Duh, jadi inget setahun lalu saat ujian nasional, saat daftar PMDK, saat lulus SMA, saat diterima UNS. Jadi terharu. Entah kenapa setiap kali saya inget kajadian setahun silam, selalu merasa sedih dan terharu. Pengen nangis juga kadang2. Melankholis atau lebay banget ya? :p
Yang saya rasakan selama hampir setahun ini, adalah perasaan yang bercampur-campur. Ada rasa senang, sedih, kesal, marah, geli nano nano bgt lah. Saat dapat pengumuman keterima UNS sih seneng dan lega. Tapi rasa senang itu rasa-rasanya gak murni kebahagiaan, karena jauh di lubuk hati yang terdalam #haish saya masih mendambakan kampus kuning sebagai tujuan masa depan. Walau begitu saya sangat bersyukur dikasih sekolahan baru. Disisin lain, saya juga masih merasakan kesedihan yang begitu mendalam #hiks karena UM UGM kandas, karena sepertinya saya salah strategi milih jurusan. Ngambilnya jurusan elektro siiih #kaca mana kacaa??
Beberapa hari setelah pengumuman PMDK, saya mesti datang ke UNS untuk heregristrasi. Disana saya bertemu banyak orang – calon teman-teman. Ternyata kampusnya sejuk dan banyak pohon. Itulah kesan pertama masuk area kampus. Malah temen saya bilang : UNS itu kayak UI, berhutan-hutan. Gak tahu deh alasan dia ngomong kayak gitu. Buat menyenangkan hati sayakah? Soalnya dia juga patah hati -- gak jadi ke UI-- sama kayak saya #cedihnyaa :’(
Dan akhirnya, setahun sudah saya jadi bagian dari keluarga besar kampus Universitas Sebelas Maret, khususnya Fasayaltas Teknik - Jurusan Teknik Industri. Banyak kenalan, teman, sahabat, dan saudara. Saya selalu berharap semoga apa yang saya rasa sekarang ini adalah ketulusan, nilai akademik yang baik bisa saya raih bisa bertahan atau bahkan meningkat, organisasi kampus yang solid, dan yang terbaru akhirnya saya punya aktivitas sebagai asisten laboratorium.
Coba SPMB?
Ehmm..... kayaknya nggak deh. Capek. Emang sih, sampai saat ini saya masih dalam tahap berusaha mencintai kampus apapun keadaannya. Nasionalis sama kampus gitu deh. Saya juga berusaha menahan diri biar gak terpengaruh suara2 aneh yang ngajak aneh2 juga. Saya gak bilang ikutan SPMB itu aneh kok, cuman buat saya pribadi ya buat apa? Gak mau kelamaan di kampus karena mesti ngulang setahun lagi. Males juga kalo harus adaptasi lagi, ospek lagi, bayar lagi, apalagi ortu udah kasih rambu2 untuk tetap bertahan di UNS. Saya percaya kalau saran ortu adalah yang terbaik saat ini. Malah mereka lebih bangga kalo saya bisa jadi mahasiswa berprestasi dan mumpuni, walau bukan sekolah di kampus yang ”wah”. Ortu selalu berpesan untuk membuktikan kalau sukses itu bukan dari sekolahnya, tapi dari DIRI sendiri. Kadang apa yang kita anggap buruk ternyata itulah yang terbaik untuk kita. Belum tentu apa yang kita anggap baik, dimata-Nya dianggap baik juga. Begonooo…!
gambar pinjam dari sini.
//