Setiap orang berhak untuk mengubah kehidupannya. Berubah dalam setiap tingkah laku dan penampilannya. Baik itu perubahan yang baik maupun yang gak baik. Dan perubahan itu bisa langsung total, bisa pula sebagian atau bertahap.
Lantas apakah perubahan yang terjadi pada diri seseorang perlu dideklarasikan di muka umum? Menurut saya sih tergantung. Tapi saya lebih senang jika pendeklarasian itu tidak secara langsung. Biar orang lain yang melihat kenyataan akan perubahan yeng terjadi pada diri kita. Tak perlu koar2 saya kini berubah loh….. apa alasan saya berkata demikian? Karena menurut saya hal itu bisa mengubah niat dalam berubah. ( konteksnya perubahan kearah yang lebih baik). Bisa jadi yang semula tulus ingin hijrah ke arah kebaikan eh malah jadi ria’—pamer. Belum tentu juga orang lain bisa menerima perubahan kita.
Belakangan ini saya menemukan beberapa perubahan pada orang-orang disekitar saya. Ada yang langsung terlihat perubahannya, ada juga yang perlu pengamatan untuk bisa melihat perubahan yang terjadi padanya. Saya salut jika perubahan yang ada adalah menuju kearah perbaikan. Tapi sebaliknya, saya prihatin jika yang terjadi adalah keburukan. Kebanyakan yang saya amati memang perubahan secara fisik dan penampilan. Terutama cewek. Yang semula ini jadi itu, yang itu jadi ini.
Cerita nih…. Si bunga tiba2 berubah jadi lebih alim, lebih rajin ngaji, pakaiannya lebih bener. Padahal sebelumnya senangnya berpakaian ala kadarnya. Cukup mencolok perubahannya. Bahkan gaya bicaranya juga “agak berubah”. Pokoknya tampil beda deh. Dan ketika ada yang bilang padanya “ ciyee…. Sekarang lebih cewek-an ya pakaiannya…” langsung deh dijawab “ aku sekarang mau pake ini terus kok, malu deh klo sekarang liat fotoku pas masih pake celana panjang”. Wow diplomatis dan otomatis jawabannya. This is the declaration, I think. Tapi….. suatu saat teman yang tanya tadi bertemu si bunga pulang dari suatu tempat dan kaget – lebih tepatnya shock—karena…. Si bunga pulang dengan bercelana. Jins lagi. Yang katanya kemaren malu klo liat orang bercelana panjang. Ehhh weladalah! Dimana janjinya kemaren ingin pake rok terus???
Ini yang saya khawatirkan akan pengumuman akan berubahnya diri seseorang. Sanggupkah seseorang konsisten dengan apa yang diucapkan? Karena bagaimanapun juga setiap kata yang keluar dari mulut kita kadang akan terekam kuat di-memori orang lain. Cerita tadi baru sebuah perubahan kecil. Dan mungkin kadang dianggap sepele.
Sekarang…… apakah saya juga berubah? Ah, saya malas untuk mengatakan apakah saya telah menjadi orang baru atau masih seperti dulu. Biar saja orang lain yang menilai. Yang pasti keinginan menjadi yang lebih baik dari sebelumnya tetap tumbuh subur dalam diri dan harus diupayakan menjadi kenyataan yang manis.
perubahan itu layaknya metamorfosis, dan adanya metamorfosis karena ingin menjadi yang terbaik dalam hal kebaikan.....
Lantas apakah perubahan yang terjadi pada diri seseorang perlu dideklarasikan di muka umum? Menurut saya sih tergantung. Tapi saya lebih senang jika pendeklarasian itu tidak secara langsung. Biar orang lain yang melihat kenyataan akan perubahan yeng terjadi pada diri kita. Tak perlu koar2 saya kini berubah loh….. apa alasan saya berkata demikian? Karena menurut saya hal itu bisa mengubah niat dalam berubah. ( konteksnya perubahan kearah yang lebih baik). Bisa jadi yang semula tulus ingin hijrah ke arah kebaikan eh malah jadi ria’—pamer. Belum tentu juga orang lain bisa menerima perubahan kita.
Belakangan ini saya menemukan beberapa perubahan pada orang-orang disekitar saya. Ada yang langsung terlihat perubahannya, ada juga yang perlu pengamatan untuk bisa melihat perubahan yang terjadi padanya. Saya salut jika perubahan yang ada adalah menuju kearah perbaikan. Tapi sebaliknya, saya prihatin jika yang terjadi adalah keburukan. Kebanyakan yang saya amati memang perubahan secara fisik dan penampilan. Terutama cewek. Yang semula ini jadi itu, yang itu jadi ini.
Cerita nih…. Si bunga tiba2 berubah jadi lebih alim, lebih rajin ngaji, pakaiannya lebih bener. Padahal sebelumnya senangnya berpakaian ala kadarnya. Cukup mencolok perubahannya. Bahkan gaya bicaranya juga “agak berubah”. Pokoknya tampil beda deh. Dan ketika ada yang bilang padanya “ ciyee…. Sekarang lebih cewek-an ya pakaiannya…” langsung deh dijawab “ aku sekarang mau pake ini terus kok, malu deh klo sekarang liat fotoku pas masih pake celana panjang”. Wow diplomatis dan otomatis jawabannya. This is the declaration, I think. Tapi….. suatu saat teman yang tanya tadi bertemu si bunga pulang dari suatu tempat dan kaget – lebih tepatnya shock—karena…. Si bunga pulang dengan bercelana. Jins lagi. Yang katanya kemaren malu klo liat orang bercelana panjang. Ehhh weladalah! Dimana janjinya kemaren ingin pake rok terus???
Ini yang saya khawatirkan akan pengumuman akan berubahnya diri seseorang. Sanggupkah seseorang konsisten dengan apa yang diucapkan? Karena bagaimanapun juga setiap kata yang keluar dari mulut kita kadang akan terekam kuat di-memori orang lain. Cerita tadi baru sebuah perubahan kecil. Dan mungkin kadang dianggap sepele.
Sekarang…… apakah saya juga berubah? Ah, saya malas untuk mengatakan apakah saya telah menjadi orang baru atau masih seperti dulu. Biar saja orang lain yang menilai. Yang pasti keinginan menjadi yang lebih baik dari sebelumnya tetap tumbuh subur dalam diri dan harus diupayakan menjadi kenyataan yang manis.
perubahan itu layaknya metamorfosis, dan adanya metamorfosis karena ingin menjadi yang terbaik dalam hal kebaikan.....
0 Comments
Thankyou very much for dropping by. Tapi maaf saya moderasi ya, untuk menghindari spam dan komen dg link hidup. Bila waktunya luang pasti akan saya balas dan kunjungi balik blog kalian :)