Pages

  • Home
  • About Me
  • Halo Ahza!
  • Travel Notes

ad astra per aspera

.... then which of the favours of your Lord will ye deny?

Meski setelah nikah saya mesti pisahan hidup sementara sama si mas ganteng tidak menyurutkan saya buat mberempong-rempong masak. Justru makin semangat, at least buat ngurang2in kebengongan gara-gara kangen sama si mas ganteng itu. Alih-alih latihanlah sebelum suami pulang. Ya kali aja saya bisa kaya farah quinn yang jago masak. :D

Wiken ini saya memang sudah niat mau masak-masak. Pas ke pasar eh gak sengaja liat jantung pisang. Jadi keinget sayur lodeh jantung pisang buatan ibu di rumah. Langsung deh cuss jantung masuk ke daftar belanjaan selain cabe, bawang merah, putih dan bumbu-bumbu lainnya. Belanja saya cukup minimalis. Secara cuma buat sendiri ngapain banyak2 ya kan? Seringnya memang sekali belnja buat sekali atau dua kali masak biar sayuran tetap segar.


Resep lodeh jantung pisang buatan saya sedikit modifikasi dari resep aslinya ibu. Ini gara2 saya lupa ga beli kemiri. Tapi rasanya masih oke punya kok :P. Berikut buat yang mau nyobain, berikut bumbu-bumbunya :
# cabe merah dan rawit, bawang merah, bawang putih, garam, gula pasir sedikit, merica bubuk. Bumbu-bumbu tersebut dihaluskan. Siapkan pula santan encer dan sedikit royko (kalau suka)#

Cara olah jantungnya adalah : kupas/buang bagian kulit jantung yang berwarna merah sampai ketemu bagian jantung yang warnanya putih atau kuning gading. Alias merah2nya dihilangkan semua. Lalu potong2 jantung, masukkan ke air mendidik (oiya sebelumnya mesti siapin rebusan air ya, jadi waktu jantung sudah dikupas langsung masukkan ke air mendidih di atas kompor yang masih nyala). Rebus jantung sampai lunak.

Lalu setelah jantung lunak, angkat dan tiriskan dari air yang menghitam. Isi lagi panci yang sudah bersih dengan air (3-4 gelas, suka-suka). Didihkan kembali air tersebut sambil dimasukkan bumbu halus yang tadi. Setelah bumbu tercium wanginya masukkan jantung yang sudah tiris. Aduk-aduk, setelah mendidih masukkan santan encer dan tunggu sampai semua matang. Sajikan selagi hangat.

... Hemmm.... saya tau suaaami saya penasaran :D


Share
Tweet
Pin
Share
2 Comments
Seminggu setelah resmi menikah di 20 April 2013 yang bertempat di Kebumen (rumah saya), kami boyongan ke Jakarta, tempat dimana suami tinggal. Di Jakarta acaranya adalah ngunduh mantu, sesuai yang telah direncanakan oleh keluarga besar suami. Hem... kebayang kan persiapan nikah saya jadi double deh rempongnya, mana si mas masih di Jepun lagi kan. Seneng sih kalau sudah solve semua, tapi puyengnya ampun-ampun kalau ada yang belum klir. 

Langsung aja kali ya ceritanya :

1. Tempat Resepsi

Acara digelar pada Sabtu 27 April 2013 bertempat di Gedung Pusat Pelatihan Pertanian Klender Jakarta Timur. Gedungnya terbilang bagus karena selesai renovasi. Jadi masih bersih dan megah. Kapasitas tamu yang dapat di tampung kurang lebih 200-an orang. Karena undangan kami ada 700-an jadi perlu nambah tenda di luar gedung. So far gedungnya cukup memuaskan, pelayanan parkir dan petugasnya pun oke. Hanya saja tidak ada kaca di ruang rias dan AC-nya kurang dingin. Meski begitu, semua bisa teratasi dengan baik kok.

2. Rias manten

Saya direkomendasikan saudara untuk menggunakan jasa Mas Asep - dia masih kuliah di jurusan tata rias UNY dan bekerja sebagai freelance untuk make up artis. Pengalaman meriasnya sudah sampai ke artis-artis ibukota, begitu sih kalau dilihat dari portofolio di facebook-nya. Dan meski bukan MUA papan atas, dia sudah punya banyak rekanan untuk menggelar acara pernikahan. Servis yang ditawarkan bisa jasa make up-nya saja bisa pula borongan. Saya sendiri pesan paket wedding mulai dari rias pengantin, dekorasi, dan fotografi.

Benar saja, hasil riasannya saya bilang JOSS GANDOS. Sangat modern, manglingi, dan gak menor samasekali. Tapii.... sayang seribu sayang untuk manajemen waktunya masih harus banyak di-improve. Karena beberapa kali saya hubungi untuk fitting, nanya2, dll agak lama responnya. Saya tanya kapan, dijawab kapan. Terus, saya juga kurang begitu cocok dengan konsep yang diusung, yang mana pengantin adalah satu2-nya point of interest alias pusat perhatian. Kenapa saya kurang setuju? Karena si pengantin jadi keliatan kece bangeeet sementara pengiring termasuk orangtua kesilap baik riasan maupun bajunya. Berasa kurang imbang gitu antara si pengantin dengan yang lain... Memang sih di acara ini kami tidak mengambil paket yang paling wow, karena sangat disesuaikan dengan budget :D, mungkin kalau paketnya yang super ya hasilnya super juga. Hehehe.

Selain makeup yang memuaskan, saya juga sangat puas dengan kebayanya. Bagi saya sih wow banget. Emejing!! Karena si mas Asep-nya kasih pinjem kebaya dari Sanggar Miarosa. Buat capeng2 ibukota mesti tau dong ya sanggar ini... Jadi sebelum memutuskan memilih kebaya ini, saya dikasih pilihan dulu mau baju pengantin yang sederhana alias biasa aja atau yang dari desainer. Waktu cek ricek kebaya biasa-nya kok saya gak ada tertarik-tertarik blas. Bagusan kebaya saya waktu di Kebumen. Yasudah daripada menyesal, akhirnya saya putuskan pakai kebaya desaigner. Ada rupa ada harga emang sih ya. Saya (kami) jadi harus merogoh kocek agak lumayan untuk pinjem kebaya desainer. Tapi mengingat ini acara yang insyaAllah satu kali seumur hidup dan dihadiri oleh tamu2 terhormat mau-tak mau ya pakai yang terbaik.
Berikut foto2 fitting hingga akhirnya saya dirias beneran :

Kebaya pengantin sederhana

Kebaya Miarosa

Finaly :) we are officialy married :D
3. Katering

Kami pakai katering dari bude-nya si mas, yang memang sudah tidak diragukan lagi rasa masakannya. Kateringnya memang baru terkenal diantara kerabat dan rekanan dekat bude. Tapi rasa dan tampilan masakannya tak kalah dengan katering besar. Kayaknya harus lebih kenceng pemasarannya tuh agar lebih dikenal masyarakat. Diantara menu yang saya inget ada sate kambing/kambing guling, es krim, sup daging, gurame asam manis, cah brokoli, dendeng cabe, siomay, bakso, puding. Kira-kira hampir sama dengan yang di acara Kebumen deh :D. Sayangnya lagi-lagi saya gak begitu bisa menikmati masakan-masakan istimewa tsb, karena udah kenyang salaman dan pringas pringis di panggung pelaminan. Haha.

4. Fotografer

Fotografer yang kami pake masih rekanan dari mas Asep. Sepertinya banyak sekali kami di jeprat jepret, tapi sampai tulisan ini publish memang belum jadi foto resminya. Saya memang tidak tau banyak dengan sang fotografer, saya hanya bisa komen servisnya waktu foto2in kami lumayan bagus dan ramah. Fotografernya juga mau ngarahin gaya kita kalau ada yang kurang luwes.
Marriage is the golden ring in a chain whose beginning is a glance and whose ending is  Eternity
~ Kahlil Gibran ~

Share
Tweet
Pin
Share
3 Comments
Ini adalah WO yang dipakai oleh keluarga di acara nikahan saya. Ibu yang kasih rekomendasi berdasarkan informasi dari rekan-rekan kerjanya yang pernah memakai jasa WO ini. Awalnya saya pengen compare dengan beberapa WO yang dipakai oleh teman saya waktu nikahan. Tapi setelah di yakinkan ibu kalau nastiti ini bagus, saya akhirnya manut saja. Begitu diajak ke sanggarnya pun terlihat meyakinkan. Besar, mewah, dan lengkap. Tersedia baju, tenda, kursi, dekorasi, dan catering. Sepertinya Nastiti mengusung konsep full service wedding partner gitu...

Saya kasih nilah 8,75 dari 10 deh untuk servisnya. Mulai dari survei, fitting bolak balik, sampai milih-milih menu hidangan, serta dekorasi dan aksesoris. Yang paling menonjol menurut saya adalah pelayanan yang ramah banget, respon cepat baik melalui telepon atau sms, dan sebagian besar permintaan kami diusahakan tersedia dengan sebaik-baiknya. Untuk harga... memang ya ada harga ada rupa kali ya... saya gak bisa bilang persisnya berapa, tetapi untuk pesta yang kami adakan kemaren dengan biaya segitu masih cukup masuk akal.

Saya pengen cerita yang memang benar-benar saya yang jalani secara langsung, karena beberapa bagian yang paling tau adalah ibu saya, seperti urusan katering dan dekorasi. Yang pertama adalah fitting baju. Ini bagian yang paling dinanti pastinya bagi semua calon penganten, khususnya cewek ya... berkaitan sama penampilan dan baju-baju sih.. :)

Pilihan bajunya cukup banyak dengan berbagai model dan warna. Karena kebetulan ibu saya suka coklat, dan saya orangnya bingungan milih yang mana akhirnya diputuskan pakai coklat gradasi tembaga (kebaya 1) gitu... Kata ibu, adek dan yang lain kebaya gold copper lebih kelihatan mewah dibanding yang lainnya. Berikut beberapa foto waktu saya fitting baju :

Kebaya 1 : Coklat gold tembaga

Kebaya 2 : Red Gold ; Kebaya 3 : Full Gold
Untuk menu catering saya serahin ke ibu saja, menu gubugan (both) ada siomay, jus sirsak & jambu (ini yang paling laris katanya :)), tengkleng, es doger & dawet ireng khas purworejo, sate ayam, martabak, lupaa.... (soalnya saya gak ngeh2 amat sama menu, dan pas nyicipin juga uda diambilin. hehe.. ). Untuk menu buffet standar sih pake sup sosis sayuran, sambel goreng kresni, capcay jamur, empal daging, sama sambal. Rasanya enak, klo di kasih nilai ya 8,3 dari 10 poin.

Saya pun cukup puas dengan tata rias pengantin dari Nastiti, yang pasti gak menor kaya ondel-ondel :D. Cukup modern riasannya. Memang sih ya perias sekarang harus selalu update mengingat yang di riasin anak2 era gen-Y yang dasarannya suka protes dan melek informasi. Sama untungnya jaman sekarang penganten masih tetap bisa mengaca saat dirias. Jaman dulu mana boleh ngaca, pamali katanya. Kalau kata saya sih bukan pamali, tapi periasnya ogah di cerewetin ini itu sama pengantennya yang mungkin kurang puas dg hasil riasnya.... hehehe :P. cekidot hasil riasannya :


Kebaya pink saya... :D

Gold copper kebaya


Foto-foto official wedding nya ditunggu ... :)

Share
Tweet
Pin
Share
12 Comments
donamici style

Tadinya saya berpikir gak perlu beli sepatu pengantin karena bisa pinjem selop di salon. Eh tapi karena kebaya akad saya warna pink silver dan salon jarang yang punya selop warna silver, akhirnya saya 'terhasut' juga pengen beli sepatu pengantin. Selain itu karena di salon selopnya gak ada yang nyaman dan heelsnya ketinggian *alesan aja sih kakakk*

Siang itu saya putuskan mengekor teman saya yang juga mau beli sepatu pengantin di Mangga Dua. Toko yang kami tuju adalah Donamici, yang beralamat di ITC Mangga Dua Lt. III Blok A No. 25 Telp. 6126306, 70697756. Toko sepatu ini memang khusus melayani pembuatan sepatu pesta termasuk diantaranya sepatu pengantin. Hampir semua sepatu yang dibuat selalu diberi aksesoris permata, semacam swarowski, meski bukan swarowski asli alias hanya imitasi. Tapi kata penjualnya dijamin gak luntur, kusam atau menguning selama penggunaanya benar. Mereka juga kasih garansi jika permata tersebut copot atau ilang akan diganti baru, gratis. 

Harga sepatu di Donamici ini mulai dari 300ribuan sampai jutaan. Cukup mahal memang, terutama jika makin banyak permatanya. Sepatu saya di tataran low-end, dipas-pasin sama kantong saya biar gak jebol. Hhahaha. Tetapi menurut saya worth banget karena selain jual yang ready stock, toko ini specialis menerima pembuatan sepatu baru sesuai ukuran kaki kita, sepertinya sih handmade. Saya sendiri memilih untuk bikin baru, karena kalau beli jadi, ukuran sepatu kiri dan kanan kadang beda, walau secara umum saya biasa pakai ukuran 37. Dan ternyata waktu diukur sama Donamici, kaki saya bagian depan sesuai sepatu ukuran 36, tapi panjangnya sesuai sepatu ukuran 37.Untung ya....

Proses pembuatan sepatu memakan waktu 2-3 minggu. Setelah jadi, hasilnya langsung dikirim ke alamat saya. Begitu sepatu sampai di meja saya, rasanya sangat puas karena sepatunya pas banget dan waktu dipakai tidak membuat kaki sakit sama sekali walaupun bentuknya high heels. Di bagian telapak kaki serasa ada bantalan empuknya yang membuat kaki tetap nyaman. Menurut beberapa review, memang itulah kelebihan sepatu Donamici.

ps : recommended seller; 9/10 untuk sepatu saya.
tipsnya : jika mau buat sepatu baru lebih baik pakai model yang Donamici punya, karena mereka lebih terbiasa dibandingkan jika kita membawa model sendiri (ini berdasarkan benchmark ke blog dan forum2 di internet).

\\

Share
Tweet
Pin
Share
2 Comments
Newer Posts
Older Posts

About me




introvert, simple, cats lover, photograph
writing, sharing, reading & cooking enthusiast


INSTAGRAM

Follow Us

  • Twitter
  • Facebook
  • Instagram

Headline

Ealah, Kena Covid Juga Kan

Jika awal tahun 2020 dimulai dengan banjir air hujan, tahun 2021 kok yaa diawali dengan banjir air mata gara-gara Covid19. Sebuah awalan yan...

Categories

life in my opinion haloahza! traveling resep in my review lovelife #30harimenulis #icip2 motherhood nostalgia cerita umroh diary pregnancy Marriage cerita menyusui parenting random thought MyWeddingDay anniversary teknik industri obrolan wanita worklife

Blog Archive

  • ►  2022 (2)
    • ►  April 2022 (1)
    • ►  March 2022 (1)
  • ►  2021 (10)
    • ►  November 2021 (1)
    • ►  October 2021 (1)
    • ►  August 2021 (1)
    • ►  May 2021 (1)
    • ►  April 2021 (1)
    • ►  March 2021 (2)
    • ►  January 2021 (3)
  • ►  2020 (8)
    • ►  December 2020 (1)
    • ►  May 2020 (2)
    • ►  March 2020 (2)
    • ►  February 2020 (3)
  • ►  2019 (23)
    • ►  December 2019 (1)
    • ►  November 2019 (2)
    • ►  September 2019 (2)
    • ►  August 2019 (3)
    • ►  July 2019 (1)
    • ►  June 2019 (1)
    • ►  May 2019 (2)
    • ►  April 2019 (2)
    • ►  March 2019 (1)
    • ►  February 2019 (6)
    • ►  January 2019 (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  December 2018 (9)
    • ►  November 2018 (8)
    • ►  October 2018 (1)
    • ►  September 2018 (2)
    • ►  August 2018 (1)
    • ►  July 2018 (1)
    • ►  June 2018 (1)
    • ►  May 2018 (7)
    • ►  April 2018 (3)
    • ►  March 2018 (1)
    • ►  February 2018 (2)
    • ►  January 2018 (1)
  • ►  2017 (8)
    • ►  December 2017 (1)
    • ►  September 2017 (2)
    • ►  February 2017 (2)
    • ►  January 2017 (3)
  • ►  2016 (65)
    • ►  December 2016 (1)
    • ►  November 2016 (1)
    • ►  October 2016 (4)
    • ►  September 2016 (7)
    • ►  August 2016 (4)
    • ►  July 2016 (3)
    • ►  June 2016 (11)
    • ►  May 2016 (5)
    • ►  April 2016 (8)
    • ►  March 2016 (7)
    • ►  February 2016 (6)
    • ►  January 2016 (8)
  • ►  2015 (26)
    • ►  December 2015 (8)
    • ►  November 2015 (1)
    • ►  October 2015 (4)
    • ►  September 2015 (2)
    • ►  August 2015 (4)
    • ►  April 2015 (3)
    • ►  March 2015 (1)
    • ►  January 2015 (3)
  • ►  2014 (38)
    • ►  December 2014 (2)
    • ►  October 2014 (1)
    • ►  July 2014 (1)
    • ►  June 2014 (5)
    • ►  May 2014 (6)
    • ►  April 2014 (8)
    • ►  March 2014 (4)
    • ►  February 2014 (6)
    • ►  January 2014 (5)
  • ▼  2013 (26)
    • ►  December 2013 (3)
    • ►  November 2013 (2)
    • ►  October 2013 (2)
    • ►  September 2013 (4)
    • ►  August 2013 (1)
    • ►  July 2013 (1)
    • ►  June 2013 (2)
    • ▼  May 2013 (4)
      • #Resep: Lodeh Jantung Pisang Favorit
      • Review Acara Ngunduh Mantu di Jakarta
      • Nastiti - Wedding Organizer Terlengkap di Purworejo
      • Membuat Sepatu Pengantin di Donamici
    • ►  April 2013 (2)
    • ►  March 2013 (2)
    • ►  February 2013 (2)
    • ►  January 2013 (1)
  • ►  2012 (13)
    • ►  December 2012 (3)
    • ►  November 2012 (7)
    • ►  October 2012 (2)
    • ►  July 2012 (1)
  • ►  2011 (1)
    • ►  January 2011 (1)
  • ►  2010 (6)
    • ►  December 2010 (5)
    • ►  April 2010 (1)
  • ►  2009 (5)
    • ►  April 2009 (2)
    • ►  February 2009 (1)
    • ►  January 2009 (2)
  • ►  2008 (33)
    • ►  December 2008 (6)
    • ►  November 2008 (2)
    • ►  September 2008 (3)
    • ►  August 2008 (3)
    • ►  June 2008 (2)
    • ►  May 2008 (2)
    • ►  April 2008 (4)
    • ►  March 2008 (2)
    • ►  February 2008 (1)
    • ►  January 2008 (8)
  • ►  2007 (38)
    • ►  December 2007 (4)
    • ►  November 2007 (1)
    • ►  October 2007 (8)
    • ►  September 2007 (12)
    • ►  August 2007 (7)
    • ►  June 2007 (1)
    • ►  May 2007 (5)
Copyright Tia Putri. Powered by Blogger.

#eatandcook

#eatandcook

#japantrip

#japantrip

Most Read

  • time capsule
    Menjadi Pendengar yang Baik
  • mamarantau
    Merantau di Anjo, Aichi, Jepang
  • La Bellezza della Semplicita
    An Unexpected Stay, A Life Reset
  • Life begins at 30…
    Liburan di Tokyo
  • carissavitri
    “Bu, Capek. Mau Sama Ibu Aja Selamanya”
  • Gembul Kecil Penuh Debu
    Mangut Iwak Wader ❤
  • Catatan Nyempil Kalau Lagi Ada Waktu
    Matilda's 6th Birthday Celebration
  • The Sun is Getting High, We're Moving on
    Lulus Cum Laude, Penting Gak Sih?
  • it's my point of view
    SGM Eksplor bersama Indomaret Dukung Pendidikan Anak Generasi Maju di Masa Pandemi
  • Talk about family, daily life, living, and us
    On Her Wedding Day
  • / besinikel
    1000 hari pertama Yaya, ngapain aja?
  • Masrafa.com
    Memilih Suplemen Dibantu Jovee
  • rocknroll mommy
    Makin Susah Cari Blogger
  • Jerapah Keriting
    Karena Harta yang Berharga adalah Foto Sekolah..
  • Afifa Ayu's Music Box ❤
    Update: My first baby publication!
  • Alfira Fitrananda
    When I’m Sick
  • Lafamilledewijaya
    Resik V Godokan Sirih : Buat Yang Pengen Alami Dan Praktis
  • rumahduapohon
    happy 7th anniversary mr. kumis!
  • santistory
    Manajemen Kulkas dan Belanja Mingguan
  • Mengumpulkan cerita yang terserak
    On this day, 8 Years Ago..
  • let the beast in!
  • Citraningrum
Show 5 Show All

Stats

Member of

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates