Tips & Trik Menyusui dengan Stok ASI Terbatas

by - Monday, December 17, 2018

Siapa ibu2 yang lagi dalam fase menyusui?

Atau yang lagi bingung bin galau takut asip nya gak cukup selama anak ditinggal kerja?



Eh saya pernah loh di fase itu. Fase yang always deg-deg-an sama hasil pumping. Sampai sutrina bahir banget lah. Tanya sana sini tapi kebanyakan jawaban yang saya dapet tuh normatif banget... Asa gak yang bisa langsung diimplementasikan gitu...


Tapi saya tahu mereka-mereka yang kasih jawaban ke saya sudah pengalaman sebelumnya. Gak mungkin juga kan mereka bisa jawab kalau belum pernah ngalamin. 

Nah sekarang giliran saya yang mesti menuliskan plus membagi-bagi tips dan trik sukses menyusui anak dengan stok asip yang ala kadarnya. Minimal sukses menyusui di tahun pertama lah yaa.

Selain untuk berbagi, tulisan ini juga sebagai arsip pribadi, barangkali niih suatu saat saya dikasih anak lagi. Biar enggak gelagepan dalam hal per-asi-an lagi.... Lelah bok, hidup penuh ketidak percayaan pada asi yang dihasilkan. Wkwkwk... 

Apa aja tipsnya? Nyooh biar sama-sama meraih sukses menyusui meski stok asi perah terbatas.


1. Belajar tentang ASI dari sumber yang kredibel

Saya juga baru tahu loh bahwa menyusui itu ada ilmunya. Karena pada kenyataannya, praktek menyusui tak selalu seindah foto-foto di majalah ibu dan anak. Aslinya mah horor, meen! Gak mau lebay atau nakut-nakuti, tapi ya emang gitu. Bahkan kalau saya pribadi, yang lebih horor itu adalah hasil dari menyusui itu sendiri. Bayangkan jika rasanya kita udah effort setengah mati buat nyusuin eeh tahunya tidak diiringi dengan kenaikan BB anak. Sakiit bok! Kemana itu perginya ASI yang mengucur-ngucur tapi kok gak ngaruh banyak di BB si bocah....

Nah biar kita gak panik, hal pertama dan utama sebagai modal menyusui ya dengan BELAJAR. Belajar dari sumber yang kredibel. Bisa dari buku, milis, situs per-asi-an, sharing dengan teman yang sukses asi, dokter, dll. Apalagi sekarang ilmu asi bisa diakses sedemikian mudah dan luas. Tinggal modal pulsa paketan. Contoh sumber yang kredibel: AIMI, dr Meta Hanindita, Babycenter, IDAI, dll.

Kapan mulai belajar? Selagi masih single pun boleh loh sista... Tapi kalau mau nanti ya gak apa2, minimal pas lagi hamil laah...

Tapi ingat, keberhasilan menyusui itu tidak hanya ditangan buibu tok yaa. Peran suami dan keluarga dekat lainnya juga jadi faktor utama. So, pas lagi belajar ajak sekalian atuh suaminya. Rombongan se bapak ibu adek kakak juga bisa... Jadi pas waktunya implementasi akan lebih lancar dan bebas dari mitos-mitos.

2. Rajinlah pumping

Tips ini sebenernya basi ya. Semua konselor laktasi pasti juga akan memberikan tips ini. Tapi sebasi-basinya, tips ini adalah koentji.

Untuk ibu bekerja sangat dianjurkan pumping sebanyak 8x sehari alias 8 kali dalam 24 jam. Atau pumping minimal per tiga jam.

Full ibu rumah tangga perlu pumping dan bikin stok ASI gak?
Kalau ini terserah buibu aja.

Hanya saja kalau dikau memutuskan untuk menjadi mama eping/ exclusive pumping, kegiatan pumping = wajib 'ain, dan jam kerjanya lebih gila lagi. Tiap 2 jam sekali wajib pumping disesuaikan dengan jam menyusu bayi, terutama yang masih newborn.

Kalau dikau pengen gantian begadang sama suami ya berarti perlu pumping buat minum si bayi di malam hari.

Kalau dikau masih kuat begadang, dan sangat exited untuk menyusui bayi secara langsung yaudah mending susuin langsung aja, lebih simpel.

Tapi memang........ jika ibu punya stok asi perah, akan sangat menolong mana kala ibu pengen istirahat sejenak dari rutinitas perbayian. Bisa juga sebagai cadangan ketika ibu sedang tidak enak badan atau bahkan sakit yang mengharuskan rawat inap di RS, dsb.

Prosesi pumping ini gak boleh ditawar-tawar, karena prinsip asi itu supply by demand. Makin sering di pumping makin banyak asi yang dihasilkan. Ibarat pabrik, kalau perintah kerja makin sering ya mesin bakal kerja lebih banyak... Pokoknya disiplin adalah harga mati.

Nah, masalahnya nih... awal-awal pumping biasanya hasilnya sedikit. Tenaaang! I ve been there. Udah ngilu pedes perih, pas tengok ke botol yaelaah hasilnya kagak adaaa cuuuiii! Dan awalnya dakupun kecewa. Setelah mendapatkan banyak pencerahan dari teman-teman akhirnya ku bisa menikmati tiap sesi pumping walaupun hasilnya selalu penuh kezutan... Sejujurnya hasil pumping terbanyak yang bisa saya perokeh itu hanya di kisaran 200 ml dari dua PD per sesi selama 30-40 menit. Gak banyak kaan...

Oiya, hasil pumping yang cuma seiprit itu jangan dibuang ya. Tapi simpen di kulkas bawah aja. Nanti bisa digabung dengan hasil pumping di sesi berikutnya. 

Kapan sih sebaiknya mulai pumping?

Saya memulai pumping H+3 lahiran, karena waktu itu Ahzo harus di terapi sinar sehingga gak bisa tiap waktu saya susuin langsung. Tapi kalau kata konselor laktasi, mulailah pumping 1 bulan setelah lahiran agar di bulan pertama bisa lebih fokus latihan menyusui bayi secara langsung dan membangun bonding ibu dan anak.

Kenapa perlu sedini mungkin? karena begitu lahiran gak semua ibu bisa langsung keluar asinya. Ada yang nunggu sampai beberapa hari. Nah sambil nunggu asi keluar, daripada nganggur bengang bengong -- yang mana ini gak mungkin sih, wkwwk..., maksudnya daripada dengerin orang nengokin yang kadang omongannya gak kontrol mending mulai kenalan dah tuh sama alat-alat pumping asi. Jan sampai pas mau pake eeeh gak ngerti cara pasangnya, hahaha... Selain itu, pumping sejak dini juga membantu ibu2 yang cutinya sedikit. Kan ada tuh yang aturannya saklek harus diambil 1,5 bulan sebelum dan 1,5 bulan sesudah... Rasanya imposible deh untuk ibu2 yang asinya mepet bisa nyetok asi se-kulkas kalau sisa cuti cuma tinggal setengah bulan....


2. Siap gerak untuk pumping kapan saja dan dimana saja

Mau dikau lagi meeting, di jalan, di stasiun, dimana pun harus siap gerak kalau waktu pumping tiba. Bagian paling susah kalau saya tuh kalau jamnya kebentur meeting, apalagi kalau meetingnya sama bos-bos. Melipirnya susaah, shay! Susah ngalahin rasa sungkan sebenernya, tapi gimana pun caranya ya pokoknya harus gerak...


Lebih enak pas lagi di jalanan malahan. Modal tutup apron juga jadi. Makanya buibuk selalu sedia apron menyusui di dalam cooler bag yaa....

3. Pakai media asi selain dot ataaauu akalin dot-nya

Kalau mau idealis, cuss pilih media pemberian asi selain dot, seperti: pipet, cupfeeder, sendok, gelas sloki kecil. Tapi kalau you sama kayak saya yang punya pertimbangan tertentu, cuss lah jan ragu pakai dot *semoga gak ada konselor ini, hehehe

Silakan kalau cocok ya lanjutkan, kalau gak jangan dihujat pliss.. mending tinggalkan aja tulisan ini, karena ku akan memberikan tips yang ternyata juga dilakukan oleh banyak buibu yang bahkan tidak pernah kutanya, wong kenal juga enggaa... Yaitu dengan meng-akali dotnya si bochah. Wkwkw..

Jadi, saya kasih Ahzo dot ukuran S, yang lubangnya kecil untuk anak umur 1-3 bulan. Asumsi saya, dengan lubang yang kecil itu Ahzo tetap perlu usaha untuk ngenyot. Jadi (menurut saya) hal itu bisa mengurangi potensi bingung puting. Ahzo juga gak overfeeding atau terlalu banyak minum susu lebih dari kebutuhannya, meskipun sekarang ini kok malah saya agak-agak nyesel dan pengen Ahzo lebih banyak nyusu aja biar BB nya lebih dari cukup untuk modal memulai MPASI, huhu....

Tapi ingat yaa atas tritmen ini, kita tetap mesti pantau kenaikan BB nya. Selama grafiknya naik dan mengikuti persentilnya berarti tritment ini oke untuk terus dilanjutkan.

Ahzo baru saya ganti ukuran dotnya setelah umur setahun dan langsung saya kasih yang size terbesar karena Ahzo harus mengkonsumsi susu tambahan selain ASI. Cerita tentang ini next yaa....

4. Pakai kantong/botol asip ukuran kecil 

Buibu yang asi perahnya gak melimpah ruah, baiknya pakai kantong atau botol asi ukuran kecil (100-120 ml). Dengan ukuran kantong segitu, buibu seolah-olah akan mendapatkan hasil perahan lebih banyak karena terbagi dalam beberapa kantong. Pas disusun di kulkas pun akan nampak lebih banyak. Ini bukan untuk menipu diri sendiri yaa, tapi lebih ke membantu buibu sekalian untuk berpikiran positif bahwa asi yang dihasilkan cukup untuk kebutuhan si kecil. Dan lagi, kantong asi ukuran kecil biasanya disesuaikan dengan porsi minum anak. Tinggal dikalikan aja kebutuhan sehari saat anak ditinggal kerja, ngitungnya lebih gampang dan gak riskan mubazir.

6. Silakan konsumsi booster asi

Kalau menurut para pakar, prinsip kerja booster asi tuh macem placebo, atau bahasa gampangnya bo'ong-bo'ongan. Alias mengandalkan sugesti. Makanya saya selalu pilih booster asi yang bisa dimakan dengan enak. Contohnya: sari kacang ijo, susu kedele, madu, martabak, pizza, seblak.... eh.. hahaa.. ya intinya makanan dan minuman yang enak dan saya suka.

Biarpun saya tau sugestif, tetep sih, saya cobain juga biar gak penasaran. Hehehe... Saya minum pil moloco, asifit, blackmores, bahkan domperidon yang aslinya adalah obat mual tapi punya efek menambah volume asi. Selain itu saya juga suka minum teh asi Mamabear yang wanginya enak. Yang paling ekstrim saya bikin jus dari daun torbangun dan daun katuk. Bener-bener bikin sendiri from scratch. Minumnya sambil merem melek karena rasanya oo sungguh aneh. wkwkw.....

Hasilnya? Jujur saya gak nandai hasilnya seberapa signifikan. Hanya saja setelah minum para booster itu, hati ini menjadi lebih percaya diri bisa memompa asi lebih banyak. Hehehe

7. Manfaatkan waktu libur untuk menyusui anak secara langsung 


Tips ini saya dapat dari seorang teman ketika saya masih galau tentang kecukupan asi dan kekuatiran akan bingung puting. Katanya, waktu liburan adalah waktu untuk full bonding ke anak dan sebisa mungkin gak diserahkan ke pengasuh kecuali very urgent. Termasuk dalam hal memberikan asi. Tujuan utamanya adalah agar anak tetap lengket dengan ortu. Side efek-nya stok asi perah tetap aman, dan utang stok pada hari-hari sebelumnya terbayar dari stok yang dihasilkan di hari Jumat, Sabtu dan Minggu (Sabtu dan Minggu tetap perlu pumping yaa, walau yang utama tetap direct breastfeeding).

Saya pribadi termasuk yang strict sama posisi stok asi perah. Aturannya: Ahzo minum asi perah hanya di hari Senin sampai Jumat. Sabtu dan Minggu atau hari libur lainnya dia full minum asi langsung. Begitu juga di malam hari. Saya lebih memilih begadang dan always stand by untuk menyusui Ahza secara langsung dibanding keluarin stok. Gak apa lah saya melek sementara papanya tetep molor, wkwkwk... yang penting stok aman. Karena bagi saya, pegel-pegelnya punggung jauh lebih bearable dibanding melihat stok yang menipis apalagi kalau sampai kejar tayang... uwuwu.. gak sanggup dakuh kalau mesti kejar tayang, karena kerjaan yang kadang gak memungkinkan.

8. Yakinkan diri bahwa asi cukup

Saran terakhir juga termasuk saran yang klise , tapi buat saya sangat berguna, alias it's works! Dengan keyakinan diri ditambah minta support dari suami hasilnya sungguh mejik.

Setelah kepercayaan diri terbentuk bahwa asi cukup dan semua usaha udah dilakukan, tugas selanjutnya pasrah dan ikhlas. Legowo atas apapun yang terjadi dan open mind... Karena mau gimana-gimana yang namanya asi itu kan rejeki dari Yang Maha Kuasa ya. Idealis wajib banget dan mesti dipegang teguh, tapi kalau kenyataan harus berkata lain ya coba dipertimbangkan lebih lanjut baik buruknya. Kuncinya jangan egois aja....

-------------

Gitu deh kira-kira tips dari saya... walaupun ada yang sifatnya klise tapi ada juga yang bisa diaplikasikan. Tapi tetep yaa, semua disesuaikan dengan keyakinan buibuk masing-masing. Semisal ada yang tidak sesuai dengan hati nurani buibu ya gak usah digagas, skip aja, hehehe....

Dan Alhamdulillah, atas "keistiqomahan" manajemen asi yang sedemikian rupa, Ahzo bisa lulus asi di tahun pertama. Saya juga masih bisa pumping sampai sekarang umur Ahzo menjelang 20 bulan. Walaupun aktualnya, di tahun kedua (dengan berat hati) saya mesti legowo Ahzo gak 100% asi lagi karena problem BB.



//

tiasangputri


You May Also Like

3 Comments

  1. wah aku dulu juga asip-nya nggak banyak-banyak amat. tapi alhamdulillah sih sampai aja 1 tahun anakku full. ini lagi hamil anak kedua rada takut juga nih kalau asi nggak cukup

    ReplyDelete
  2. Tipsnya aku merasa relate banget Put, hehehe. Bener sih semua kembali ke si ibu musti dalam kondisi emosional stabil dan sebisa mungkin tidak panik. Usaha maksimal plus legowo adalah koentji, plus rajin pumping itu, hehe. Tapi aku gabisa 8x sehari, kalau malem ngantuuk :p

    ReplyDelete
  3. Saya konsumsi booster ASI mba, emang ngaruh meski ga semua jenis booster ASI cocok di saya.
    Cuman saya gak pernah kenal pumping, selalu direct sih.
    Alhamdulillah meski dulu menurut saya ASI saya dikit, eh si bayi bisa juga ASIX dan dia tumbuh endut saat sebelum MPASI :)

    ReplyDelete

Thankyou very much for dropping by. Tapi maaf saya moderasi ya, untuk menghindari spam dan komen dg link hidup. Bila waktunya luang pasti akan saya balas dan kunjungi balik blog kalian :)