Masalah klasik: Sinetron ala Indonesia

by - Saturday, September 01, 2007

Kali ini saya ingin nulis yang gak ada hubungannya dengan kehidupan pribadi. Pengen jadi pengamat. Yang mau saya komentari adalah dunia persinetronan indonesia yang menurut saya semakin gak beraturan. Aneh bin gak jelas. Yang sempat ngrecoki pikiran saya adalah sinetron-sinetron tipe sinetron ajaib+dunia khayal, sinetron ramadhan yang aneh dan sinetron remaja yang tanggung.

Sinetron dunia khayal
Contoh konkret nih ; Eneng, Entong, Si Eneng, 1001 Malam, dan mungkin masih banyak lagi. Maksudnya apa coba dengan tayangan itu? Terlalu khayal menurut saya. Mana ada benda mati punya kekuatan ajaib di dunia ini. Sekarang kan bukan jaman timun emas lagi. Apalagi benda-benda ajaib itu digunakan buat membantu sang tokoh dalam menyelesaikan permasalahan. Syirik tuh namanya. Semua penganut agama kan menyembah Allah/Tuhan? Masa sih anak-anak sudah dijejali tontonan yang mengarah pada kesyirikan?
Kadang orang-orang sinetron serasa gak berfikir efek lanjutannya apa. Cuma mengarah pada tontonan bersifat hiburan dan mengejar rating. Tontonan dengan biaya produksi sekian diharapkan rating yang melojak dan keuntungan yang gede.
Denger-denger sih dalihnya tontonan itu buat anak kecil usia 5-12 tahun. Daripada nonton sinetron yang berbau pacaran kan mending liat ”keajaiban” sinetron. Eeeeh... gak tahunya– menurut saya—sinetron ajaib itu malah jadi bom waktu buat anak-anak yang masih dalam tahap belajar agama. Kemasannya memang baik, gak ada unsur kekerasan atau pelecehan atau pacaran, tapi kenapa harus yang mengarah pada kesyirikan?

Sinetron Ramadhan yang terang-terangan gak sesuai islam
Emang ada dalil yang membolehkan pacaran dalam islam?? Ada sih tapi pacaran setelah nikah. Bukan pacaran pranikah. Tengok deh sinetron-sinetron yang akan tayang romadhon tahun ini. Aisyah, solehah, dkk. Pede banget isinya memaparkan percintaan remaja yang ngaku islami. Katanya sinetron islami, ujung-ujungya sinetron cinta—cengeng juga.
Sama kayak sinetron ramadhan itu. Mana nilai-nilai islami yang diusung?? Gadis berjilbab? Rajin salat? Suka membantu? Rela berkorban? Saling menyayangi? Yah semua itu emang ada dan benar-benar mencerminkan islami. Tapi sekarang orang berjilbab banyak, kayak jamur yang tumbuh dimusin hujan. Tapi yang benar-benar ”berjilbab” masih sedikit. Lebih banyak orang berjilbab karena maksud ”tertentu” yang gak jelas. Maksudnya masih belum sempurna+sepenuhnya berjilbab gitu... seharusnya sinetron itu ambil pesan murni islami lewat pemainnya. Pakaian muslimnya seharusnya mencerminkan kekafahan seorang muslimah. Bukan pakaian gaul dengan kerudung seadanya atau pakaian ketat yang memperlihatkn lekuk tubuh sang tokoh. Rajin solat emang dah kewajiban seorang muslim pada-Nya. Bagus kalau sinetron islami punya misi agar umat islam bisa lebih meningkatkan ibadah utamanya. Yang bikin rancu adalah ya itu tadi, sinetron islami yang dibumbui percintaan lawan jenis diluar pernikahan. Ada adegan katakan cinta lagi yang terkesan norak gitu.... biar laris dan rating tinggikah sehingga tega memutarbalikkan ajaran agama??? Berani ngelawan ajaran agama?

Sinetron remaja yang ”menggelikan”
Ini lebih bikin kita – saya-- bisa geleng kepala sendiri. Geli!! Anak kecil usia sekitar 12-14 an sudah bisa bilang ” i love u” pada lawan jenisnya. Belajar dari mana ya? Apa ini termasuk indikator kemajuan zaman? Atau malah kemerosotan zaman? Ini yang ditonjolkan disinetron anak-anak tapi sudah sok-sokan jadi dewasa. Saya rasa semua bisa menebak sinetron apa itu. Dewasa sebelum waktunya. Ini sesuatu yang terbilang cukup gawat. Yang dewasa asli saja masih banyak yang kekanak-kanakan atau masih merasa ”anak-anak” kok yang anak-anak – yang baru kemaren—sudah bertingkah sok dewasa. Tuh kan semua jadi kebalik-balik. Bikin pusing saja.

Sebenarnya saya sih bisa saja berlaku cuek bebek. Saya juga gak merasa paling bener dan gak mau sok suci. Hanya risih saja. Walau setelah mengamati yang keluar hanya sepotong komentar. Saya pikir positif saja. Semoga bisa membuka hati siapa saja tentang semua ”keanehan-keanehan” ini. Dan kita perlu waspada. Jangan sampai kita turut menjadi korban ganasnya kehidupan saat ini yang terkotori oleh persaingan yang tak lagi sehat.

You May Also Like

0 Comments

Thankyou very much for dropping by. Tapi maaf saya moderasi ya, untuk menghindari spam dan komen dg link hidup. Bila waktunya luang pasti akan saya balas dan kunjungi balik blog kalian :)