Pages

  • Home
  • About Me
  • Halo Ahza!
  • Travel Notes

ad astra per aspera

.... then which of the favours of your Lord will ye deny?

Kayakya sudah jadi kebiasaan deh kalau kena macet di jalan jadi ngelamun. Even lagi nyetir motor sekalipun. Kali ini ngelamunnya agak berat, cih. Tentang besan idaman. Huaa.... Padahal anak bayik masih kicik belum genap setahun dah mikir yang enggak2. Ini kalau cerita sama pak suami pasti langsung di suruh suutt suuttt mingkem, gak boleh mikir yang aneh2, biar enggak pusing. Hahaha...

Karenanya tetiba punya ide untuk berbagi pikiran dengan Mba Sist, yang lebih dikenal sebagai Mrs Muhandoko, yang katanya ada hubungan dengan kerajaan Enggres Raya. Halu tenan mbak-e, wkwkwk... Sesama ibu beranak cowok, memikirkan seperti apa kelak menantu dan besannya sebenernya menurut saya gak serumit jika anaknya cewek. Secara cowok kan yang menjadi pemimpin. Dan in reality, lebih banyak cowok yang akan membawa sang pujaan hati. Tapi berhubung lagi 'sela' (eh, disela-sela'ke ding) yasudah mari coba dipikir deh, sembari ditulis biar enggak lupa.


Baca punya Mrs Muhandoko disini ya: Besan Idaman

Sesungguhnya saya gak pengen banget ketika lagi mantu trus ada yang komen semacam "ih, jomplang banget sama besannya" (dih, padahal diri sendiri kadang komen gitu, baik di hati atau bisik2). Jadi yang pertama, saya pengen punya besan yang se-kufu alias setara, sepadan. Baik dari sisi status sosial, pendidikan dan pekerjaan. Dengan kesetaraan ini setidaknya meminimalisasi terjadinya konflik. Khusus dari sisi agama, saya pengen besan yang seagama dan Islamnya sama (bukan yang resmi sesat); alesannya simple, seagama saja kadang ada hal-hal yang kurang sreg, apalagi beda agama; pun saya mungkin termasuk yang tidak ingin anak/keluarga saya berpindah keyakinan dengan alasan apapun). Dan kalau misal lebih agamais/religius kayaknya no problem sih. Asumsi saya kalau ngerti agama berarti ngerti juga do/dont terkait anak, menantu, besan dan urusan rumah tangga, walaupun gak bisa digeneralisir juga siih...

Karena sejak kecil saya dididik untuk mandiri, besar kemungkinan saya juga akan menerapkannya pada anak. Salah satunya dengan membebaskan anak tinggal di mana sesuka dia setelah menikah nanti. Tentu saya bersyukur dan senang hati jika tinggalnya deket rumah. Kalaupun enggak semoga tetap rajin main ke rumah walau cuma sebentar, hehe. Naah, semoga sang besan juga sepemikiran, alias tidak 'memaksa' untuk tinggal serumah dengan anak mantunya, kecuali ada urgent matter ya mau gimana lagi...? Wong keluarga istana aja tinggalnya sendiri-sendiri kan, hahahaa *kok ku jadi halu yaa...* 

Dengan tinggal di tempat yang berbeda, saya juga berharap tidak banyak intervensi yang dilakukan. Tapi biasanya kalau anak cowok mah tetep cool yaa, yang suka baper kan mantu cewek 😂 (so, wahai para ciwi2, semoga nanti kalau jadi mantu ei, eike bisa pegang sifat ini yaa). Apalagi kalau sampai dapet besan posesif, hemm... jauhkan ya Rabb.. agar saya bisa main bersama anak cucu dengan santai dan nyaman. So, kriteria berikutnya adalah semoga besan saya nanti adalah orang yang asyik, easy going, dan baik hatinya. 

Selanjutnya, saya sangat menghargai besan yang hidupnya bisa mandiri baik secara finansial maupun non finansial; alias tidak terlalu bergantung pada anak, terutama jika masih sangat sehat dan bugar. Lalu tidak panikan dan tidak rempong, terutama dalam hal hajatan (apapun). Satu rikues khusus, pengennya yang anaknya enggak banyak-banyak, keluarga berencana lebih baik lagi 😌. 

Kalau dapat besan jauh gimana, Mak? 
Ummm.... feels good! Eh, jauh ya? Saya bukan orang yang rasis atau kedaerahan. Tapi sejujurnya jika dapat orang jauh yang terbayang adalah kasihan si anak kalau mudik lebaran. Kasian diri ini juga sih, karena pasti mudik lebaran sang anak bakal gantian. Tahun ini di besan, tahun berikutnya di tempat saya. Gimana daku bisa menahan rindu, uwuwuwu... Makanya pengennya nih.. kalau bisa Ahzapao dan anak2 saya nanti dapat jodoh yang jaraknya terjangkau aja... kalau 'peknggo' alias dapat tetangga? ... yaa, jangan deket2 amat juga sih, wkwkwkw..

Kira-kira itu sih yang baru kepikiran tentang besan idaman. Mungkin nanti bisa berkurang atau bertambah kriterianya. Sekarang sih gak mau dipikir banget-banget, karena tugas saya sekarang mendidik Ahza jadi anak yang baik agar kelak mendapatkan jodoh dan besan impian yang baik juga.... dan tentu saja memantaskan diri sampai saat itu tiba *halah, hehe*

Jadi gimana, mau ada yang nambahin colabs juga? Monggo loh jangan sungkan2, colek kita berdua ya... Saya dan Mba Nana. Hehehee...

\\


Share
Tweet
Pin
Share
1 Comments
Usia 4 bulan Ahza direkomendasikan oleh dsa-nya untuk mengonsumsi suplemen zat besi. Hal ini dikarenakan: pertama karena dsa-nya menganut pedoman dari IDAI bahwa mulai usia 4 bulan semua bayi perlu disuplementasi zat besi; kedua karena waktu hamil saya punya riwayat anemia. Jadi zat besi ini bersifat sebagai langkah preventif.

 Tempat pendaftaran (foto dari web Prodia)

Share
Tweet
Pin
Share
2 Comments
Ini tulisan Anies Baswedan yang saya tidak bosan untuk membacanya :


Anak anak yang dididik dalam keluarga yang penuh kesantunan, etika tata krama, sikap kesederhanaan akan tumbuh menjadi anak anak yang tangguh, disenangi, dan disegani banyak orang.
Mereka tahu aturan makan table manner di restoran mewah. Tapi tidak canggung makan di warteg kaki lima.
 
Mereka sanggup beli barang-barang mewah. Tapi tahu mana yang keinginan dan kebutuhan.
Mereka biasa pergi naik pesawat antar kota. Tapi santai saja saat harus naik angkot kemana-mana.
Mereka berbicara formal saat bertemu orang berpendidikan. Tapi mampu berbicara santai bertemu orang jalanan.
Mereka berbicara visioner saat bertemu rekan kerja. Tapi mampu bercanda lepas bertemu teman sekolah.
Mereka tidak norak saat bertemu orang kaya. Tapi juga tidak merendahkan orang yg lebih miskin darinya.
Mereka mampu membeli barang-barang bergengsi. Tapi sadar kalau yang membuat dirinya bergengsi adalah kualitas, kapasitas.
dirinya, bukan dari barang yang dikenakan.
Mereka punya.. Tapi tidak teriak kemana -mana. Kerendahan hati yang membuat orang lain menghargai dan menghormati dirinya.
Jangan didik anak dari kecil dengan penuh kemanjaan, apalagi sampai melupakan kesantunan, etika tata krama.

Hal hal sederhana tentang kesantunan seperti :
  • Pamit saat pergi dari rumah
  • Permisi saat masuk ke rumah temen (karena ternyata banyak orang masuk ke rumah orang tidak punya sopan santun, tidak menyapa orang orang yang ada di rumah itu),
  • Saat masuk atau pulang kerja memberi salam kepada rekan, terlebih pimpinan
  • Kembalikan pinjaman uang sekecil apapun,
  • Berani minta maaf saat ada kesalahan
  • Tahu berterima kasih jika dibantu sekecil apapun.
Kelihatannya sederhana, tapi orang yang tidak punya attitude itu tidak akan mampu melakukannya.
Bersyukurlah, bukan karena kita terlahir di keluarga yang kaya atau cukup.
Bersyukurlah kalau kita terlahir di keluarga yang mengajarkan kita kesantunan, etika, tata krama dan kesederhanaan.

Ps: foto milik pribadi, diambil waktu jalan2 ke Kyoto

❤ 

Share
Tweet
Pin
Share
No Comments
Judulnya dah macem iklan seminar2 ya. Tapi bener loh, 3 dari 5 alat ini hukumnya wajib punya agar mempermudah memasak MPASI utk si kecil. Sedangkan 2 lainnya bisa sebagai tambahan saja, walaupun kalau bagi saya sangat berguna, 😊😊.



-----
Apa saja itu?
Share
Tweet
Pin
Share
2 Comments

Sudah lama sebenernya pemikiran tentang ini. Yakni tentang bagaimana menyikapi tulisan atau sharing dari orang lain. Terutama dari para "influencer". Kenapa influencer-nya pake tanda kutip? Karena sekarang banyak bermunculan orang-orang biasa yang tiba-tiba punya follower bejibun, khususnya di Instagram. Kalau di IG saya sekarang, yang lagi sering muncul adalah "mom-influencer" yang isi postingannya terkait seluk beluk anak dan parenting tips.

Setelah jadi ibu, saya baru tau ternyata ada banyak sekali para ibu yang menuliskan aneka cerita tentang anaknya. Ada tips asi, mpasi, resep mpasi, sharing berobat, terapi, dokter, imunisasi dan lain-lain. Banyak dari tulisan-tulisan itu berguna buat saya yang masih newbie dalam dunia motherhood. Walaupun ada pula yang agak berseberangan pendapat. Nah kalau ndilalah nemu bagian yang berseberangan biasanya gak saya ikuti lagi, kawatir jadi galau lalu jadi gak yakin. Padahal saya sudah berusaha mencari ilmunya melalui sumber yang lebih terpercaya dan dibuat oleh pihak yang kompeten. 

Dalam hal apa sih yang biasanya berseberangan pendapat? 

Sejauh ini sih hal-hal yang berkaitan dengan penanganan anak sakit yang umum terjadi (common cold). Saya note ya, sakit-sakit yang biasanya menjadi langganan anak dan dewasa, seperti batuk pilek, diare, keringat buntet, dll. Saya paham hal tersebut tidak lantas kita sepelekan. Kita harus tetap waspada, tapi diusahakan kepala kita tetap dingin. Tujuannya agar tidak panik sehingga bisa rasional dalam berpikir dan bertindak.

Jadi dari beberapa influencer tsb, selain berbagi cerita yang cukup detail, juga ada yang dengan rinci berbagi nama obat. Walaupun dalam postingan tsb sudah diberikan disklaimer "tiap kasus sakit obatnya mungkin beda", tapi tetap saja, menurut saya tulisan tsb punya potensi misleading oleh follower-nya. Apalagi jika follower-nya awam dan maunya instan. Bahaya banget jika sampai diikuti, padahal tiap kasus bisa beda penanganan. 

Contoh kasusnya begini: seorang momfluencer cerita kalau anaknya batuk pilek, kemungkinan karena virus (ditulis di postingannya), demam tinggi hingga 39 derajat celcius. Panik kan.. lalu ke dokter dan diberikan obat-obatan yang terdiri dari puyer yang berisi antibiotik, vitamin daya tahan, dan paracetamol. Si momfluencer tsb juga bilang bahwa dia gak mau ambil resiko ada apa2 jadi pasrah aja dapat obat tsb, yang penting anaknya segera sembuh. Karena follower-nya banyak, sampai ribuan, komennya pun banyak. Ada pro kontra terhadap obat yang diberikan. Yang pro intinya yang penting anak cepet sembuh dan nurut aja sama dokternya apapun obat yang diresepkan. Sedangkan yang kontra berusaha memberi masukan bahwa untuk sakitnya tsb seharusnya tidak perlu antibiotik. Karena si momfluencer tsb sudah state diawal bahwa dia tipe orang yang nerimo yang penting anak cepet sembuh, ya di pro komen-komen yang ada pro. Komen yang kontra kena sikat miring deh.. wwkwkwkk.... 

Bagaimana menurut saya? Kalau saya memposisikan diri di pihak ibu momfluencer, mungkin kesel kali ya, wong anak lagi sakit eh malah dapet komenan macem-macem. Pengennya ya toss sama yang pro aja. Tapi kalau berkepala dingin, harusnya dia siap menerima konsekuensi dari sharing yang sudah dibuat dan di-publish ke umum. Kecuali yang bahasanya kasar dan judging hingga menyayat hati boleh lah ditebas dulu biar gak makin badmood. HAHAHA... Kalau hati dan kepala dingin, tentu lebih bisa open mind, menerima masukkan dari follower yang ternyata kalau diperhatikan background-nya ada juga yang dokter (yang rasional alias pro RUM). Ada pula yang mencantumkan referensi valid. Bukan lantas 'ngata-ngatain' yang kontra.... kalau kayak gitu kan jadinya blunder. Emosi sih emosi, tapi keep cool atuh bunda... :D. Tanggapin aja dengan "Oh, gitu ya? Wah nanti coba saya baca-baca referensinya, bla..bla..bla...."

Nah, kalau saya termasuk follower yang pro atau kontra? 
Mana hayo manaa??
-------------
Baique, pertama, saya gak nge-follow dia, ndilalah aja IG nya muncul di feeds. Lalu saya buka-buka karena penasaran, kok bisa ibu-ibu biasa follower-nya bejibun. Setelah ditelusuri ternyata karena dia termasuk buibu yang "sharenting"  - parents share anythings *abaikan, kepanjagan yang ngaco* Lalu ketemulah postingan seperti diatas itu. Yo bye, gak jadi saya follow, karena apa? Karena saya kontra. Hehee... Daripada-daripada kan... misal saya gatel pengen komen 'meluruskan' tapi malah bikin dosa pada orang lain yang saya gak kenal, berabe. Masak nanti susah masuk surga gara2 nyangkut hal remeh gituan... *ibaratnya begitu, gak usah ngambek kalau saya nulis surga-surgaan, semua orang pen jadi ahli surga kan? 

Saya kontra terhadap obat yang diberikan dokter tsb. Karena sakitnya si anak disebabkan oleh virus yang sependek pengetahuan saya obatnya bukan antibiotik. Menurut referensi yang dijamin valid seperti IDAI dan milissehat, penanganannya hanya banyak minum agar tidak dehidrasi. Sesekali diberi paracetamol jika demam diatas 38 derajat celsius dengan tujuan utama lebih untuk menyamankan anak (agar mengurangi rewel). Selebihnya malah disarankan untuk sabar dan gendong, oleh dokter andalan, dr Arifianto, SpA. 

Meskipun kontra, saya malas ikutan komen. Selain karena alesan diatas (yang surga2 itu tuh) juga karena si momfluencer tsb tidak cukup open mind dalam menerima masukan even yang disampaikan dengan bahasa sopan. Defensif banget lah pokonya....

Di kasus ini lalu saya jadi keinget seseartis yang menuai masukan (tapi lama-lama menjadi hujatan) dari banyak ibu2 karena gaya parenting-nya yang dianggap antimainstream. Saya mencoba mengerti kekuatiran ibu2 kontra tsb terhadap follower-follower awam-nya si artis. Tapi jika kemudian menjadi penghujat menurut saya sudah kelewat batas. Jaga hati jaga pikiran jaga lidah jaga jari ngapa buibuuk... we are in the same gengs loh, geng ibu2, masak yo saling menghujat. Kalau  hujatannya malah balik ke diri sendiri bagaimana? Atau jari-jari dan mulut kita ditahan sama Malaikat Rokib Atit gimana jal? Lak puyeng kaan masuk surga tapi mulut dan jarinya ketinggalan....

In the end,

Jika kita ada di posisi sebagai follower, atau minimal menjadi pengamat kita mesti inget kita itu tidak bisa mengontrol orang lain posting apapun. Karena ya akun-akun orang, jari-jari orang kan. Mana bisa? Yang bisa dikontrol adalah diri kita *ambil kaca*. Jadi jangan asal 'niru-niru' atau ikut-ikutan. Kalau mau ikutan cari dulu referensinya, baca, pahami, dan cocokkan dengan kondisi kita. Dalam  mencari referensi sebisa mungkin cari yang paling valid dan dari sumber-sumber terpercaya. Jangan berdasar katanya-katanya aja... Jadi kalau ditanya dapat referensi darimana gak asal nyeplos "dari mbah google". Dan kalau menerima informasi, yuuk disaring. Ambil yang kiranya cocok, tapi gak perlu menghujat hal yang berseberangan sama kita. Kalau bisa meluruskan lebih baik, tapi tetep liat situasi yoo... 

Nah jika kita sebagai "tokoh" plisss sharing-nya juga jangan semena-mena. Sertakan sumber yang jelas, beri disklaimer juga gak apa-apa untuk antisipasi meskipun gak jaminan. Dan jadilah tokoh yang open mind. Kalau pun berseberangan pendapat sampaikan dengan baik juga, gak perlu defensif atau ngotot. Karena diatas langit masih ada langit....

Wes, gitu aja tulisan random kali ini... semoga bisa dimengerti dan jangan baper plis kalau you merasa. Hehehee (kayak ada yang baca aja.. 😅)

Btw, dengan maraknya sharenting ini, lama-lama saya jadi males untuk ikut2an sharing macem2 tentang Ahzapaw di sosial media. Males kalau nanti terjadi hal-hal diluar ekspektasi. Selain itu saya takut tenar *halaaah* . Share secukupnya dan sesukanya aja macem foto lucu2 dengan caption singkat. HAHAHA

\\

Gambar: https://cdn-images-1.medium.com/


Share
Tweet
Pin
Share
4 Comments
Jadi beberapa hari yang lalu saya sempet agak kesel sama yang momong Ahza. Pasalnya doi tau-tau ngabisin sisa tiramisu yg emang sengaja gak saya bagi2. Wong pak suami aja cuma ngicip dikit. Hehe. Lah kok pulang kerja tiramisunya tandas. Padahal selama di perjalanan pulang kerja saya udah yg ngeces2 pengen segera melahap habis si tiramisu yg sengaja sy sisakan. Pengen ngaum banget deh, capenya jadi berlipet secara tak terduga. CAPEK HATI. Huhuu... Tapi yasudah, mau gimana lagi. Suami cuma bilang untuk mengikhlaskannya biar jadi halal. Oke baeklah...

Hari berikutnya, sore2 sepulang saya kerja, si bibik cerita kalau dia abis beli 1 kg singkong dari uang yg tiap hari saya tinggalin. Singkongnya direbus, lalu digiling bersama santan dan susu kental manis. "Oh, singkong thailand ya bu?" kata saya. "Wah kurang tahu bu, pokoknya begitu, coba aja bu" katanya. Pas saya coba, o iya mirip-mirip laah tapi masih kurang manis. Tetiba saya jadi inget apakah ini sebagai pengganti tiramisu yg kemarin? Hohoo... 

Demi memanfaatkan selai Skippy Coklat agar rasanya lebih yahut, maka saya uplak uplek jadilah: SingThai Skippy alias Singkong Thailand Skippy (ala Cheese Cake). Mengapa ala cheese cake? Karena eh karena penataannya macem cheese cake. Ya kan? 



Cara bikinnya gimana? Cuss ini resepnya.

Bahan:
1. Singkong
2. Santan
3. Susu kental manis
4. Garam
5. Daun pandan
6. Selai Skippy kacang coklat
7. Oreo bubuk/meses sebagai hiasan



Cara membuat:
1. Rebus/kukus singkong sampai matang dan empuk
2. Setelah singkong matang lalu tumbuk dengan muntu
3. Masak kembali singkong tumbuk dengan santan sampai surut (mengental)
4. Tambahkan susu kental manis, sedikit garam dan daun pandan agar wangi
5. Setelah matang, tata ke dalam wadah bening dengan urutan: singkong - Skippy Kacang Coklat - singkong lagi - taburan oreo/meses. Beri garnis strawberi atau ceri merah agar cantik. 
6. Setelah dingin masukkan kulkas. Lebih nikmat disajikan dingin. 

Begitu kira kreasi dapur warung kali ini. Semoga menginspirasi ya... Insightnya: coba ikhlaskan apa yg sudah kejadian, pasti nanti akan ada gantinya yg sama atau lebih baik. 😊

\\


Share
Tweet
Pin
Share
1 Comments
Sabtu minggu kemarin bawaannya maleeess banget. Gegara bangun kesiangan sebenernya. Hehee. Yang berujung pada telat masak, telat sarapan. Tapi untungnya sarapannya bocil tetap on point dong, karena tinggal cemplang cemplung jadi. Udah kayak sulapan lah... 

Karena udah siang, tapi perut laper mau gak mau mestinya bikin sarapan yang simpel saja. Paling gak buat isi-isi perut buat modal nyiapin masakan yang sesungguhnya. Ndilalah di rumah lagi ada roti canai, yang dibeli beberapa waktu lalu karena suami pengen memakannya dengan cocolan kari daging ala-ala. Tapi kok ya sampai kemarin gak beli-beli daging, mau beli ke pasar keburu laper. Males kan.... Eh kok tetiba saya inget punya selai kacang sebotol yang masih baru. Dan kayaknya cucok tuh dijadiin cocolan si roti canai. So, sarapan simpel kali ini dipersembahkan oleh: Selai Skippy Kacang Coklat. Yeaayy!!

Jadi bikin apa.. bikin apaa.. bikin apaa? 
Kitorang bikin Canai Kacang Strawberi, nih resepnya yang super gampil yaw...


Bahan: 
1. Roti canai siap saji
2. Selai skippy kacang coklat
3. Strawberi: iris tipis

Cara membuat:
1. Hangatkan roti canai dengan cara dikukus atau dipanggang mentega
2. Gelar roti canai yang sudah hangat, olesi dengan Skippy -- sesuai selera
3. Tata strawberi potong diatas olesan selai
4. Lipat/gulung roti canai menjadi kerucut gepeng/ segitiga
5. Sajikan dengan susu hangat

PS: kalau gak punya roti canai bisa pakai roti tawar ya Ses...

 

Dari hasil berkreasi ini kita lihat: Komentar Dewan Juri....

Juri 1:

Juri 1 sungguh tidak representatif. Beliau salah ambil, yang diambil malah garnisnya. Hohooo... Lanjut ke Juri 2 yaa....

Juri 2:

Juri 2 bilang, emmm..... mayan laah. Hahahahaaa.....

Sudah, abaikan juri2 diatas, tidak kredibel. Wkwkw.. yang pasti menu ini simpel, mengenyangkan dan seger karena ada selipan buahnya. 

Silakan dicoba....

\\

Share
Tweet
Pin
Share
1 Comments
Newer Posts
Older Posts

About me




introvert, simple, cats lover, photograph
writing, sharing, reading & cooking enthusiast


INSTAGRAM

Follow Us

  • Twitter
  • Facebook
  • Instagram

Headline

Ealah, Kena Covid Juga Kan

Jika awal tahun 2020 dimulai dengan banjir air hujan, tahun 2021 kok yaa diawali dengan banjir air mata gara-gara Covid19. Sebuah awalan yan...

Categories

life in my opinion haloahza! traveling resep in my review lovelife #30harimenulis #icip2 motherhood nostalgia cerita umroh diary pregnancy Marriage cerita menyusui parenting random thought MyWeddingDay anniversary teknik industri obrolan wanita worklife

Blog Archive

  • ►  2022 (2)
    • ►  April 2022 (1)
    • ►  March 2022 (1)
  • ►  2021 (10)
    • ►  November 2021 (1)
    • ►  October 2021 (1)
    • ►  August 2021 (1)
    • ►  May 2021 (1)
    • ►  April 2021 (1)
    • ►  March 2021 (2)
    • ►  January 2021 (3)
  • ►  2020 (8)
    • ►  December 2020 (1)
    • ►  May 2020 (2)
    • ►  March 2020 (2)
    • ►  February 2020 (3)
  • ►  2019 (23)
    • ►  December 2019 (1)
    • ►  November 2019 (2)
    • ►  September 2019 (2)
    • ►  August 2019 (3)
    • ►  July 2019 (1)
    • ►  June 2019 (1)
    • ►  May 2019 (2)
    • ►  April 2019 (2)
    • ►  March 2019 (1)
    • ►  February 2019 (6)
    • ►  January 2019 (2)
  • ▼  2018 (37)
    • ►  December 2018 (9)
    • ►  November 2018 (8)
    • ►  October 2018 (1)
    • ►  September 2018 (2)
    • ►  August 2018 (1)
    • ►  July 2018 (1)
    • ►  June 2018 (1)
    • ▼  May 2018 (7)
      • Tentang Besan Idaman
      • Review Cek Darah dan Urin Anak di Prodia Childlab ...
      • #GoodNote: Mendidik dengan Kesantunan
      • 5 Alat MPASI Yang Powerfull
      • RandomThought: Momfluencer & The Followers
      • Membuat Singkong Thailand Skippy ala Cheesecake
      • Cara Lain Menikmati Roti Canai
    • ►  April 2018 (3)
    • ►  March 2018 (1)
    • ►  February 2018 (2)
    • ►  January 2018 (1)
  • ►  2017 (8)
    • ►  December 2017 (1)
    • ►  September 2017 (2)
    • ►  February 2017 (2)
    • ►  January 2017 (3)
  • ►  2016 (65)
    • ►  December 2016 (1)
    • ►  November 2016 (1)
    • ►  October 2016 (4)
    • ►  September 2016 (7)
    • ►  August 2016 (4)
    • ►  July 2016 (3)
    • ►  June 2016 (11)
    • ►  May 2016 (5)
    • ►  April 2016 (8)
    • ►  March 2016 (7)
    • ►  February 2016 (6)
    • ►  January 2016 (8)
  • ►  2015 (26)
    • ►  December 2015 (8)
    • ►  November 2015 (1)
    • ►  October 2015 (4)
    • ►  September 2015 (2)
    • ►  August 2015 (4)
    • ►  April 2015 (3)
    • ►  March 2015 (1)
    • ►  January 2015 (3)
  • ►  2014 (38)
    • ►  December 2014 (2)
    • ►  October 2014 (1)
    • ►  July 2014 (1)
    • ►  June 2014 (5)
    • ►  May 2014 (6)
    • ►  April 2014 (8)
    • ►  March 2014 (4)
    • ►  February 2014 (6)
    • ►  January 2014 (5)
  • ►  2013 (26)
    • ►  December 2013 (3)
    • ►  November 2013 (2)
    • ►  October 2013 (2)
    • ►  September 2013 (4)
    • ►  August 2013 (1)
    • ►  July 2013 (1)
    • ►  June 2013 (2)
    • ►  May 2013 (4)
    • ►  April 2013 (2)
    • ►  March 2013 (2)
    • ►  February 2013 (2)
    • ►  January 2013 (1)
  • ►  2012 (13)
    • ►  December 2012 (3)
    • ►  November 2012 (7)
    • ►  October 2012 (2)
    • ►  July 2012 (1)
  • ►  2011 (1)
    • ►  January 2011 (1)
  • ►  2010 (6)
    • ►  December 2010 (5)
    • ►  April 2010 (1)
  • ►  2009 (5)
    • ►  April 2009 (2)
    • ►  February 2009 (1)
    • ►  January 2009 (2)
  • ►  2008 (33)
    • ►  December 2008 (6)
    • ►  November 2008 (2)
    • ►  September 2008 (3)
    • ►  August 2008 (3)
    • ►  June 2008 (2)
    • ►  May 2008 (2)
    • ►  April 2008 (4)
    • ►  March 2008 (2)
    • ►  February 2008 (1)
    • ►  January 2008 (8)
  • ►  2007 (38)
    • ►  December 2007 (4)
    • ►  November 2007 (1)
    • ►  October 2007 (8)
    • ►  September 2007 (12)
    • ►  August 2007 (7)
    • ►  June 2007 (1)
    • ►  May 2007 (5)
Copyright Tia Putri. Powered by Blogger.

#eatandcook

#eatandcook

#japantrip

#japantrip

Most Read

  • time capsule
    Menjadi Pendengar yang Baik
  • mamarantau
    Merantau di Anjo, Aichi, Jepang
  • La Bellezza della Semplicita
    An Unexpected Stay, A Life Reset
  • Life begins at 30…
    Liburan di Tokyo
  • carissavitri
    “Bu, Capek. Mau Sama Ibu Aja Selamanya”
  • Gembul Kecil Penuh Debu
    Mangut Iwak Wader ❤
  • Catatan Nyempil Kalau Lagi Ada Waktu
    Matilda's 6th Birthday Celebration
  • The Sun is Getting High, We're Moving on
    Lulus Cum Laude, Penting Gak Sih?
  • it's my point of view
    SGM Eksplor bersama Indomaret Dukung Pendidikan Anak Generasi Maju di Masa Pandemi
  • Talk about family, daily life, living, and us
    On Her Wedding Day
  • / besinikel
    1000 hari pertama Yaya, ngapain aja?
  • Masrafa.com
    Memilih Suplemen Dibantu Jovee
  • rocknroll mommy
    Makin Susah Cari Blogger
  • Jerapah Keriting
    Karena Harta yang Berharga adalah Foto Sekolah..
  • Afifa Ayu's Music Box ❤
    Update: My first baby publication!
  • Alfira Fitrananda
    When I’m Sick
  • Lafamilledewijaya
    Resik V Godokan Sirih : Buat Yang Pengen Alami Dan Praktis
  • rumahduapohon
    happy 7th anniversary mr. kumis!
  • santistory
    Manajemen Kulkas dan Belanja Mingguan
  • Mengumpulkan cerita yang terserak
    On this day, 8 Years Ago..
  • let the beast in!
  • Citraningrum
Show 5 Show All

Stats

Member of

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates