Cerita Umroh: Selayang Pandang Arab Saudi (1)

by - Friday, February 15, 2019

Saya pernah membaca cerita-cerita tentang negara Arab Saudi, tempat dua kota suci berada. Sebelum berangkat umroh pun saya kembali mencari apa saja sih yang bakal ditemui di sana, bagaimana gambaran suasananya, dan sebagainya. Setidaknya biar saya enggak kaget-kaget amat, meskipun kenyataannya ya tetep melongo juga sih, ehhee.. karena ada saja yang ternyata belum saya temukan di cerita orang tapi malah mengalami sendiri.


Di tulisan kali ini saya pengen sedikit share apa saja yang saya lihat dan rasakan tentang suasana, orang-orang, budaya dll ketika umroh kemarin. Ada yang positif tapi juga ada yang sebaliknya. Tapi ya gak mendalam, namanya juga selintas pandangan, dan seinget-nya saja. 

1. Pada bulan Januari sampai Februari, secara umum cuaca di sana tidak terlalu panas di kala siang, dan relatif dingin berangin pada sore hingga malam hari. Sebelum berangkat, saya dan suami sempat cek prakiraan cuaca biar gak salah bawa baju. Tadinya saya pikir di sana pastilah panas banget, eh ternyata enggak juga. Cuma memang di beberapa tempat silaunya gak nahan... Makanya kacamata hitam tetap perlu dibawa, yang sayangnya saya malah gak bawa karena gak sempat bikin, heu~

2. Bandara di Jeddah tidak semewah Bandara Soeta di Cengkareng. Bahkan menurut saya cenderung sederhana, dan mohon maaf..... agak kotor (terutama di bagian kamar mandinya). Terutama di area untuk kedatangan dan keberangkatan jemaah haji dan umroh. Gak kebayang kalau pas ibadah haji yang orangnya jauh jauuuh lebih banyak, gimanaa gitu suasananya.

3. Ketika bekerja, petugas bandara sering terlihat nyambi ngobrol dengan temannya, yang membuat seperti tidak fokus ke arah pelanggan. Memang beberapa ada yang ramah, tapi beberapa yang lain justru memasang tampang sangar, tanpa senyum, salam dan sapa (3S). Agak beda dengan pelayanan umum di Indonesia yang sekarang mulai banyak yang mengimplementasi 3S. Sekalinya ada petugas yang bekerja sambil cekikikan apalagi sampai teledor... waah bakal habis jadi berita viral.... #jahatnya media saat ini....

4. Saya menemukan ruangan petugas di bandara Jeddah yang kotor dan berantakan. Ada puntung rokok pula. Kok bisa lihat? Karena kacanya bening dan pintu ruangannya terbuka....

5. Saya kok gak nemu toko duty free yang cakep yaa di sana. Yang barang-barangnya terlihat ekslusif gitu. Yang ada malah toko macem di terminal dengan koleksi barang yang tidak lengkap dan tertata seadanya. Sayang sekali.... Jadi kalau belanja2 memang lebih baik tidak di bandara karena barang2nya tidak banyak yang bisa diharapkan, harganya pun sudah lebih mahal. Kecuali bener2 kepepet karena ada yang kelupaan dibeli saat di pusat perbelanjaan, yaa mau gimana lagi. Hehe.

6. Positifnya, mereka sudah menerapkan aturan PRIORITAS yang cukup baik untuk lansia, ibu dan balita, dan mungkin wanita hamil (kebetulan kemarin gak nemu ibu hamil di bandara). Saya yang membawa Ahzo beberapa kali mendapat layanan prioritas saat antri masuk ke pesawat, bahkan suami saya juga diikutsertakan masuk ke dalam layanan tsb karena tahu saya rempong. Alhamdulillah...

7. Katanya, orang Arab itu suka dan respek dengan anak kecil. Mereka tak segan menyapa, tersenyum bahkan mencium si anak kecil. Bahkan kadang kasih hadiah, coklat atau uang. Di bandara, Ahza beberapa kali mendapat sapaan dari orang Arab. Apalagi waktu di Mekkah dan Madinah. Beberapa orang mencium tangan Ahzo, dan ada 1 orang yang mencium keningnya. Untung disertai doa-doa baik, jadi saya enggan untuk melarang. Piye maneh!

Ada satu kejadian lucu. Waktu itu saya sedang nunggu sodara mengurus kunci hotel di ruang tamu lobby hotel. Tiba-tiba ada sepasang suami istri Arab ikutan duduk di area yang sama dengan saya. Dia nanya-nanya tentang Ahzo dalam bahasa campuran Arab, Inggris dan isyarat, tapi aslinya saya gak begitu paham juga sih dia nanya apa. Saya cuma manggut2 dan senyum aja. Abis itu Ahzo dikasih sekotak jus dan.... uang 10 riyal. Iiihh.. apaan coba. Saya berusaha untuk mengembalikan uang itu karena gak enak hati. Saya jadi udur-uduran kasih uang itu kembali sedangkan orangnya gak mau nerima. Katanya itu hadiah buat Ahzo. Belum selesai urusan uang, sodara saya datang, dan dia lihat kejadian itu. Eh la kok akhirnya uang itu malah diambil oleh sodara saya (yang kemudian gak balik ke saya. Mungkin doi lupa kali yaa, hahahaa pait).

Gara-gara kejadian itu saya langsung ngaca, lah kok ya pas muka saya ternyata lagi kuceeeel banget. Jangan-jangaaan... saya tidak dianggep sebagai mama-nya Ahzo karena kucel dan tampang melas, duuhbiyuung!

8. Di beberapa sudut kota, saya melihat banyak sekali bangunan tak terawat atau bangunan yang konstruksinya mandeg. Juga bekas toko yang terbengkalai. Ada juga bekas coret2an ala vandalisme. Melihatnya bagaikan sebuah kota mati yang ditinggal pergi oleh penghuninya, sayang sekali.

9. Saya juga melihat ada toko-toko yang menurut saya lokasinya jauh dari keramaian. Kan jadinya mikir apa iya punya konsumen? Tempatnya terpencil gitu... Plus kebetulan pas saya lihat lagi sepi pembeli, gak terlihat mobil parkir di depannya.

10. Bangunan di sana rata-rata dicat warna krem atau coklat muda, mungkin menyesuaikan dengan suasana gurun yang berdebu. Kalau di instagram semacam tone peachy dan krem gitu, pastel tapi debuan *halah*

11. Sepanjang jalan ada banyak gunung batu. Tapi ajaibnya banyak kegiatan konstruksi sedang berlangsung. Pikir saya "wah gilaa ya para teknik sipil dan tukang-tukang di Arab, bikin pondasinya dari batu gunung, ngebor dan nge-belah gunung batu". Edan! Para insinyur sipil disini grade-nya lebih tinggi kali yaa dibanding yang kerjanya di tanah lapang dan lunak.

12. Banyak bus yang kondisinya bagus-bagus, meskipun sebagian besar bus asal China, seperti merk Zhong Tong, Dong Feng, dll. Tapi so far bus-bus yang menjadi moda tour kemarin, kondisinya sangat prima baik eksterior maupun interiornya. Kalau di Kebumen bisa lah disandingkan dengan bus Effisiensi. Kelebihan lainnya yaitu adanya colokan untuk nge-cas HP di setiap bangku. Tahu aja busnya kalau jaman sekarang HP dengan batere full sudah jadi kebutuhan pokok. Hehehe.

13. Tapi banyak juga kendaraan umum yang buluk, macem kopaja di Jakarta...

14. Sebenarnya saya sudah sering lihat mobil mewah dijadikan sebagai taxi di Jakarta. Hanya saja, kalau di Arab, taxi dengan mobil mewah tidak semuanya disebut sebagai taxi premium. Malah saya sering lihat taxi pakai mobil Mercedes, Royal Saloon, Camry tapi bentuknya 'gembel'. Gembelnya itu yaa beneran gembel, terus bau rokok dan AC nya gak jelas gitu.. Udah gitu cara nyetir si sopir aduhai.. bikin mual. Manuvernya gilaak!

15. Ada banyaaak banget burung merpati atau dara liar di jalanan dan halaman masjid. Mereka berkumpul jadi satu dan terbang ramai-ramai. Cenderung jinak meski saya gak bisa nangkep. Sayangnya saya gak sempet foto dengan si burung-burung lucu itu.. Padahal sebelumnya pengen banget foto-in Ahzo diantara mereka. Hikss...

16....... saya lanjut di part 2 yaaa...

\\


You May Also Like

0 Comments

Thankyou very much for dropping by. Tapi maaf saya moderasi ya, untuk menghindari spam dan komen dg link hidup. Bila waktunya luang pasti akan saya balas dan kunjungi balik blog kalian :)