Lelaki Yang Berwajah Memelas

by - Wednesday, May 04, 2016


Saya punya sifat gampang kasian sama orang.  Gak tegaan lebih tepatnya. Yakinlah ini pasti gara-gara jiwa melankoli yang bersemayam di dalam tubuh saya.

Biarpun begitu, kalau harus mengungkapkan secara langsung, seringnya malah gak bisa. Mulut seakan terkunci rapat untuk sekedar mengucapkan "ya ampuun kasian ya dia...".  Seperti misalnya saat mendengar ada teman yang tertimpa musibah, saya susah banget ngungkapin sedih lewat suara. Paling-paling dalam hati. Jadinya kalau gak kenal dekat, bisa-bisa saya dicap sebagai orang yang gak peka dan kurang empati.

***

Jadi, entah kenapa, saya punya sifat begitu. Dan kasiannya justru kepada lelaki, bukan sesama wanita, kecuali case tertentu. Apakah karena kodrat lelaki harus bekerja lebih berat dibanding wanita? Bisa jadi... 

Lelaki yang bagaimana? Macem-macem. Bahkan rasa kasian itu bisa muncul hanya karena melihat wajahnya saja. Tapi seringnya sih kepada lelaki yang memang secara keadaan membuat diri ini ikutan kepikiran. 

Contohnya begini:

Saya sedang makan di restoran, kemudian melihat seorang laki-laki yang bekerja sebagai karyawan  restoran tsb di bagian bersih-bersih. Umurnya sudah tua, orangnya ramah dan helpful, bisa lho tiba-tiba hati ini 'meleleh'. Saya membayangkan penghasilan bapak itu, sudah tua tapi kerjaanya... ya begitu. Tanpa bermaksud merendahkan profesi tsb, saya yakin penghasilannya tidaklah sebesar pegawai kantoran yang terlihat seperti eksekutif muda.

Ketika sedang jalan ke kantor,  saya bertemu seorang bapak penjual keliling, badannya masih tegap, sehat dan kuat. Tetep aja saya bisa ngerasa sedih. Apalagi kalau dagangannya gak ramai. Duuh jadi kebayang anak-istrinya bakal makan apa hari itu.  Terus pada sekolah gak ya anak-anaknya. 

Seorang lelaki yang punya pekerjaan dan penghasilan tetap pun kadang bikin saya kepikiran. Misalnya bapak-bapak yang profesinya guru/dosen. Udah sepuh, yang diajar kok ya kebetulan anak-anaknya bandel, duuh miris hati ini. Even bapaknya pinter sekalipun. Tetep aja kalau pas kebiasaan suka kasian itu dateng, si bapak jadi terlihat melas dimata saya.

Teman kerja yang posisi golonganya ada dibawah juga gitu, apalagi yang jobdesknya pabrik banget. Melihat mereka berlelah-lelah menempa besi sungguh bikin saya baper. Ya ya ya... bisa dibilang gak tegaan itu karena hawa perasaan ya? Padahal saya tahu diantara mereka ada yang lebih senior, pendapatannya pun ada yang lebih gede.

Bapak-bapak pegawai yang kena marah atasan, yang kena bully teman sejawat atau yang gak disukai orang lain juga bikin saya prihatin! kasian. Jadi kepikir pertanyaan semacam "apakah si bapak-bapak tsb seburuk itu di keluarganya?" Anak istrinya pasti tetap bangga dan sayang kan kepadanya. Kok sampai ada yang tega memarahi, membully, bahkan membencinya di luar rumah. Oh, oke, mungkin si bapak-bapak tsb sedang berbuat salah atau melakukan pelanggaran. Tapi ya, bok, saya gak tegaaa!

Apalagi lelaki yang pekerjaanya lebih gak 'jelas' lagi. Gak tega ngebayangin kehidupan dibelakangnya. Kasian dalam arti harfiah. Bukan kasian dalam bentuk sindiran yang berlaku pada lelaki (maaf) brengsek yang gak bertanggung jawab terhadap keluarganya. Kalau yang begitu mah yang kasian anak istrinya :).

***

Sebagian rasa kasian itu muncul karena dipicu oleh jenis pekerjaan. Bukan karena saya merasa lebih tinggi, bukan. Hanya kebayang pada orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya. Tapi kan rejeki gak pernah ketukar ya?

Sebagian yang lain karena gak tahu sebabnya. Soalnya pernah juga merasa gak tega dengan laki-laki yang tiba-tiba auranya kalah bersinar ketika berada ditempat asing. Padahal kalau ditempatnya sendiri, laki-laki tsb sangat disegani. Misalnya saat ada dosen pembimbing anak magang yang datang ke kantor. Si pak dosen tersebut berlaku sangat sopan dan terlihat menjaga unggah ungguh karena sudah menitipkan mahasiswanya magang. Tapi karena sikapnya tsb, saya malah gak tega sendiri. Huhu..

Karena sifat saya yang begitu, kadang-kadang saya jadi mikir, tampang suami saya melasi gak ya? Semoga saja sih enggak, suami saya punya tampang gemesin bin nyebelin soalnya. Hihi. 

gambar: https:pinterest.com

\\

You May Also Like

12 Comments

  1. yah bukan salah bunda mengandung sih *eh
    aku kadang jg ngerasa gitu mbak

    ReplyDelete
  2. Sama si mba qu mah suka doain aza dlm hati klo pas liat misal ada aki2 dh sepuh manggul pikulan dagangan dan masih banyak pulak duh suka sedih. Ternyata kita sama melow y mba hehhe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tos brarti kita, sama2 melow2 melati alibaba. Bahkan bapak2 sehat dan kuat aq pun kdg gak tega gtu

      Delete
  3. aku sering gitu tp gak bedain gender. liat ibu ngamen bwa anak suaranya bagus, pengen nangis

    ReplyDelete
  4. Kalo kasian bantuin aja atuh mba misalnya dengar cara beli barang/makanan yang di jualnya gtu :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Klo penjual iya, klo bukan penjual ya gak bisa. Plg bantu doa

      Delete
  5. tapi kalau lelaki yang punya sifat seperti itu gimana ya ? wajar gak sih mba.

    ReplyDelete
  6. kalo orang jawa bilang "macak melas", hahaha

    ReplyDelete
  7. gampang ibaan ya, aku juga gitu soalnya

    ReplyDelete
  8. i feel youu...
    yes...lebih banyak empati ke bapak bapak daripada emak emak, pdhl kalo nalar mah kan lebih melas emak emak ya...tapi tetep saja, kalo bpk bpk itu beda...
    yang kebayang adlah tanggungannya drmh, dia lakukan yg terbaik saat bekerja bukan justru yg meratap ratap ditempat kerja, dia tau dia dmn tp dia profesional tapi tetep beban diwajahnya tak bisa disembunyikan,hikss
    *baper

    ReplyDelete

Thankyou very much for dropping by. Tapi maaf saya moderasi ya, untuk menghindari spam dan komen dg link hidup. Bila waktunya luang pasti akan saya balas dan kunjungi balik blog kalian :)