Istilah self-love semakin ramai belakangan ini. Self-love itu bahasa gampangnya mencintai diri sendiri. Ada yang menerjemahkan mencintai diri sendiri artinya menerima apa diri sendiri apa adanya. Ada juga yang menerjemahkannya sebaagi upaya perbaikan pada diri sendiri. Eh ini dari yang aku tangkap yaa. Persepsiku mungkin beda dengan yang lain. Aku sendiri mengartikan Self Love seperti yang kedua, yakni mengupayakan perbaikan untuk diri sendiri. Kalau hasilnya baik pastinya akan menambah kenyamanan pada diri sendiri.
Merawat kulit wajah menjadi salah satu bentuk self-love yang aku gandrungi dari jaman dulu. Aku mengenal krim-krim muka sejak SMA sebenernya, tapi baru bener-bener pakai pas udah kuliah, dengan menyisihkan sedikit “sangu” bulanan.
Alasanku mengenal facial wash, krim pagi dan malam adalah karena sadar kulit mukaku bertipe kering dan gampang kusam. Kalau gak dirawat bikin muka jadi dekil dan gak meyakinkan à akibatnya jadi mengurangi ke-pede-an. Berasa lusuh gitu lho… Dulu banget sih pengen punya muka kinclong putih bagai porselen. Tapi semakin dewasa semakin sadar kalau mukaku gak bisa sulapan jadi putih ala-ala orang Korea, karena memang beda tone warna. Maka dengan kesadaran itu, tujuanku merawat muka berubah dari ingin kulit muka putih menjadi ingin kulit muka sehat dan terhidrasi dengan baik. Jika kemudian menjadi cerah maka aku akan anggap sebagai itu bonus…. bonus yang selalu diharapkan, huehehehehe…