Pages

  • Home
  • About Me
  • Halo Ahza!
  • Travel Notes

ad astra per aspera

.... then which of the favours of your Lord will ye deny?

Selain dunia parenting dan tumbuh kembang anak, hal yang sedang saya gandrungi belakangan ini adalah yang berkaitan dengan kesehatan mental (mental health). Terus pas kemarin ngobrol-ngobrol sama Kunis (adek eike no 2) rasanya kayak tutup bersambut gelas gitu, karena dia juga lagi demen sama tema-tema ini. Bahkan yang kita ikutin sama: dr Jiemi Ardian, psikiater hits di jagat Twitterland. 


Funfact dari hasil obrolan yang ngena banget tuh kalau kesurupan itu bukan semata-mata karena gangguan jin seperti yang selama ini saya tahu. Karena ternyata kesurupan punya terjemahan dalam ilmu medis yang mengarah ke penyakit mental. Nama medisnya tuh Possession Trance Disorder. Lebih jelasnya mending googling sendiri aja yaak, biar postingan ini gak melenceng kemana-mana, hehe.

Dari dr Jiemi ini lah, saya dapat info tentang konsul psikologi online di www.ibunda.id. Setelah saya selami, portal ini menarik banget lho, mengingat konsul psikologi yang mahal, portal ini bisa jadi alternatif sebelum beneran konsul langsung. Siapa tahu dapet solusi lebih cepat. 

Selain layanan konsul online, di portal ini juga ada menu Quiz, yang salah satu diantaranya kuis mengenal diri sendiri. Judulnya Big Five. Isinya berupa pertanyaan-pertanyaan yang mengarah ke sifat2 personal kita. Gak ada jawaban benar dan salah, dan pas ngisi diusahakan dalam kondisi santai jadi hasilnya relate sama yang beneran kita rasakan. 

Nah lewat postingan ini saya mau berbagi hasil tes yang sudah saya kerjakan. Hasilnya big five personality saya tuh: Extraversion, Agreebleness, Consentiousness, Neurocitism, dan Openess to Experience, yang arinya adalah (langsung saya copy aja):

Extraversion

Kepribadian Extraversion menjelaskan tingkat kenyamanan seseorang dalam berinteraksi dan membangun hubungan dengan orang lain.
Kamu cenderung nyaman dalam situasi sosial dan secara bersamaan juga nyaman menjadi penyendiri. Kamu cenderung dapat menguasai berbagai situasi yang kamu hadapi, kamu juga tidak terlalu mudah untuk mengutarakan suatu hal namun kamu juga tidak berdiam diri hanya untuk mengamati suatu hal. Hal tersebut membuat kamu mudah beradaptasi di dalam kondisi apapun. Pertahankan yah kelebihan yang kamu miliki, jangan lupa tetap eksplorasi kemampuan kamu yaa.

Agreeableness

Kepribadian Agreeableness cenderung menjelaskan orientasi kepribadian dalam hal berpikir, perasaan dan perilaku.
Kamu orang yang cenderung memiliki kepercayaan penuh kepada orang lain tetapi secara bersamaan kamu juga berhati-hati dalam bersosiaisasi. Hal tersebut dapat membantu kamu untuk lebih waspada dengan kemungkinan yang ada direalitas. Disatu sisi kamu termasuk orang yang senang bergabung dalam suatu kelompok namun terkadang kamu senang dengan kegiatan yang personal yang berorientasi pada diri kamu sendiri. Dari segala kemampuan dan kelebihan yang kamu miliki jangan cepat puas ya, tetap ekplorasi diri kamu untuk hal yang lebih baik.

Conscientiousness

Kepribadian Conscientiousness menjelaskan kemampuan individu dalam organisasi, termasuk ketekunan seseorang dan motivasi untuk mencapai tujuan.
Kamu orang yang cukup disiplin namun kamu juga bisa santai sewaktu-waktu. Kamu cukup dapat diandalkan namun kamu terkadang senang menunda tugas. Hal tersebut membuat kamu cukup memiliki ambisi untuk menggapai tujuan tetapi kamu juga tidak terlalu memaksakan apabila di luar batas kemampuan kamu. Penjelasan di atas mungkin dapat membantu kamu untuk lebih mengenal diri, jangan cepat puas ya gali terus keampuan kamu untuk masa depan yang cemerlang.

Neuroticism

Kepribadian Neurocitism menjelaskan kestabilan dan ketidakstabilan emosi pada individu. Kepribadian kamu bisa dikatakan baik namun di level tertentu.
Namun disuatu waktu kamu akan menjadi seseorang yang berhati-hati bahkan lebih cekatan. Namun, ada baiknya kamu melakukan konsultasi dan cerita pada teman karena kalau terlalu berhati-hati tidak selalu baik lho da menimbulkan kecemasan

Openness to Experience

Kepribadian Openess to Experience menjelaskan cara individu dalam hal menggali hal baru dan penghargaan positif individu terhadap pengalaman yang individu dapatkan.
Kamu orang yang selalu tertarik dengan hal baru dan memiliki wawasan yang luas. Sehingga kamu terlihat sebagai orang yang tidak ketinggalan jaman karena akan selalu update dengan hal baru. Hal tersebut sangat baik karena membuat kamu menjadi kreatif dan selalu ingin melakukan aktivitas di luar zona nyaman kamu. Dari beberapa kelebihan kamu termasuk orang yang imajinatif lohh pertahankan untuk menemukan hal-hal baru yaa.


Secara keseluruhan, saya merasa pas atau sesuai dengan apa yang ditampilkan pada hasilnya. Terutama bagian yang kadang bisa sangat disiplin tapi kadang juga bisa menunda pekerjaan, tapi in the end tetap bisa menyelesaikan apa yang sudah dimulai. Ini iya banget, apalagi kalau udah berkaitan sama kerjaan atau project. Di kepribadian Neurocitism juga sama banget, karena ya memang saya tuh orangnya cenderung berhati-hati banyak mikir, tapi kalau udah overthinking lama2 bikin cemas dan malah gak pede. Terus yang Openess to Experience juga, sampai-sampai saya mendapat julukan mamak milenal karena suka banget mencari tahu hal yang kekinian, hehe.

Menarik kan Big Five Personality ini. Yang mau cobain klik aja ya di link yang saya kasih tadi. Jangan lupa save biar gak lupa hasilnya...
Share
Tweet
Pin
Share
No Comments
Setelah sekian lama, akhirnya aku nonton drakor lagi dong... dimulai dengan Encounter lalu dilanjut Dr John. Diantara keduanya punya kesan yang berbeda. Meskipun Encounter ceritanya so-so, tapi insightnya  bagus banget untuk gak dilewatkan. Cocok dicontek buat ngajarin anak tentang "meminta hati orang tuanya saat jatuh cinta" eaaaaa..... "Nja should know it yaa!"


Sementara Dr John itu... auuuww... isinya semua-semuanya cakep. Baik cerita maupun pemainnya. Bikin meleleh parah. Who doesn't love Jisung? 

Rasanya aku gak cukup pintar untuk menuliskannya dengan bagus. Intine apik buanget buanget. Kisah yang disajikan berupa romance dewasa yang gak menyek2. Bahkan minim adegan kiss, huge, dan rangkulan, dll. Sampai jamuran nunggu, you baru ketemu Cha Yo Han ciuman itu di episode 30-an. Garing-garing dah. Hahaha.. Padahal adegan2 romantis inilah yang banyak ditunggu para fans. 

Hla gak ada bumbunya kok drama ini sukses mengaduk2 hati pemirsa? Tak lain karena digantikan dengan adegan lirikan, tatapan, dan gesture yang sangat "pakai hati". Cemistry-nya dapet banget. Kayak pasangan beneran. Yang begini2 justru malah bikin penontonnya gemesssss... kayak pengen nyorakin "ciumciumciummm" pas adegan tertentu karena harapan tinggal harapan. Hahahaha... Termasuk pas Si Young (lead female) kayak mau peluk dr Cha karena dah lama gak ketemu, eeeh malah diduluin sama temen2 sekolahnya meluk dr Cha, kan suweeek *penonton kzl*

Sama seperti Encounter, drama ini juga punya nilai plus. Diantaranya banyak ilmu2 baru tentang penyakit2 yang mungkin sebelumnya kita gak tahu. Aku aja mikir ih penyakitnya ngarang kali namane aneh2. Pas aku cek di google eh beneran ada dong.... Fix, sutradarane bikin riset dulu pasti, gak ngasal. Cuma satu anehnya, ini kan cerita tentang dokter anestesi ya, tapi kok hampir semua penyakit lariya kesini ya... dah macem dokter IGD aja di kliniknya. Karena setahuku dokter anestesi tugasnya di bagian bius pasen yang mau operasi. Hem... aku gak mau komen lebih sih, karena lagi males cari tahu juga, wkwkw...

Nah, yang menjadi magnet utama tentu saja si lead male alias si dokter John alias Cha Yo Han ssi. Ya ampuun karakternya yahud banget maliiih, jarang2 kayaknya nemu karakter yang begini. Nih aku jabarkan yaa: si dokter ini awalnya terlihat arogan dan shombonk, mungkin karena pinter kali yaa... tapiiii dibalik itu, dia sangat care sama pasiennya. Malah dia sempat yang terlalu banyak menaruh empati ke pasiennya. Sampai-sampai merasa sangat marah saat pasiennya ada yang meninggal dan merasa gak bisa bantu sembuhin. Kebetulan pasien yang meninggal itu punya nasib yang sama dengan dr Cha. 

Jika disimpulkan, karakter dr Cha tuh: cool, tapi baik, ramah dan care, bahkan punya selera humor receh lho (di episod2 akhir). Ya gimana sih, namanya dokter, mau se-dingin kutub utara kalau ketemu pasien ya harus ramah dan memotivasi kan? Ditambah lagi matanya sweet banget, orang bilang puppy eyes. Pas doi lagi jatuh cinta dan gak berani mengungkapkan tuuh hati hamba ikutan meleleh masaaaa... huaaaa...... apalagi yang dia nurut2 aja sama perintah Si Young. Kenapa doi gak ngomong? karena ada sesuatu --> nonton aja gaes! Worth to watch every second.

Lalu gimana karakter lead female-nya? Aku sih sama sukanya. Karena latar belakangnya yang gak timpang, terus gak menye-menye. Dewasa gitu loh. Tapi memang itungannya agak agresif sih, karena berani bilang duluan kalau naksir sama dr Cha dan justru ini yang aku suka. Soale dr Cha-nya cool gitu kan, bisa nyesek kalau kasih kode mulu, hahaha... pun cara agresifnya tuh smooth siih, enak aja gitu diikutin. Dan untungnya walau gak dapet jawaban langsung, cintanya gak bertepuk sebelah tangan.

Wes ah selebihnya aq mau bombardir postingan ini sama foto2nya aja yaaa... krn emang tujuan awal mau nulis ini ya buat merekap adegan2 di dr John. The best drama 2019 ever, sampai ngalah2in Dots dan Princess Hours kesayangan. Bye Song Jong Ki dan Jo Ji Hoon. Bye! Hahaha...






Foto-foto ganteng lainnya bisa banget di cek di Kocowa yaaa.. ada yutub channelnya juga...


\\




Share
Tweet
Pin
Share
1 Comments
Sudah lama saya pengen menuliskan ini. Tapi kehalang terus sama waktu. Ini mumpung tetiba ada waktu luang barang secuil dan lagi semangat menulis, yuk cuss ada kejadian atau peristiwa apa saja yang saya alami waktu hamil Ahza...



1. Hamil yang tidak kelihatan hamil

Penyebabnya adalah karena badan hamba yang kurus bagai tongkat pramuka, yang kata orang bakal ketiup kalau angin kencang hahaha... Akibatnya pas lagi hamil saya gak kayak orang hamil. Bahkan sampai usia kandungan 6 bulan. Baru lah pas 7 bulan orang2 pada bilang "lho ternyata kamu isi toh" hehee... 

Nilai plus hamil model saya adalah nampak tidak mengalami pertambahan berat badan yang signifikan yang mana biasanya ini bikin para wanita2 insekyur takut gak bisa balik ke bentuk badan semula. Padahal kalau sejujurnya pertambahan BB saya lumayan loh, dari 39 kg (cem ukuran sepatu yaa?) menjadi 54 kg. Berapa dah itung kenaikannya? 15 kg meen, atau 38% dari berat awal. Lalu kemanakah berat itu perginya? Dokter bilang masuk ke BB bayi, yang alhamdulillah meskipun saya kurus, BB lahir Ahza standar di 3,2 kg. 

Sisi minusnya agak kesusahan saat harus naik angkutan umum. Susah minta bangku prioritas yang menjadi hak, lebih tepatnya. Jadi ya mau gak mau saya selalu bawa dan tunjukkan buku kontrol kehamilan yang dari RS kemana pun saya pergi. Dengan bekal itu alhamdulillah berhasil... kalau sekarang mah KRL udah banyak improvement buat pengguna bangku prioritas, salah satunya disediakan pin untuk ibu hamil...keren yaa!

2. Mengantarkan ibu penataran ke Depok dengan KRL pas hamil 3 bulan

Nekat siii... hahahaa...
Abis gimana, rasanya seneng aja gitu nemenin ibu yang jarang2 ke Jakarta kan. Padahal kala itu bisa dibilang lagi puncak2nya kliyengan. Untung saya gak yang mabokan2 amat.

Kenapa gak naik mobil? Karena waktu itu belum beli mobil. Kenapa pula gak nge-grab? simply karena mahal tarifnya, wkwkw.... Agak2 nyusahin diri sih emang ya? 

Benar saja, KRL ke Depok tuh padat meski gak di jam sibuk. Saya sampai susah cari bangku untuk berdua. Jadinya ibu yang berdiri sementara saya disuruh duduk sama ibu. Sampai Depok mampir beli nasi pecel dulu karena pas banget sama jam makan siang. Kekenyangan makan pecel kok saya kliyengan, hahhahaa... ibu jadi panik deh karena kondisi gak hamil aja sering mumet tiba-tiba... untung setelah duduk sejenak (dipinggir jalan) saya baikan, terus capcuss deh ke hotel tempat ibu menginap. 

Setelah ashar baru saya balik ke Bekasi lagi tapi sendirian. Sementara ibu sudah mulai opening kegiatan. Alhamdulillah KRL-nya kosong, jadi saya bisa duduk full bahkan ketiduran sampai stasiun terakhir. Tapi setelahnya saya agak menyesal kenapa saya gak ikut ibu nginep aja yaa toh itu Jumat, wikend pulaa hahahaa...

3. Hamil 3 bulan kena sambit orang di jalanan 
(lebih ke pelecehan sih, cuma saya males nulis detilnya, jijay)

Sumpah kejadian ini susah banget saya lupakan. Bahkan kadang saya masih sempat sumpah2in tuh orang yang hampir bikin saya celaka. 

Kejadiannya pas magrib, saya jalan keluar kantor mau pulang naik motor sendirian _yeah saya masih motoran sampai usia kandungan 6 bulanan. Suasananya gak sepi, tapi juga gak rame. Begitu sampai perempatan kawasan, tahu2 motor saya dipepet orang. Dia "nyenggol" badan saya lalu tancap gas. Otomatis langsung saya teriak, cuma tidak ada orang lain di sekitar situ yang ngeh. Seluruh tubuh saya lgsg merinding, pengen tancap gas buat ngejar tapi saya gak ada nyali, sampai lupa kalau lagi hamil pula. Alhasil yang kemudian keluar ya sumpah serapah.... sampai sekarang.

4. Tetap naik motor dan Elf sampai usia kandungan 6 bulan

Karena tidak ada cara lain selain naik motor dan elf waktu itu. Krl jurusan Cikarang pun belum ada. Mau-gak mau ya di-strong2-in biar bisa berangkat kantor. Tapi pas udah masuk 7 bulan teman2 mulai cerewet nyuruh nebeng. Akhirnya saya nurut sih buat nebeng walau gak sampai rumah langsung. 

Kenapa gak dari awal nebeng? Simply saya orangnya gak enakan. Saya juga males terlalu bergantung sama orang. Saya selalu kepikiran perasaan orang kalau pas saya ngaret atau pas saya pengen buru2 pulang. Yang pada akhir ternyata kekhawatiran2 saya itu gak semuanya terbukti. Teman2 saya baik2 deh, even pas saya harus pulang agak telat kadang masih ditungguin... ooh so lav...

Cumaaa... karena nebengnya pake mobil ya saya gak bisa pilih jalan yang langsung sampai rumah. Saya turun di area yang dilewati teman. Waktu itu pos anternya di MM Bekasi. Wes to, jadinya setiap sore saya pasti tawaf-in MM Bekasi sembari nunggu dijemput suami. Pantes aja skrg Nja juga suka ke mall kalau wiken, laa udah ditraining mamahnya sejak dalam kandungan, wkwkw...

5. Kalau hari hujan bikin nelangsa

Nelangsanya itu pas mau berangkat atau pulang kerja. Bayangkan saja: kondisi hamil pas hari hujan deras tapi untuk bepergian ngandelin transportasi umum. Pas mau jalan saya mesti rempong pake-pake mantol, terus naik motor sampai pangkalan elf yang becek dan licin. Naik elf lewat tol yang biasanya jadi macet. Rasanya pengen nangis kalau hujan pagi-pagi mah... Kalau udah pedih banget biasanya saya akhirnya pakai grab/gocar deh, walaupun dicarinya susah banget.... 

Beda lagi kerempongannya saat jam pulang. Kendalanya cuma di perjalanan yang bakal lebih macet dan bikin telat sampai rumah. 

6. Anemia sepanjang kehamilan

Dari kecil kayaknya saya memang ada kecenderungan kekurangan zat besi. Makanya sering puyeng kalau pas kelamaan di area panas, rame, sempit, dan sesak. Beberapa kali hampir pingsan di pasar atau di pusat perbelanjaan macem ITC. Dan ternyata anemia saya ini makin ketahuan pas hamil. Makanya dari awal saya diresepin maltofer untuk suplemen zat besi. Sudah minum itu tiap hari pun kondisi anemia dan HB saya gak baik2... sampai pernah transfusi zat besi pake infus 2 tabung. Geleeuh, mana waktu transfusi harus tiduran di IGD lagi. Kan ngeriih, saya kan trauma di IGD...

Oiya, salah satu tritmen untuk mengatasi anemianya adalah dengan memakan daging merah (sapi/kambing) setiap hari. Bahkan saya dibolehin loh makan steak sering2, syaratnya steak-nya harus yang welldone. Mau 300-400 gram boleh bangeettt...


7. Hampir lahiran dadakan saat UK 36 minggu

Errr... kejadian ini sungguh tak disangka-sangka. Ceritanya, malam itu jadwal saya kontrol rutin. Selagi antri saya sempatkan makan soto di kantin RS bareng suami. Pas makan gerakan Babypao (panggilan Ahza pas masih di perut) tuh aktif seperti biasanya. Nampak normal lah. Lha kok pas diperiksa gerakan janinnya lemah dan hampir gak terdeteksi. Raut muka dokternya juga langsung berubah, padahal biasanya beliau fun dan santai banget. Ucapan yang keluar cuma "Bu langsung ke ruang bersalin ya, observasi lebih lanjut di sana aja" Lah maliiih kaget dong hamba, plus langsung deg2an gak karuan. WHAT happened ini wong abis makan soto dan bocahnya rame2 aja di dalem kok tiba2 suruh lahiran? Tapi saya nurut aja, wong saya ya gak ngerti mesti gimana. Di ruang bersalin saya dipasangin alat cek DJJ. Bunyinya makin jedug2 nambah parno aja. Abis itu saya disuntik pematang paru-paru bayi karena usia 36 minggu usia bayi dianggap belum cukup umur lahiran. Duuu kok kedengeran makin serem yaaak.. Suami langsung telp keluarga minta doa yang terbaik. Saya mah pasrah aja, tapi ya lempeng aja gitu soalnya bingung. Cuma berdoa agar gak lahiran malem itu karena belum siap2.... Bahkan seinget saya mobil aja belum beli...

Setelah ditunggu2, alhamdulillah detak jantung babypao muncul lagi, saya bisa pulang deh walau sudah tengah malem, dengan catatan semaleman ini mesti cek bener2 hitungan djj/jamnya. Jangan sampai lewat. Kalau dirasa aneh saya harus lgsg masuk ruang bersalin lagi. 

Esok harinya saya memilih cuti, saya ke RS lagi memastikan DJJ nya baik2 saja karena jujur semalam saya ketiduran saking capeknya. Paginya pun nampak DJJ nya melemah. Dan sampai sekarang saya juga gak tau penyebab DJJ melemah tiba2 kenapa...

Duuh Zaa, kalau inget kejadian ini mamah teh bersyukur Nja lahir di waktu yang tepat dan sehat sampai sekarang...

8. Akhirnya beli mobil demi transportasi yang lebih mudah di UK 37-an

Yeaay... setelah ditimbang2 akhirnya kebeli juga mobil sendiri. Walaupun model dan merknya bukan impian saya tapi saya puas karena dibeli secara cash jadi gak nambah daftar hutang. Next time pengen cerita tentang si mobil pertama ini deh, hehe... 

9. Liburan injury time yang bikin lahiran dadakan: cerita lengkapnya udah dituliskan di posting ini yaaa... baca ajeee. Lengkap kap kaaap!

10. Hoek sama bau sabun mandi Biore Puremild

Padahal sabun ini kesukaan papanja banget lho... tapi saya hoek walau gak sampai muntah setiap mencium baunya. Makanya pas hamil saya ganti itu sabun dengan bau yang berbeda. Papanja awalnya protes, aneh banget pikirnya, tapi nurut juga sih karena sabun yang baru wanginya pun enak... hehe

11. Mandi air bangke tikus ~hoek najis gak tuh?

Ceritanya, peralon pompa air kebuka dengan tidak disadari. Terus ada tikus kecemplung, jadilah mati di dalam. Pokoknya tahu-tahu air dalam torent kok bau. Awalnya bau level ringan, lama2 kok bau level pengen maki orang. Najissssss banget kalau inget itu, soanya pas masih level ringan saya dan papanja tuh agak menyepelekan, pikiran kita ah palingan bau besi soalnya air tempat kita kadang2 bau besi. Tapi lama2 kok makin menyengat. Lanjut deh observasi dan cari2 masalahnya apa. Ketahuan deh ada tikus kejebak di peralon yang mana ketika dideketi ya ampuuunnn super hoexxxx... suami gak tahan kan, terus minta bantuan satpam buat ngambil si bangke tikus. Satpamnya abis itu muntah2 iyuuuh, maafkeen... Kelar urusan tikus giliran suami deh menyelesaikan PR menguras torent. Berliter2 pake detol dan tawas masiih ada rasa bau. Manalah pas hamil saya tuh kalau gosok gigi pake huek, eh laa kok airnya ketambahan kena bangke. BANGKE emang!!! 

Sekarang sih kalau inget kejadian itu saya dan suami ngakak2 ajaaa... mandi pake air BANGKE!

...

Gitu deh kira-kira kejadian2 yang sudah dilalui selama hamil Ahza. Kalau kamu kejadian apa yang paling membekas pas lagi hamil?

\\





Share
Tweet
Pin
Share
1 Comments
Nja sekarang ikut di daycare (dc) loh, biar mengurangi kepusingan Mamah yang selalu kepikiran drama makan, momong, dan kegiatan sehari-hari Nja selama ditinggal kerja. Sekarang sudah hampir sebulan Nja dc, sudah terlihat hepi dan mulai bisa beradaptasi dengan teman2nya. Mamah jadi legaan.



Sejak Nja masuk dc, titel saya jadi nambah deh, sebagai wali murid. Maka dari itu dimasukkanlah nomor hape saya ke dalam grup mamah2 wali murid, eaaaa! Fungsi grup tsb tentu saja untuk komunikasi dari guru ke para wali yang berupa informasi2 terkini dan kiriman foto/video kegiatan anak-anak selama di dc. Para wali juga boleh kirim pesan ke guru, misal tanya tentang makan, tidur, pup, dll yang berkaitan sama anak masing-masing. Tapi kalau Mamah Nja kadang2 memilih jadi #timjapri gurunya biar puas, wkwkwk... *soale gak dikasih raport harian siih*

Alhamdulillahnya grup dc ini masih kondusif dari sebaran hoax dan berita2 yang simpang siur *ini yang kadang dikuatirkan kalau tergabung dalam grup emak2* Semoga selamanya begitu. Cuma ada satu negatifnya: para member masih terasa kayak gak saling kenal karena jarang sapaan atau sekedar mengucapkan "semoga lekas sehat" atau apalah ketika ada anak yang gak masuk karena sakit.

----

Setiap hari saya mendapat kiriman video kegiatan anak2 di dc melalui grup. So far melalui video itu saya jadi sedikit banyak tahu perkembangan Nja. Mulai dari Nja yang diem aja karena masih belajar adaptasi, Nja belum mau ikutan main sama temen, atau pas Nja agak-agak mewek karena suasananya lagi rame bocah2. Hingga suatu hari saya mendapat video yang isinya kok... koook... *ala2 sinetron* saya merasa gimana gitu...

Yaitu video saat acara mewarnai. Nja duduk satu meja sama para anak cowok yang umurnya sekitar 3-4 tahunan. Nja paling kecil sendiri. Sembari mewarnai kok ada temennya Nja yang colek-colek pipi Nja, terus beberapa yang lain ketawa-tawa, kayak bercandaan sih tapi ke arah Nja. Terus ada yang maju kayak mau kiss ke muka Nja. Tapi Nja-nya diem aja sambil cemberut dan lirak lirik. Keliatan bete gitu. Saya share video itu ke Papanja dan temen, minta pendapat karena kok hati ini terasa mencelos. Papanja langsung nyuruh saya wa gurunya.

Dalam hati "Ngopooo iki bocahkuu? Kok beda banget sama Nja yang di rumah. Di rumah Nja bisa protes kalau gak suka, bahkan teriak kalau lagi digodain.  

Yaudah deh, saya langsung japri gurunya, untuk memastikan Nja baik2 aja, sekalian nanya temen2nya bercanda apa. Untung gurunya gercep, dijawab kalau itu bercanda biasa aja. Baiklah, hati mamah lega. Sementara, tapi.

Tadinya saya sempat mau langsung tanggapi di grup. Cuma mikir lagi, takutnya ada ortu yang gak terima terus saya dicap baperan. Walaupun sejujurnya ya emang baper sih, hahahaa... Lah gimana dong, mungkin masih new mama anak sekolah syndrom kali yak? wkwwk..

Sementara hati saya yang lain seperti bilang "ya kalau bercandanya kebangetan masa gurunya diem aja? kan itu yang ngrekam juga gurunya langsung, jarak dekat juga" --> iya juga siiih..

Begitu Nja di rumah, saya langsung bombardir Nja dengan beberapa pertanyaan tentang kegiatannya di dc tadi, gimana perasaannya dll. Nja sih jawabnya hepi2 aja, la iyaa wong dia juga gak ngerti arti hepi, mamaaah! Yang pasti Nja cerita kalau dia gak nangis, maem banyak, dan minum susu okat. Lega, Mah?

YHA BELUM!

Jujur aja saya masih kepikiran sampai beberapa hari berikutnya. Bahkan saya akhirnya nanya ke temen2 yang anaknya udah sekolah, kira-kira yang saya kuatirkan wajar gak. Mereka bilang wajar aja, tapi mereka juga bilang bahwa anak gak selamanya berada di tempat yang aman, termasuk di sekolah/dc. Jadi baiknya ya tetap dipantau, jangan sungkan untuk japri gurunya.

Dari kejadian ini kayaknya saya musti lebih intens ngajarin Nja tentang sikap asertif alias berani bilang tidak saat merasa gak nyaman, untuk bela diri plus biar gak jago kandang. Ntr gedean dikit sudah niat masukin Nja ke kursus beladiri apapun bentuknya.

Gitu yaa ternyata rasanya jadi mamak2 yang anaknya baru masuk sekolah. Lebih ngeri mendapati anaknya kenapa2 (dibully atau membully) daripada sekedar bersua dengan "geng macan ternak", hehehe

Semoga ini hanya sebuah kebetulan yang ndilalah pas hati mamah lagi edisi baper. Moga2 Nja makin bisa beradaptasi dengan baik lalu punya temen banyak deh...

\\
Share
Tweet
Pin
Share
1 Comments

Hari Minggu kemarin, Nja naik kereta lagi. Kali ini berdua aja sama Mamah. Jaraknya dekat aja, dari rumah Bekasi menuju rumah Akung di Cipinang. Mamah sekalian uji nyali nih pergi berdua doang sama Nja, hahaha... Selain itu, dalam rangka memenuhi janji ke Nja yang setiap diceritain tentang kereta selalu bilang "Mas Aja mau naik kereta Mamah alias KRL"

Pertama-tama yang Mamah siapkan adalah barang bawaan. Sebenernya pas berangkat ke Bekasi barang bawaannya Nja lumayan banyak. Satu tas ransel gede. Karena ini mau percobaan naik kereta, maka Mamah perlu menyortir barang yang bisa dibawa Papah balik duluan. Hasilnya Mamah hanya akan bawa 1 tas slempang kecil (tukeran sama tas Papah) berisi: 1 pcs pampers, 1 pack tisu basah, 1 stel baju tipis, botol susu 100 ml, dompet dan hape. Sisa barang dan tas ransel dibawa Papah pake mobil. 

Kedua, Mamah mesti menentukan jam berangkat yang nyaman, sekitar jam 4 sore sehabis asharan. Pokoknya setelah tidur dan makan siang, biar nggak crangky dua-duanya 😆. Kan kalau mata udah nggak ngantuk, perut udah kenyang biasanya stok sabar Mamah jadi nambah.

Selesai solat ashar Mamah langsung cek jadwal kereta. Ternyata masih sekitar 1,5 jam lagi. Mamah masih merasa santai tuh. Agak amnesia sama jalanan Bekasi yang suka mencla mencle. Kadang macet kadang lancar. Mulai sadar untuk bergegas setelah di WA Papah. Yasudah manut aja deh daripada ketinggalan kaan...terus nggak dijemput deh...

Jam 16.05 Grab datang menjemput. Sementara kereta berangkat jam 16.50. Pikir Mamah kekejar lah 50 menit. Mamah nampaknya lupa lagi kalau yang dipesan tuh Grabcar buka Grabike. Udah gitu si driver nggak berani tancap gas karena banyak polisi tidur dan pantatnya lagi sakit, *EHHH PANTATNYA! Pas sudah sampai jalan raya kok kena lampu merah yang durasinya bisa kali buat solat ashar 4 rokaat, lamaaa men. Pak driver juga ngoceh bae dari sejak pertama kali jalan. Nja jadinya ikutan rusuh, eaaaa. Mulai dari buka tutup sepatu, gonta ganti posisi duduk berdiri tiduran - repeat 642047x, minta susu, pengen liat jendela, dll dll. Bikin Mamah mulai terintimidasi, alias pengen ngomel 😪😤 

Lalu tahu-tahu jarum jam menunjuk pada angka 16.45, 5 menit lagi kereta lewat, sementara mobil yang kami naiki masih 10 km-an. Depannya macet pula. Pengen nangis, tapi gimana atuhlah. Lalu terlintas ide untuk re-route ke St Bekasi. Alhamdulillah bisaaa. Ya meskipun durasi mendengarkan ocehan supir Grabnya jadi lebih lama sih 😷

Singkat cerita, jam 17.05 Mamah dan Nja sampai di St. Bekasi. Kereta menuju ke Jakarta Kota penuh, gerbong wanita juga _ya ini gak usah ditanya laah, hahahaa... Ternyata lagi banyak emak2 dan anak2 baru plesiran ke Planet Bekasi dan mau balik ke kota, eh atau sebaliknya? 


Biarpun penuh, Mamah dan Nja dapat bangku dong, karena masuk ke dalam golongan prioritas. Tapi buat dapet bangku kok ya mesti pake "ngusir" orang dulu. Ya gimana, wong itu bangku khusus kok ditempati, ketika yang berhak datang ya harus legowo saat diminta pindah 😋. Btw, kalau menurut saya nih, saat perlu bangku prioritas, begitu masuk kereta/busway yang dituju pertama kali kalau bisa ya bangku prioritas yang dipinggir-pinggir itu, biasanya pasti dapet kok. Jangan langsung "ngusir" orang yang duduk di bangku biasa, kecuali urgent matter dan penuh sesak  gak ada sela untuk jalan (di-bold biar gak miskom). Karena bagaimana pun, mereka juga usaha biar dapat bangku. Urutan kedua yang bisa diminta-in bangku adalah laki-laki muda dan nampak bugar, biasanya sih dikasih. Urutan selanjutnya ya mau gak mau sesama emak2 dan embak2.

Di dalam kereta, mulanya Nja malu-malu. Duduknya juga anteng. Beberapa menit kemudian mau juga dia ngobrol sambil minta berdiri lihat kereta lain di luar. Bolak balik bilang "wih kereta mamah, wih kereta uti Embun (ibuknya mamah), wih keretanya kenceng..." Nampak ceria dan hepi doi... Mamah jadi ikutan hepi dan antusias deh...

Kurang lebih 30 menit sampailah kita di tempat tujuan, St. Klender. Sampai pintu tiket ternyata Papah dah nongol, langsung difoto deh kitaa... Hasilnya kirain teh bagus yaa, instagramable gitu, menggambarkan keharmonisan hubungan ibu dan anak. Eh la kok ngeblur. Errr... emang Papanja bukanlah seorang #instagramhusband, meskipun tetep Mamah share di IGS sih fotonya sebagai bahan pencitraan tiada taraa.. hahahahaha...#dasarpengabdikonten.

Overall, percobaan quality time kali ini cukup memuaskan. Mamah jadi ketagihan ngedate berdua Nja lagi, next cobain ke mall ya... seberapa challenge-nya ke mall berdua bayik yang lagi aktif-aktifnya ini 😊😋

\\






Share
Tweet
Pin
Share
1 Comments
Seperti biasa, kalau saya posting tulisan baru tuh berarti lagi teringat akan sesuatu. Kali ini trigger-nya setelah membaca tulisan simbok Olenka tentang ridho suami untuk istri yang bekerja. Tapi saya gak akan membahas tentang istri bekerja atau working mom kok. Cumaaa, mungkin tulisan ini masih ada kaitannya, sikit.


Jadi waktu dahulu kala, saya punya kenalan, sebut saja namanya X. Awalnya kami masih sama-sama kuliah, cuma beda kampus. Tapi saya lebih tua, makanya ndilalah lulus duluan. Setelah lulus saya kerja.

Suatu hari si X WA di grup tentang bagaimana peranan wanita dalam Islam. Awalnya aman tuh tulisannya. Masih general. Dan karena wa-nya ke grup, aman dong, kan ditujukan untuk semua member grup yang saat itu masih sama nasibnya, ada yang masih kuliah ada juga yang sudah kerja. Saya juga anteng aja, kadang baca sekilas doang, sesempatnya waktu.

Saking seringnya, kok lama-lama tulisan yang dikirim bahasanya menuju ke arah nyinyir bin julid alias gak seimbang. Arahannya lebih ke "wanita ki nek keluar rumah baik dalam rangka kerja atau pun bukan hukumnya haram". Mutlak HARAM. Lebih detailnya saya lupa. Selain itu pernah juga mengirim tulisan tentang "parenting dan anak" yang meme-nya kalau gak salah semacam "anak kok dititipin/ditinggal kerja oleh ibunya". Gitu-gitu lah....

Karena saking seringnya mengirimkan pesan yang tendensius, ditambah status saya waktu berbanding terbalik sama artikel2 yang dikirim lama-lama jadi merasa dipojokkan. Iki wong maksudnya gimana gitu. Kenal juga gak gitu akrab, tau2 nongol di grup, eh kok iseng amat ngirim tulisan yang kontroversial. Akhirnya saya tegur deh. Lama-lama ngilang tuh orang. 

Long story short, saya nemu dia lagi di sosmed. Statusnya sudah berubah. Sudah punya suami dan anak. Dan kabar terakhir malah bekerja di sebuah instansi yang menurut saya cukup terikat. Terikat secara hukum dan gengsi pastinya, karena termasuk profesi yang diimpikan jutaan orang. Anaknya gimana dong? Ya dititipin lah, masa dibawa kerja? Saya tahu karena ybs pernah menuliskan status.

Sampai disini saya boleh ketawa gak ya? Kalau pun enggak, saya kasih senyuman tipis aja ya. Ya gimana, duluuu pas belum mengalami kayaknya seneng amat ngirim tulisan-tulisan yang beda jauh sama kondisinya sekarang. Kalau saya boleh berkata kasar maka saya akan bilang "mamam tuh status working mom = haram" 

Disklaimer dulu yaa: saya tuh bukannya mau membangga-banggakan status working mom dan menafikkan hukum2 islam terkait sebaiknya wanita muslim harus bagaimana. Yang saya garis bawahi adalah janganlah merasa sombong atas apa-apa yang bahkan belum pernah dilakukan atau dirasakan. Jangan mentang2 lah intinya. Kalau meyakini sesuatu tapi ternyata orang lain tidak setuju ya jangan "seolah-seolah" dijejali terus. Kecuali yang berkaitan sama syariah kali yaa.. beda cerita kayaknya. Karena kalau kejadiannya jd kebalik gini kan siapa yang malu? *kalau masih punya rasa malu* siih... Dan untungnya kejadiannya adalah hal yang baik, coba kalau enggak?

--------------------------

Satu lagi cerita yang masih ada kaitannya dengan Ojo Dumeh. 

Dulu, saya pernah diajakin umroh oleh seorang teman. Biasalah ajakan pertama semanis madu. Apalagi biayanya murah meriah, cuma belasan juta bisa ke tanah suci. Karena memang belum menjadikan umroh sebagai prioritas waktu itu, ya saya tolak halus promosinya. Tidak gentar dengan penolakan, teman saya ini, sebut saya Y, kembali mengirimkan rayuan2. Halus halus haluuuus, eh kok lama-lama mengarah ke nyinyir. Pake bilang "untuk apa sih duit dicari kalau bukan untuk ibadah, blablablaaa...., apalagi ini mumpung harga murah, bisa cicil, jamaahnya ribuan loh, dijamin terpercaya....." Selain promosi yang makin mendekati hard selling, dia juga cerita kalau abis mengumprohkan ortu dan mertuanya, biar berkah harta yang dipunyainya. Kembali dengan mengantarkan berbagai nasihat dan ayat-ayat melalui pesan BBM, waktu itu. Seriiiing bgt. Karena keseringan, lama-lama saya jengah. Saya read aja BBM-nya. Saya tanggapi seperlunya. Kok nyinyirnya makin menjadi. Tapi saya cuekin sampai wes mbuh, lambat laun gak pernah BBM lagi. Alhamdulillah.. cuma mbatin "segitunya mau promosi hal ibadah kok malah bikin dongkol"

Beberapa tahun kemudian *cem dongeng, biar dramatis* muncullah berita tentang travel umroh dan haji yang bangkrut karena ownernya korupsi (?) alias bawa kabur uang jamaah sehingga banyak jamaah yang batal berangkat umroh. Tahu dong travelnya apa? Iyaa yang rame nan heboh beberapa tahun yang lalu itu. Seketika saya langsung ingat, sepertinya dulu yang ditawarkan ya si travel yang heboh itu. Untuuuung saya teh gak jadi ikutan. Coba kalau ikut, belum tentu juga saya berkesempatan umroh beneran, karena info yang saya dapatkan waktu itu memang ada antrian 2-3 tahun bahkan lebih setelah mendaftar. Ya harga murah mau gimana kan? Setelah itu, tiada kudengar lagi kabar si temanku, di sosmed pun nampak jarang aktif ~

---------------------

Kesimpulannya: Jangan mentang-mentang jadi orang. Jangan merasa paling benar, apalagi kalau gak yang terlalu prinsipil. Berlaku untuk semua hal. Karena siapa yang tahu masa depan kita akan seperti apa. Nasib orang itu sifatnya gak saklek, alias bisa berubah sewaktu-waktu. Bisa jadi sekarang kamu jadi ibu rumah tangga, tahunya besok jadi ibu bekerja. Bisa jadi sekarang anakmu diasuh orang lain, eh besok diasuh sendiri. Bisa jadi barang yang kamu promosiin sekarang laku keras, besoknya melompong gak ada yang beli. Dan bisa jadi bisa jadi yang lain. 



\\








Share
Tweet
Pin
Share
2 Comments
Agenda menyapih menjadi salah satu doa utama saya ketika umroh beberapa waktu yang lalu, meskipun Nja masih jauh dari 2 tahun. Saya minta semoga bisa menyapih dengan mudah dan minim drama. Saya juga minta dimantapkan hati demi tujuan yang lebih baik. Kan katanya, yang harus disiapkan terlebih dulu adalah hati mamaknya. Kalau mamak sudah ikhlas biasanya akan lebih gampang. Teorinya sih begitu yaa...


Waktu pun berlalu sampai Nja umur 20 bulan. Artinya duedate menyapih tinggal 4 bulan lagi. Mamah mesti beneran gencar sounding ke Nja kalau batas menyusunya bentar lagi abis, dan gak bisa di-reload. Setiap saat ketika nen dan pas mau tidur, saya selalu mengucap mantra "Nja kan udah besar, Nja nen-nya nanti sampai umur 2 tahun yaa". Dan setiap saya kasih tahu, jawaban Nja masih yang berubah-ubah. Kadang "iya", tapi seringnya "nggak ah", hahahaa...

Pas Nja ulang bulan ke-22, sembari tetap komat kamit baca mantra, tiba-tiba saya pengen cek ombak nyapih Nja. Saya oles PD pakai sari lemon. Berhasil? TIDAK! Rasa kecut lemon seperti gak berasa di lidah Nja. Berarti anaknya memang masih pengen nempel, tuh mah.... Bhaique.

Saat Nja 23 bulan, di suatu malam yang cerah, tahu-tahu Nja mengantuk tapi gak minta nenen. Saya juga gak nawarin, kan ceritanya masih ngikut aturan WWL, alias weaning with love. Yang teorinya jangan tawarin nen ke anak kalau enggak minta, lama-lama akan tersapih sendiri sembari di-sounding. Balik ke cerita, pas itu Nja malah minta susu coklat dan air putih. Juga minta di tepok-tepok pantatnya, setelah sebelumnya minta ditatain motor-motorannya di atas guling di samping dia tidur. Gak lama setelah itu, tertidurlah Nja. Kemudian saya siapkan sebotol susu sebagai pengganti nen, buat jaga-jaga kalau tengah malem Nja kebangun. Dan memang benar, malamnya Nja minta nen, tapi berhasil saya kasih botol tanpa protes. Sebuah keajaiban bukan? Apakah ini suatu kode Nja mulai menyapih diri sendiri?

Ternyata belum saudara-saudara! Keesokan paginya Nja inget lagi sama si nen. Rupanya dia lupa sama kejadian semalam, hahaha...

Karena batas waktu nenen masih sekitar 2 mingguan lagi (menuju 2 tahun), saya masih kabulkan permintaannya, baik siang atau malam. Cuma kok ya makin mendekati duedate Nja nen semakin agresif dan bikin PD berasa sakit. Disinyalir karena Nja lagi suka gemes2 mainin gigi. Kebayang kan gigi depan digreget-greget ke PD rasanya gimana? Macem kegores-gores gitu lah. Lama-lama saya jadi takut nenenin Nja. Bagai digigit hiu kecil wkwkwkw...

Singkat cerita, saya makin gak tahan perih saat Nja nenen. Kalau dikasih tahu pun Nja cuma cengesan, gimana gak tambah gemes sama Nja, pengen gigit. Saya bilang sakit eh doi gak percaya, malah makin nge-gas greget PD nya. Jadi kan mamah merasa perlu bertindak mengulangi percobaan sapih sekali lagi. Huahahahaa.... 

Idenya saya ambil bedak bayi, oles ke PD sampai putih2. Begitu Nja minta nen, saya bilang sakit dan kasih buktinya. Nja percaya aja gitu, tanpa perlawanan, bahkan melihat PD dengan rasa geli-geli jijay, hahaha. Komennya cuma: nen Mamah akit? Ada apaan? Ada bedaknya? Hiiiy... lalu melipir pelan-pelan dari nen. Kasih nen kiri, doi bergeming, karena nen kiri sudah dia blacklist sejak lama. Dia bilang nen kiri ada tikusnyah ~pft

Baca: Lika-Liku Menyusui Tahun Kedua dan Dramanya

Sebagai pengganti nen, saya dongengin Nja lebih banyak dari biasanya sebelum tidur, saya tepok-tepokin pantatnya sambil saya kasih siraman (rohani) mantra tentang saatnya berhenti nen, karena sudah besar dan asi tinggal dikit. Ajaibnya doi kok bisa gitu ketiduran lagi. MasyaAllah ya, saya langsung siapin botol susu untuk jaga-jaga di tengah malam. Hidup rasanya damai bener, doa saya terkabul dengan kontankah (?)

TIDAK FERNANDO! Urusan persapihan ini tidak berakhir begitu saja karena.... tentu saja ada bumbu dramanya dooong! Enak bener hidupmu, Mamah Nja! hahahhaha

Karena malam itu menjadi proses sapih yang sebenarnya. Maksudnya yang beneran saya niat sapih dan berharap berhasil gitu loh. Padahal tanpa persiapan matang, hanya modal iseng belaka.  Untungnya saya sudah briefing Papanja perihal sapih ini sejak lama. Ditambah lagi wacana dari dokter kan memang harus sapih dini, cuma saya ulur2 karena saya masih mampu dan toh saya nenenin cuma malam hari dan hari libur.

Drama persapihan yang sebenarnya ditandai dengan Nja menangis kejer banget pas kebangun tengah malem. Saya kasih susu botol gak mau, digendong gak mau, tiduran sambil peluk2 gak mau. Pokoknya serba gak mau, dan SERBA SALAH. Nangisnya mayan lama, sejam lah kira-kira. Jelas kali ini Papanja saya bangunin buat ikutan meramaikan menghadapi drama ini. Malam pertama berhasil berhenti dengan adegan tidur berpelukan, Nja diatas dada saya sambil ngedot, capek dia habis meraung-raung. Anehnya dia gak minta nenen, seakan tahu kalau emang udah gak bisa minta nenen lagi, tapi kadung emosi duluan. Buktinya saya coba kasih nenen dia ogah, inget dia sama nenen berbedak, wkwkw...

Drama kumbara penuh air mata (Nja) ini kelar juga di malam keempat paska sapih. Setelahnya damai begitu saja, heran juga saya, ehehe. Yang saya inget, di malam keempat berakhir dengan Nja minta tidur sambil cium dan peluk2 nen. Ternyata sederhana sekali mintamu cah bagusss... dan mamah gak mudeng, hla wong Nja pake nangis duluan mbeker-mbeker siih hahahaa...

Efek Paska Sapih = Napsu Makan Meningkat?

Sebuah iming-iming menggiurkan dari paska sapih adalah anak jadi doyan makan, dan ini beneran terjadi sama Nja. Nja bisa minta makan kapan pun, bahkan di tengah malam buta. Jam 2 pagi hlo Nja bangun cuma untuk bilang "mamah, makan nasi". Kalau saya terlihat agak malas-malasan Nja akan teriak "Mamah, mau makan nasiiiii" Sejujurnya sebuah kalimat yang saya selalu tunggu-tunggu dari lama -- akhirnya anakku minta makan dengan sendirinya, hohooo...

Awal-awal sih semangat, tapi kalau mintanya di jam-jam tidak wajar macem orang sahur, kadang bikin saya gemes juga. Disinilah posisi suami sebagai pengingat untuk selalu bersyukur, ehehehe....

Efek lainnya, Nja jadi makin getol minum susu. Target volume susunya langsung tercapai. Yang kabar baiknya BB Nja naik dengan tak terduga-duga, 600 gram men! Biasanya naik 200 gram aja sujud syukur kita!

Kira-kira sampai kapan Nja minta-minta makan sampai segitunya? Alhamdulillah sampai dua bulanan paska sapih. Selanjutnya ya balik lagi, hahaha... namanya juga penyesuaian. Cuma yang saya amati, walaupun jam makan kembali ke pola semula (3x sehari), Nja sudah lebih paham dengan rasa lapar. Begitu lapar ya dia akan minta makan. Begitu juga kalau lagi ogah makan, dia akan menolak mau dirayu-rayu kayak gimana ogah ya ogah.

Selain pola makan, yang juga berubah adalah jam tidur malam. Ada anak yang berubah seterusnya, ada pula yang sementara. Nja termasuk yang sementara. Jadi, sebelum sapih biasanya Nja tidur malam jam 8, setelat-telatnya jam 9. Begitu sapih, jam tidurnya molor 1-2 jam. Bahkan pernah tidur jam 12 malam. Udah gitu adaaa aja yang dilakukan: ya minta makan nasi, nonton video, baca cerita, main bola, dan masih banyak lagi. Yang gempor tentu saja mamah. Karena mata mamah udah setengah watt sementara batere si bocah masih on. Papah biasanya udah goodbye kelonan sama guling, heuuw~ Untungnya, jam tidur Nja balik lagi di bulan berikutnya. Penyebab baliknya apa saya juga gak ngerti, hahaha.

Yang lucu, pola dan gaya Nja tidur setelah sapih maunya tidur diatas badan mamah. Nja bilang "bobok naik kuda..." dan seketika itu mamah berubah menjadi kuda ~hiyaaa! Untung Nja enteng, jadi mamah gak engap2 amat. Kebiasaan bobok naik kuda ini berlaku dimana saja termasuk saat di mobil. Bedanya kalau di kamar posisi tidur normal, kalau di mobil ya pangku model pelukan gitu.

Terakhir, barangkali ada buibu para pembaca setia blog mamah Nja *kalau ada, hehe* saya mau bagi-bagi tips menyapih anak:

1. Yang utama dan pertama dilakukan adalah siapin hati ibunya dulu, ikhlaskan dan pastikan dulu niat dan tujuan yang ingin dicapai selanjutnya mau seperti apa. Urgensi juga mesti dipertimbangkan, terutama yang diawali dengan kasus seperti saya dan Nja. Prinsip yang saya pegang waktu itu: Gak akan berkurang kedekatan anak dan ibu hanya karena gak nyusu langsung, dan masih boaanyaaaak cara sayang2an sama Nja selain nenen.

2. Siapkan hati dan mental anak, dengan cara sounding itu tadi. Kasih tahu sapihnya kalau bisa jangan dadakan, kecuali ada hal urgent. Untuk yang urgent bisa dengan kasih bukti real yang gak dibuat-buat banget. Kayak yang saya dan Nja lakukan. Tapi kalau mau menganut full WWL tentu akan lebih bagus. Tambahin aja stok sabarnya, hehe.

3. Koordinasi dengan support system, terutama suami. Karena siapa lagi yang bisa diandalkan kalau ada drama yang menyertai proses sapih ye kaan? Jangan cuma bilang mau sapih, tapi libatkan secara langsung, contohnya bangunin suami mana kala bocah tantrum di malam hari, walaupun biasanya si anak maunya tetap gendong mamaknya sih.

4. Selalu sediakan nasi dan aneka lauk keringan kapan pun dan dimana pun, kali-kali jadi kayak Nja yang minta nasi gak kenal waktu, wkwk...

5. Siapkan stok sabar terutama saat harus menghadapi drama peralihan dari nenen ke pukpuk. Selain itu hati akan lebih sabar saat perut mamahnya kenyang, maka sebelum tidur makanlah yang kenyang ya para mamah semua, sebelum negara api menyerang, hehe

6. Tambahin durasi dan aliran doa-doa, agar makin dilancarkan prosesnya dan dijaga kesabarannya.

-----

Kira-kira gitu deh cerita akhir dari proses menyusui ini. Alhamdulillah wasyukurillah berakhir dengan damai versi saya dan Nja, meski harus ada sedikit trik, hehe. Bagi saya sih gak mengurangi makna dari WWL nya. Nja juga sampai sekarang masih suka ngegodain saya bilang :mamah... nhenheeen!! dengan nada iseng. Rupanya memori dia dengan si nen masih melekat kuat, sayang betul dia sama temennya selama 2 tahun pertama hidup di dunia ini. Tapi yaa semoga keisengannya ini gak terus-terusan, takut jadi saru kalau ditempat umum dan ramai. Ya gak?

Dan satu lagi, sebuah pernyataan yang rasanya perlu saya share disini, karena perjalanan menyapih secara umum sama saja rasanya untuk semua ibu. Sengaja gak mau sebut ibu dengan status tertentu, karena semua ibu itu sama. Gak ada yang lebih berat, pun gak ada yang lebih ringan. Podo wae, sami mawon.




\\


Share
Tweet
Pin
Share
No Comments
Masuk hari ke-8 atau hari ke-4 di Mekkah, agendanya adalah wisata ke Museum Al Moudi dan umroh sunnah yang diakomodasi oleh travel.


Saya dan rombongan berangkat ke Museum Al Amoudi setelah makan pagi. Museum ini berisi sejarah dan miniatur Arab tempo dulu hingga modern. Yang unik dari museum ini adalah bangunannya yang sangat sederhana dan semi terbuka. Saking sederhananya, bentuk pintu masuk pun biasa saja, macem pintu di rumah-rumah penduduk Arab Saudi. Bahkan dari luar tidak terlihat seperti tempat wisata... Dan seingat saya nggak ada papan nama di luar gedung museum. Ditambah lagi lokasinya berada di pinggir jalan besar yang sepi karena tidak ada bangunan lain di samping-sampingnya.

Foto-foto di Musium Al Moudi, eh terakhiran nemu hp jadul...


Begitu masuk pun isinya yaaa gitu deh, membuat saya agak underestimate, wkwk... Cuma ada satu pajangan yang menarik perhatian saya: Nokia 7600, hape tercanggih di jamannya, yang pernah saya punya, hehehe... Karena kurang begitu tertarik plus hawanya panas menyengat saya jadi kurang antusias untuk foto-foto. Saya cuma fotoin suami dan bapak ibu mertua saja yang pas di sana nampak lebih ceria.

Agenda setelah dari museum adalah umroh sunnah. Kali ini mengambil niat di Hudaibiyah. Berhubung Hudaibiyah terkenal dengan peternakan unta, jadilah rombongan mampir dulu sebelum miqat. Tentu Nja - eh saya dan papanya Nja seneng dong, karena mimpi Nja bakal beneran kesampaian. Nja bertemu unta yang nyata, hehe.

 Nampak depan Museum Al Moudi, replika Hajar Aswad, 
dan patung/ awetan singa

Jarak Masjidil Haram ke Hudaibiyah kira-kira 20-30 km. Sepanjang perjalanan kami melewati gurun-gurun yang gersang dan panas. Tone-nya orange coklat semua. Tapi rasanya exited banget dan pengen turun buat foto-foto dengan latar gurun. Setelah kurang lebih 40 menit, bus berhenti tepat di depan kadang unta yang ada di tengah-tengah gurun. Mata Nja yang tadinya liyep-liyep langsung segar pengen segera melihat unta. Hehe.

Akhirnya Nja foto sama para unta, papah minum susu unta, dan yang kuning adalah 
kencing unta yang... hueek, hehee


Ada banyak unta di dalam satu kandang. Nggak cuma yang besar, yang kecil pun ada. Lucu banget kayak Nja, wkwk.. Kita semua berfoto bersama di depan unta. Pokoknya sepuas-puasnya narsis... Yang menarik, di dekat kandang unta ada penjual susu dan kencing unta. Susu dan kencing tsb diambil langsung dari unta-unta di kandang, tanpa melalui proses pemasakan.

Wait... kencing unta? Untuk apa?

Menurut mahzab Imam Hambali yang banyak dianut oleh warga Saudi, kencing unta hukumnya boleh dikonsumsi (minum) sebagai obat. Berani coba? Kalau saya, susunya aja ogah apalagi kencingnya, hahhaa. Beda dengan Papanya Nja. Dia masih mau mencoba susunya, sementara kencingnya dia ogah juga. Padahal sebelumnya kayak yang penasaran gitu, dan begitu lihat cara si penjual menadahi kencing, dia langsung merasa 'huek', hahahahah..... Menurut Papanja, rasa susunya manis tipis, dengan semburat aromanya prengus, HAHAHA. Mungkin karena tidak dimasak dulu kali yaa jadi baunya masih asli.

Setelah puas berswa foto dengan unta, rombongan diminta kembali ke bus untuk melanjutkan perjalanan menuju masjid Hudaibiyah. Tujuannya tentu saja untuk mengambil miqat dan salat ashar.

Nampak depan Masjid Hudaibiyah yang sederhana, jalan raya di depannya, dan tembok masjid
 yang ada coret2annya --- hemm... dimana-mana orang bisa aja bikin "karya" yaa..


Masjid Hudaibiyah bentuknya sederhana. Jauh dari kesan modern. Mirip dengan masjid-masjid di kampung yang belum tersentuh modernisasi. Karena sebelum-sebelumnya sudah bertemu masjid dengan bentuk yang sederhana, maka waktu kesini pun saya nggak kaget lagi. 

Selesai miqat lanjut pulang ke Mekkah untuk solat magrib dan umroh sampai malam. Saya sendiri pulang ke hotel setelah solat dan istirahat bersama Nja. Umroh kali ini jatahnya papa.

----------------------

Hari kelima di Mekkah: Jumatan di Masjidil Haram dan menjelajah Tower Zamzam

Jumatan kali ini saya niat banget untuk memperbaiki persiapan. Biar nggak kayak pas di Madinah. Persiapan yang saya perbaiki diantaranya membawa cemilan lebih banyak, buku cerita, dan hape full charge, khususon untuk meng-entertain Nja. Berangkat ke masjidnya juga lebih awal, kira-kira pas waktu solat Duha, biar dapat tempat yang nyaman. Sengaja begitu sebagai antisipasi karena sudah pasti hari Jumat masjid lebih penuh orang. 

Alhamdulillah misi jumatan di Mekkah lancar jaya. Dan benar saja, suasana masjid jauh-jauh lebih ramai dibanding hari biasa, karena Jumat adalah hari raya. Paling berasa pas keluar dari masjid, harus umplek-umplekan sama orang meski sudah di latar masjid.

Selesai Jumatan, saya mengajak PapaNja keliling lantai -1 dan -2-nya Tower Zam-Zam. Cuci mata gitu loh, barangkali dapat oleh-oleh yang bisa dibawa pulang. Btw, lantai -1 dan -2 adalah shopping mall. Suasananya mirip ITC-ITC di Jakarta tapi lebih lengang. Barang yang dijual mulai dari baju gamis, koko, sajadah, parfum hingga mainan. Harga jualnya bisa grosiran, bisa pula satuan. Yang pasti harganya masih bisa ditawar. Sebelumnya saya sempat membeli gamis di Masjid Jironah, harga 25 riyal. Nah di lantai -1 dan -2 ini ada juga gamis sejenis dengan harga lebih murah 5 riyal/pcs   jadi sekitar 20 riyal-an. Tapi saya nggak nemu model yang semenarik di Jironah. Menurut saya modelnya malah lebih bagus dan lengkap di Jironah, padahal jualannya ala kaki lima gitu. Makanya saya tidak menyesal selisih 5 riyal lebih mahal tapi modelnya saya suka.

Hasil cuci mata di lantai ini: baju-baju koko kecil untuk Nja dan ponakan-ponakan, sajadah Raudhoh, dan mainan untuk Nja karena tetiba dia kepincut toko mainan yang posisinya tepat di depan toko baju.

-------

Memasuki hari ke-enam di Mekkah Al Mukaromah. Hari yang semakin dekat dengan kepulangan. Hiks...

Biar sedihnya nggak berasa-berasa amat maka hari ke-enam dijadwalkan sebagai waktunya belanja yang beneran. Yeaay! Belanjanya ke Pasar Jafariyah, yang terkenal sebagai pusat grosir di Mekkah. Tapi agenda ini bukan jadwal resmi dari travel, yang artinya ongkos transport ditanggung sendiri dan patungan, meskipun aktualnya tetap disubsidi dari travel juga sih, 😬



Pergi ke Jafariyah menambah pengalaman saya naik taxi dan angkutan orang Arab. Taxi di sini banyak yang pake mobil mewah, macam Camry dan BMW. Meski dari seri mewah, dalemannya belum tentu mevvah loh gaes! Malah yang saya tumpangi kemarin buluk sebuluk-buluknya. Udah gitu bau rokok dan debu. Dan saya perhatikan orang-orang sana banyak yang buka kaca saat naik mobil karena disambi merokok. Bangkunya juga reyat reyot dan AC-nya nggak dingin. 

Taxi saja begitu, apalagi angkotnya, hahaha.. Angkot yang saya tumpangi waktu berangkat, pakai mobil mirip Grandmax. Diisi full sampai empet-empetan sampai saya kuatir Nja kegencet.

Itu dari sisi kendaraannya. Dari sisi supirnya nggak kalah bikin ngelus dada. Ngebutnya bok edan! Manuvernya juga sembarangan. Oiya, supir taxi maupun angkotnya bukan orang Arab asli loh, mereka banyak dari India, Bangladesh atau Pakistan. Konon katanya orang Arab asli nggak banyak yang bekerja di sektor seperti ini.

Jarak Mekkah ke Jafariyah rasanya tidak jauh, hanya menghabiskan 20 menit saja. Sampai sana saya cukup takjub melihat suasananya. Bukan takjub kagum tapi lebih ke bertanya-tanya. Hahaa. Karena bentuknya semacam ruko-ruko di pasar tradisional gitu lah. Kayak pasar Mester Jatinegara tapi cuma satu lantai. Seingat saya ada AC tapi orang bebas merokok. Ini yg bikin saya jadi kuatir sama Nja. Tapi mau gimana lagi sudah terlanjur ya udah lah yaa... fokus belanja aja.

Apa saja yang bisa dibeli di Pasar Jafariyah Mekkah?

1. Tentu saja gamis, abaya dan koko khas Arab. Ada banyak sekali model dan warna, walau sebagian besar hitam. Harga mulai dari 20 riyal untuk ukuran dewasa  dan 15 riyal untuk ukuran anak. Atau kalau dirupiahkan sekitar Rp 60-120 ribuan. Saya beli beberapa abaya untuk ibu, adek, dan beberapa sodara. Juga untuk ponakan. Dan tentu saja untuk diri sendiri biar nggak ngiler sekalian, agak aji mumpung sih jatuhnya hehehee...

2. Sajadah. Ini suami dan bapak mertua yang beli. Macem dan motifnya segala rupa. Tinggal pilih mau yang apa dan harga berapa. Harga mulai dari 10 riyal.

3. Karpet rasfur ukuran sedang (kurang lebih 100x150 cm). Ibu mertua dan sodara lain yang beli ini. Saya kira sebelumnya keinginan ibu mertua untuk beli ini hanya wacana. Eh kok beneran jadi. Nggak cuma 1 lagi, tapi lebih dari 10 lembar. Untuk oleh-oleh kata beliau. Ortu saya pun turut kebagian satu. Belum lagi pakde dan bude lainnya yang juga beli dalam jumlah banyak. Kebayang nggak seberat apa bagasi kita nanti? Hahaha... Packingnya bagaimana? Kalau punya ibu mertua alhamdulillah muat di dua koper ukuran bagasi (besar). Sedangkan punya pakde dibungkus karung yang diiket-iket. Urusan bagasi nanti subsidi silang dengan rombongan, dan alhamdulillah cukup jadi nggak nambah biaya. Harga karpet sekitar 35-45 riyal atau sekitar 150 ribuan. Jauh lebih murah dibanding harga Jakarta yang bisa mencapai 500rb-an. Pantesan ibu mertua kekeuh beli.

4. Aneka aksesoris mulai dari gelang, kalung, cincin, dompet-an, dan pernak pernik lainnya. Bisa dibeli satuan atau kodi. Harga bisa ditawar.

5. Parfum. Mulai dari bibitnya hingga yang sudah campuran. Macem di Condet lah penjual parfum di sana. Untuk keaslian, saya kurang paham. Harga macem-macem, tinggal tawar aja.

6. Mainan anak-anak. Ini yang bikin mata Nja berbinar-binar tapi hati mama bergetar tidak karuan, HAHAHHA.... Ya gimana enggak, si bocah tahu aja caranya modus. Tiba-tiba aja minta turun dari gendongan dan lari ke abang-abang mainan. Padahal waktu di Tower Zam-zam sudah dibelikan. Tapi untung saja tidak terjadi drama karena mama berhasil menguasai situasi, yeaah!

7. Jajanan khas Arab: kurma, cokelat, kacang-kacangan. Harga nggak jauh beda dengan di Madinah atau di Tower Zam-zam lantai -1/-2.

Setelah setengah hari, kelar juga belanja rerempongan. Lanjut pulang ke hotel untuk packing-packing yang ternyata cukup menguras tenaga dan waktu karena barang bawaan yang beranak pinak, hahaha...

-------------

Begitu packing baru ketahuan kalau sepertinya oleh-oleh makanan masih kurang. Kayak masih kurang pantes untuk dibawa ke kantor sebagai 'pengganti' cuti panjang. Berasa pekewuh gitu loh, walaupun sama sekali tidak ada teman yang rese nitip oleh-oleh. Jadilah malam hari selepas solat isya saya dan suami belanja lagi ke Abraj Hypermart di lantai 4 Tower Zam-zam. Seneng banget deh belanjanya tinggal turun pakai lift aja, nggak kayak di Bekasi kalau mau ke mall/supermarket mesti berperang dengan kemacetan dan rebutan parkir, hehhee...



Di hypermart, saya belanja coklat, biskuit dan khusus untuk Nja saya beli croissant khas Arab merk "7Days" untuk dibawa pulang ke Jakarta. Selama umroh kebetulan Nja suka sama si kue keong ini, cuma karena kemasannya bulky tapi isinya dikit, saya putuskan untuk membeli mini croissant. Harga satuan 7Days besar 1 riyal, kalau satu pack isi 6 jadi 5 riyal (kalau nggak salah), sementara yang mini satu pack-nya harga 7 riyal-an. Lupa. Intinya kalau dirupiahkan nggak mahal... Saya juga beli beberapa parfum karena ibu saya pengen dioleh-olehi parfum; dan satu set tasbeh digital untuk teman-teman.

Kelar dari Abraj Hypermart saya sempat mampir Bin Dawood, semacam supermarket tapi lebih kecil. Niatnya hanya cuci mata, karena jualannya mirip dengan Abraj. Eh malahan Papanja tertarik beli susu unta yang sudah dipasteurisasi. Doi masih penasaran, barangkali yang ini rasanya lebih enak. Hasilnya? Menurutnya sih lebih enak dan nggak bau. Cuma saya tetap malas mencoba. Sudah negatif thinking soale, ehehhehe.

---------------

Tibalah hari ke-tujuh yang mana menjadi hari terakhir ibadah umroh. Agendanya adalah tawaf wada' atau tawaf perpisahan dengan Ka'bah. Sedihnyaa... sesedih waktu meninggalkan Madinah yang damai. Sayangnya dari semalam, sehabis dari hypermart, Nja tiba-tiba demam tinggi. Saya ukur suhunya sampai 39 dc. Belum nampak gejala batuk pilek sih. Untung saya bawa paracetamol drop. Jadi bisa langsung diminumkan biar Nja lebih nyaman walaupun Nja nggak rewel sama sekali.

Meski terlihat lemas dan masih demam, Nja bisa mengikuti tawaf wada dengan baik. Dia nggak rewel sama sekali, cuma maem jadi nggak banyak. Paham sih karena badannya lagi nggak enak. Untung tawaf wada’nya sebentar, jadi Nja bisa kembali istirahat, sementara saya dan rombongan menyelesaikan packing. Oiyaa, setelah tawaf wada’ jamaah dilarang tidur sampai dengan meninggalkan kota Mekkah, lho. Kalau sampai ketiduran besoknya harus mengulang tawaf wada’ lagi.


Setelah solat duhur, rombongan harus sudah masuk ke bus untuk diantarkan ke bandara di Jeddah. Tapi sebelumnya akan dimampirkan ke pusat perbelanjaan dulu, barangkali masih ada yang mau menghabiskan sangu, hehe.

Tempat belanja terakhir bernama Corniche Commercial Center Balad, yang kedengarannya sih keren. Nyatanya? Hehhehe hehehehe... 

Tempatnya diluar ekspektasi saya. Saya pikir semacam mall yang bagus gitu. Eh lah kok bukan, lebih mirip apa yaa, ITC (lagi)? 

Yang saya lihat tempatnya agak usang dan berdebu. Di tambah banyak penjaja jualan yang ketika kita cuma pengen lihat-lihat malah berakhir dengan dikejar-kejar untuk beli. Papanya Nja nih yang hampir kena. Untung saya sigap menghalau, heheehe... 

Di Balad ini jenis barang-barangnya nggak jauh beda dengan pusat belanja lainnya, harganya juga 11-12 tergantung ketangkasan kita menawar. Yang menarik perhatian malah adanya warung bakso yang Indonesia banget. Namanya Bakso Mang Oedin, pasti terkenal di kalangan jamaah umroh dan haji Indonesia. Saya dan rombongan ikut nyoba juga. Secara rasa ya lumayan laah, mengurangi kangen makan bakso. Sayangnya saya nggak foto karena sedang rempong sama Nja...

Kelar urusan belanja, selanjutnya rombongan diantar lagi menuju Bandara KSA untuk cek-in dan terbang kembali ke Indonesia.

----------

Oh iyaa, selama perjalanan pulang ini saya dapet drama (lagi). Pertama, bangku pesawat yang terpisah lumayan jauh dari Papanya Nja. Papanya Nja di bangku terdepan dekat emergency exit, sedangkan saya dan Nja dapat posisi di tengah dengan bangku model deret 3 penumpang - rasanya sempiiiit banget.

Karena bangku Papa Nja dekat dengan emergency exit, saya nggak diperbolehkan tukar tempat dengan penumpang di sebelah Papa Nja, berbahaya kata pramugarinya. Yaudah deh jadinya saya berdua doang sama Nja sempit-sempitan. Mana Nja lagi nggak enak badan pula, dan diawali dengan ngamuk karena minta susu ultra nggak segera saya kasih karena lagi rempong menata posisi duduk. Untung ngamuknya cuma sebentar.

Suasana di pesawat yang penuh dengan orang dan sempit, sukses membuat saya nggak tidur. Blas! Mau nonton film biar gak bosen kok ya mumet, mau kipasan kok rempong. Udah gitu hawanya super gerah dan Nja tidurnya glendat glendot. Gerahnya tuh yang lebay, mungkin se-pesawat cuma saya yang kegerahan macem naik angkot.

Selain gak bisa tidur, saya juga mesti nahan kencing karena mau nitip Nja ke bangku Papanya kok bolak balik disuruh kencangkan sabuk pengaman karena beberapa kali turbulensi kecil. Untungnya saya dapat bangku paling pinggir dari 3 deret itu. Lumayan lah, kaki masih bisa gerak agak bebas.

Btw, waktu berangkat saya dapat bangku terdepan yang memang diprioritaskan untuk penumpang dengan infant dan sebangku dengan Papa Nja. Jadi pas pulangnya ini emang drama sih menurut saya yang baru pertama kali terbang bersama bocah dengan waktu tempuh yang lama dan jarak yang jauh pula. Heuu...

Akhirnya setelah kurang lebih 10 jam sampailah kami di Jakarta dengan selamat meski badan rentek-rentek dan mulai kena flu. Apakah drama ikut selesai? OOO ternyata masih ada tambahan (drama) lagi dong.... ketika semua tersadar Nja kok nyeker. NYEKER meeen! Padahal pas berangkat masih pake sepatu.

Dan ternyata SEPATU nya Ahza KETINGGALAN di pesawat! Astagaaa.... padahal itu sepatu baru, mana harganya lumanyun. Ealaaah ealaah... ! Kok bisa ketinggalan? Iyaa... jadi ceritanya, waktu di pesawat Nja minta copot sepatu, sama Papanya ditaruh di bawah bangku. Pas turun pesawat semua lupa kalau ada sepatu di kolong. Gituuuu deh. Kzl gak? KZL LAH GILAK, HAHAHAH....


----------------------

Meski ada saja dramanya, Alhamdulillaah kelar sudah perjalanan rohani sekaligus wisata ini. Hati rasanya lega bukan main tapi juga rindu pengen kesana lagi. Semoga kapan-kapan Allah kasih kesempatan lagi.


\




Share
Tweet
Pin
Share
No Comments
Baik pemotor maupun pemobil bisa sama-sama pernah menyebalkan. Jadi gak usah saling mengumpat kalau di jalanan.
Percaya kan?


Pemotor. Tentu banyak orang yang mengamini kalau pemotor nampak sangat menyebalkan saat kondisi macet. Karena, bukannya bersabar nunggu giliran jalan malah saling nyerobot. Ibarat benang kusut semakin ditarik semakin kusut. Udah gitu, kadang pemotor-pemotor itu seperti gak ngukur dirinya sendiri. Apalagi ngukur orang lain. Sudah tahu celah antara truk dengan truk sempit masih aja nyoba masuk. Begitu kegesek pas truknya jalan eh teriak-teriak. Yaa ngana pikir si truk harus terus-terusan ngalah demi para pemotor jalan duluan?

Sebagai sesama pemotor saya tuh gak memungkiri fakta sifat-sifat jelek pemotor yang macem itu. Memang seharusnya para pemotor tuh jangan grasak grusuk kalau di jalanan. Apalagi di jalanan yang ramai tapi sempit seperti di Kalimalang. Berapa kali coba kejadian kecelakaan yang dialami pemotor dalam setahun? Bisa jadi karena faktor ketidak hati-hatian para pemotor sendiri. Kalaupun memang ingin menyalip kendaraan di depannya ya mesti liat situasi. Ngukur diri terutama. Gak main srundang srundung aja. Kalau di depannya tahu-tahu ada kendaraan gede gimana hayo?

Pemobil. Siapa bilang pemobil tidak lebih menyebalkan dibanding pemotor?
Kalau sudah tahu jalan di depannya sempit tapi nekat lewat situ yang mengakibatkan jalanan mampet karena kejebak, apa gak rasanya pengen dilempari batu aja itu mobil, hah? Sering nih saya dapati mobil-mobil yang gak tahu jalanan asal masuk aja ke perkampungan, alhasil bikin macet. Maju kena mundur kena juga. Belum lagi yang gak ngukur diri main nyalip begitu aja, dan gak tahunya di depan nongol deh truk atau bus segede gaban, lalu si mobil kebingungan mau nyelip diantara mobil lain yang tadi dia salip. Sering banget nih kejadian di Kalimalang arah Cikarang.

Hal paling memuakkan dari pemobil adalah merasa superior di jalanan. Dumeh pakai mobil bisa seenak jidat ngata-ngatain pemotor ini dan itu. Kayak gak pernah naik motor aja. Padahal kalau lagi kepepet apa gak mesen ojek tuh? Dan meminta abang ojeknya buat tancap gas dalem-dalem? Betul gak?
 
Udah lah sama-sama pengguna jalan mbok yang akur. Ganti-gantian gitu loh pakai jalanannya, karena sebenernya yang paling kasian kalau di jalanan rame nan sempit adalah.... TRUK dan BUS. Gimana enggak, mereka tuh sebenernya jalannya merembet loh, kecepatannya dah macem bekicot, masih bae di-selap selip. Rasanya ingin ikutan teriak-teriakin para mobil dan motor yang kurang ajar, biar pada minggir. Karena kalau sampai bus atau truk ngegores atau nyenggol si mobil atau motor yang kena perkara ya si bus atau truk. Yang masuk penjara ya supir truk atau bus karena kendaraannya lebih gede. Kecuali kalau bus atau truknya kenceng dan ugal-ugalan di jalanan (macem Kalimalang di sore hari) baru lah dia salah total. Tapi nyatanya apa ada yang bisa gitu? Bisa mancal gas dikit-dikit aja udah sukur, broh. Gimana mau kenceng!


-----------------------------

Gambar dari http://blogroutes.com/
\\


Share
Tweet
Pin
Share
No Comments
Kembali lagi pada cerita #asinyaahza.Yang artinya daku akan menuliskan drama kumbara perjalanan menyusui si bayi laki-laki bernama Nja. Btw sekarang saya lebih suka nulis nama panggilannya sesingkat itu biar gampang.


Sebelumnya saya pernah nulis drama menyusui tahun pertama, nah yang ini sebagai lanjutannya. Itung-itung sebagai selebrasi sukses (?) menyusui 2 tahun, walaupun nilainya ancur meen! kagak ada cumlod2nya. Karena apa? Karena dari umur setahun sudah tandem pake susu formula, yang tinggi kalori lagi. Ampun dah para konselor dan netijen kalau mamak ini tetap mengklaim Nja lulus asi sampai 2 tahun, soale dia tetep nenen kok, kalau pas saya di rumah atau pas lagi liburan...

Ceritanya, umur 12 bulan lebih beberapa minggu Nja didiagnosa FTT oleh dokter anak sub spesialis gizi anak. Lalu saya diminta untuk sapih dini dan mengganti asupan asi dengan sufor tinggi kalori untuk mengejar ketertinggalan BB nya, paralel Nja harus dicek ADB, ISK, dan TB. Nja terbukti ADB lalu diterapi suplemen zat besi setiap hari, dan setiap 3 bulan sekali cek darah (kandungan besi dalam darah) untuk cek perbaikannya. Untungnya nilai TB dan ISK Nja negatif.

Selain terapi zat besi, Nja dan saya juga harus memperbaiki feeding rule agar lebih disiplin. Sebenernya feeding rule yang baru nggak beda jauh dengan yang sudah saya terapkan. Hanya saja ketika Nja nggak mau makan biasanya saya sibuk bebikinan menu baru dan nyuapin Nja apa aja yang dia minat. Jadinya mamah capek, Nja juga kesal karena dijejel2in makanan melulu. Akibatnya goal tidak tercapai. BB Nja malah turun karena Nja makin malas makan.

Nah di feeding rule yang baru, saya harus benar2 disiplin pada waktu makan Nja, yang diatur maksimal 30 menit. Aturannya: ketika jam makan tiba dan Nja nggak mau makan, maka tunggu sampai 30 menit sambil tetap menawarkan aneka makanan. Jika 30 menit habis, hentikan. Kelar nggak kelar ya harus kelar pokoknya, even Nja benera GTM. Jadi ya mamak mesti tega-tegaan memang, karena tujuannya melatih Nja mengenal rasa laper. Hasilnya: goal tercapai walau nggak signifikan. Hambatannya karena dalam penerapannya sungguh tricky. Biasanya karena kebentur2 sama jam tidur Nja. Karena hasilnya belum optimal, sufor tetap dilanjutkan untuk menambal pola makan yang aduhai bikin pening kepala.

===

Seperti yang saya bilang tadi, walaupun Nja dibantu sufor dan dot, Nja masih tetap menjadi monster nenen kalau saya pulang kerja atau liburan. Alhamdulillah Nja nggak bingung puting, padahal dulu pas mau kasih dot saya mikirnya luamaaa banget karena kuatir. Sampai akhirnya saya nemu komentar dokter anak lain di IG yang sungguh menguatkan batin ketika ada ibu yang mengeluh anaknya nursing strike dan susah balik ke normal. Sang dokter berkata "Yang penting isi botolnya kan?" Intinya gitu, menguatkan mental ibu biar move on walaupun akhirnya kasih asi dalam "kemasan khusus".

Kalau dulu kuatir Nja bingput, di tahun kedua ini entah kenapa saya was-was setiap kali menyusui Nja. Saya kuatir asi saya nggak cukup energi untuk menambal kebutuhan kalori Nja yang sudah sangat aktif. Apalagi dokter sudah menyuruh saya untuk menyapih dini dengan ancaman dan kata2 yang kurang enak. Bikin SAKIT HATI, meen! Pokoknya diakhir omelan, sang dokter bilang saya mesti nambah volume asi perah menjadi 2-3x lipat dari volume semula agar mendekati kandungan KALORI (bukan Gizi ya) susu formula tinggi kalori, kalau saya masih ngeyel pakai asi perah. Padahal stok asi perah saya nggak seberapa, bahkan cenderung pas-pas-an untuk harian. Kalau harus tambah volume, utang saya bakal mem-bludak - cita-cita (awal) menyusui asi/asi perah sampai 2 tahun niscaya pupus.

Jadi ya sudah, akhirnya Nja saya dopping sufor, selain tetap minum asi perah sebagai tambahan. Btw saya tetap kasih asi perah dan pumping sampai Nja umur 20 bulan karena sayang aja sama stoknya masa nggak dipakai sama sekali. Selain itu juga buat nambal porsi sufor Nja yang masih masa transisi. Karena ternyata beralih dari asi ke sufor itu nggak mudah loh untuk beberapa bayi. Nja termasuk yang agak susah di awal. Saya sampai beli beberapa kaleng sufor tinggi kalori untuk menemukan susu yang Nja mau dan suka ~ sampai tulisan ini dibuat beberapa kaleng sufor yang nggak terpakai masih nangkring di dapur. Asa sayang gitu mau ngebuangnya 🙈 

Setelah 'berjuang' sedemikian rupa, ketemulah susu yang Nja mau minum --> Nutrinidrink cair rasa coklat. Mamak pun lega. Dokternya juga approved dan mengabaikan urusan rasa yang konon katanya kandungan gula susu coklat lebih banyak dan bisa bikin gigi gupis. Pesan dokternya, yang penting keminum dulu itu susu sesuai dosis dan BB nya naik sesuai target. Lupakan hal lainnya dulu, dan biar gigi Nja awet biarlah menjadi PR mamak yang mesti rajin ngajak Nja sikat gigi. Bhaique!

*Btw, setelah kunjungan ke 2 atau 3, akhirnya saya goodbye sama bu dokter anak sub gizi tsb, saya ganti sama dokter lain yang lebih patient friendly.

Drama pencarian susu tambahan kelar sih... tapi nggak 100%. Karena Nja belum mau minum sufor sesuai dosis yang disarankan. Dia baru bisa minum setengah dosis alias 2 botol = 400 ml atau setara dengan 600 Kkal, sedangkan kebutuhan kalori Nja berdasarkan hitungan dokternya kurleb 900-1100 Kkal/hari. Jadi kalau dari susu sudah dapet 600 Kkal, berarti Nja harus makan yang kalorinya setara dengan minimal 400 Kkal. Dan itu lauknya harus pol2an terutama daging, ayam, hati, telor, dan protein lainnya. Nah ini dia pe-ernya. Nja belum bisa makan dengan porsi yang sesuai hitungan, maka sufor to the rescue biar beban makannya ketolong dulu.

Ada yang inget aturan minum susu sehari yang nggak boleh lebih dari 500 ml perhari? Saya juga nanya tuh sama dokternya Nja yang baru (lagi) perihal ini. Takutnya Nja kekenyangan susu dan malah mengganggu napsu makan. Nah inilah bedanya, dokter bilang untuk kasus Nja, dosis segitu tidak bertentangan karena memang untuk membantu meng-cover kebutuhan Nja -- kedudukan sufor untuk Nja mirip seperti obat. Seharusnya memang setiap abis makan kalau bisa minum susu formula. Macem aturan menggemukkan badan ala Herbalife itu loh, hahaha... Sayangnya Nja bukan pemakan dan peminum yang banyak. Lambungnya cepat kenyang. Jadi belum pernah ada sejarahnya Nja minum sufor setelah makan.

------------------

Drama Hancurnya Asi Perah

Diantara drama menyusui yang pernah saya rasakan, mungkin ini yang menyesakkan kedua setelah drama nursing strike. Drama asi perah hancur karena colokan kulkas kecabut dengan tidak sengaja dan berlangsung berhari-hari. Itu waktu Nja umur 16 bulanan. Ada yang pernah mengalami juga?

Jadi ceritanya, pada suatu sore yang cerah, tiba-tiba pak suami teringat sesuatu. Lalu dengan terbata-bata PapaNja bilang maaf-maaf, karena.... dia LUPA CABUT KABEL KULKAS pas kita harus tinggal di Cipinang (rumah mertua) untuk sementara. Lupa cabutnya hari Minggu, dan baru inget hari Rabu, dong. Kaki saya langsung lemes... inget se-freser asi hasil perah siang malam hancuuurrr, Minah! Langsung saya minta suami untuk jalan ke Bekasi. Saya mau lihat seberapa hancur itu asip biar saya lega, tapi juga rasanya pengen gamparin orang. Huhuuuuhahahahhahuhuuaa.... KEZEL abis!

Begitu sampai di rumah, saya buka kulkas langsung NANGIS dong.. huhu kayak orang kehilangan apaan tahu. Keselnya bertubi-tubi. Mungkin itu kekesalan saya pada pak suami yang paling2. Untung dia mau dengerin saya nangis2 sambil bolak balik minta maaf. Hikss....  huahuahuaaaa *nangis kejer pokoknya*

Kemudian saya cari-cari artikel atau tulisan apapun bahwa asi perah yang sudah mencair itu baik-baik saja. Tidak beracun, meski mungkin beberapa kandungan gizinya ada yang sudah hilang. Ketemu sih artikelnya di breastfeedingbasics. 

Kutipannya begini dari Anne Smith, IBCLC
  • A 2006 study looked at the effects of refreezing previously frozen milk. Researchers took frozen breast milk and thawed it, refroze it, refrigerated it and left it out at room temperature. They concluded that “Breast milk is fairly robust and does not grow bacteria easily nor lose vitamins A and C or free fatty acids  to any degree that would harm a full term baby.” They also found that the vitamin content was adequate for all the samples of refrozen milk, and none of the samples shad unsafe levels of bacteria.
  • Based on this research, your milk should be safe to use even if the milk has completely thawed, and there are no ice crystals left. If your aren’t sure about whether the milk has ‘spoiled’, see how it smells. If it’s spoiled, it will smell bad, just like  cow’s milk that has been left out too long.  Sometimes milk that has been frozen and thawed may have a ‘soapy’ smell, due to its fat content, but this isn’t the same as a spoiled milk smell, and doesn’t mean the milk is unsafe. You might want to leave as much thawed milk out as you think you can use within 24 hours or so, then refreeze the rest.
  •  These guidelines apply to healthy full term babies. If you have a preemie or a sick baby with an immune disorder, consult your doctor. He may recommend that the thawed breast milk be used within 24 hours and not refrozen.

Walaupun saat itu Nja sudah ngicip sufor, hati saya tetap jengkel ketika tahu stok asip saya hancur. Karena waktu itu saya masih merencanakan asi-asi perah itu untuk Nja minum sampai beneran lulus 2 tahun sembari menunggu Nja bisa minum sufor sesuai target. Eh lah kok belum separo jalan malah hancur yaaa gimanaaa, mau dikasihkan ke Nja kok masih ada keraguan meskipun di artikel bilang nggak masalah... hingga akhirnya asip-asip itu masih tetap nongkrong di frezer bahkan sampai tulisan ini dibuat, masih gamang untuk ngebuangnya euy...

----------


Menyusui Satu Payudara

Setelah drama asip mencair kelar, muncullah drama baru. Tiba-tiba Nja menolak PD kiri, dong. Sama persis dengan kasus nursing strike dulu, yang ditolak sama-sama PD kiri. Bedanya sekarang Nja sudah bisa nolak dengan cara ngomong 'gak mau' setiap ditawari nen kiri. Malah kadang ditambahi alesan yang lucu tapi ada-adaaaa aja macem "nen kiri mamah hueek, atau nen kiri mamah ada tikusnyah!" Hahahhaha.... Jadi fix di umur yang ke-17 bulan Nja hanya menyusu dari PD kanan saja.

Saya sedih? Kalau dulu iya, saya sedih pakai banget; yang sekarang woles aja. Mungkin karena asi sudah bukan lagi kebutuhan nutrisi utama Nja, jadi ya chill aja, beb. Dan sebenernya, Nja minta nenen cuma buat kangen2an sama mamaknya aja, yang lucunya setiap saya sampai rumah,  sapaan Nja pertama kali selalu "... Mamaaaa... nenen..." hahahaa. Sapaan yang akan saya rindukan ketika Nja sudah besar nanti.


-----------

Gimana kabar Nja sekarang setelah jadi anak sufor 24 jam? 

Nja resmi menjadi anak sufor 24 jam sejak saya sapih di umur 2 tahun kurang 2 minggu. Cerita menyapih terpisah aja yaa, biar puas, haha.

So far kabar Nja baik-baik aja... secara angka, BB Nja paska sapih mengalami kenaikan yang tidak saya sangka-sangka. Bulan pertama naik hampir 600 gram, setelah sebelum2nya naik 200 gram saja sujud syukur, hehehe...

Apakah sufornya sudah ganti? Belum. Dsa Nja bilang selama BB nya belum kembali ke jalur yang benar dan nafsu makannya masih naik turun, sufornya masih tetap Nutrinidrink. Hasilnya memang belum 100% optimal seperti kata testimoni2, mungkin karena dalam perjalanannya beberapa kali Nja sakit yang membuat BB nya naik turun. Makanya beberapa waktu lalu Nja diminta cek ronsen usia tulang dan cek hormon (IGF1 dan IGF BP3), barangkali ada hal lain yang menyebabkan treatment ini belum menampakkan hasil yang signifikan. Alhamdulillah hasil cek tulang maupun cek hormonnya termasuk dalam kategori normal. Berarti gagal tumbuhnya Nja memang karena ADB sehingga napsu makannya tidak ajeg yang bikin dia masih kekurangan kalori, bukan karena sebab lain seperti ISK, TB atau kekurangan hormon pertumbuhan.

Sampai saat ini kalau lagi senggang saya sering cari baca tentang gagal tumbuh alias stunting baik dari jurnal maupun artikel media. Saya pengen meyakinkan diri bawa case Nja ini bukan berarti kiamat. Nja is still safe, buktinya motorik kasar dan halusnya Nja masih berjalan sesuai referensi. Nja tetap punya potensi lain yang bisa dikejar dengan baik... banyak kan anak-anak balita yang dulunya mungkin gak 1000% sehat tapi gedenya beruntung dan sukses?

Mama percaya Nja juga nanti segera menyusul ketertinggalan dan menjadi anak yang sukses. Amin.

—————

Update per Juli 2019: Nja dinyatakan bebas stunting ditandai dengan naiknya tinggi badan yang cukup banyak. PR BB saja yang masih konsisten, meskipun dokter bilang ada kemungkinan pe-er BB Nja mengarah ke genetik, karena semua hasil cek lab normal, porsi susu pun sudah sesuai target. Meski begitu porsi makan masih tetap harus terus diperbaiki. Yang pasti hamdalah dulu yaa, sekarang mamak kembali lega dan terbebas dari ketakutan stunting. Huhu...

----------------

In the end, Asi vs Sufor is no problemo anymore

Di awal kelahiran memang saya sudah kekeuh pengen asi. Saya berjuang mati-matian agar bisa menghasilkan asi yang cukup untuk Nja. Saya menangis saat Nja nursing strike karena ketakutan nutrisi Nja nggak cukup. Saya baca banyak buku dan aneka tulisan tentang asi. Saya 'kampanye' asi ke adek atau teman lain biar anaknya juga bisa merasakan asi. Saya beli pompa asi sampai 2x demi proses pumping yang lebih nyaman. Saya halau rasa malu ketika harus pumping di meja kerja atau di mobil kantor karena ada pekerjaan yang mendesak.

Tapi ternyata perjalanan menyusui saya dan Nja harus menemui banyak intervensi. Kata-kata dokter yang masih suka terngiang2 di benak saya waktu denial adalah: "Ibu mau egois lulus dengan prestasi menyusui sekian lama tapi anak gagal tumbuh buat apa, karena yang juara hanya ibu sendiri lho... toh kebutuhannya yg sekarang bukan dari susu, tapi dari makan" Ya gitu deh, kata-kata yang pedas tapi cukup membuat saya melek pada realita. Karena kenyataannya saya tidak cukup sukses memberikan MPASI pada Nja walaupun sudah mengikuti pakem standard terbaru yang ada. WHO loh panduan saya. Dan aktualnya malah zonk.
 
Daripada capek menyalahkan diri sendiri, baiknya saya move on. Toh yang kasih rekomendasi adalah dokter yang kompeten, biarpun setiap pilihan tetap punya dua sisi mata uang kan? --- maksudnya mau saya memilih full asi atau pun sufor kemungkinannya tetap dua kan? Bisa berhasil atau tidak berhasil.

Kemudian saya mencoba memilih sufor yang secara kalori jelas lebih tinggi (dan terukur) dibanding asi (anak usia diatas 1 tahun), karena sekali lagi Nja tidak cukup mendapatkan kalori dari kegiatan makannya. Kalau saya tidak mencoba toh saya tidak akan tahu hasilnya seperti apa, kalau pun ternyata hasilnya sampai sekarang belum terlalu bagus, rasanya saya tidak perlu menyesal karena sudah mencoba....

Ini bukan berarti saya kapok pernah ngotot asi loh ya. Tapi memang jujur saya agak menyesal di bagian MPASI, karena saya agak saklek pada aturan baku - bahkan saya telat mencoba MPASi instan terfortifikasi, padahal justru itu yg lebih terukur zat gizinya. Dan kalau pun punya anak lagi, saya akan tetap menomorsatukan asi, pengen membuktikan sendiri (karena penasaran) sama anak yang bisa gemuk di 6 bulan pertama hanya dengan asi (langsung ataupun perah). Yang saya mungkin akan lakukan adalah nggak akan lagi kebanyakan mikirin stok asi, metode pemberian asi, dan drama-drama asi lainnya. Saya mending fokus ke BB anak aja mbuh piye carane buat modal di 2-3 tahun pertama.

Nah untuk buibu yang juga sedang berjuang dengan BB anaknya, atau kecukupan asinya, ayok semangat... semoga setiap keputusan yang diambil adalah yang terbaik dan terbanyak manfaatnya untuk buibu sendiri dan anak tentunya... Cheeerssss, beb!


\



Share
Tweet
Pin
Share
1 Comments
Newer Posts
Older Posts

About me




introvert, simple, cats lover, photograph
writing, sharing, reading & cooking enthusiast


INSTAGRAM

Follow Us

  • Twitter
  • Facebook
  • Instagram

Headline

Ealah, Kena Covid Juga Kan

Jika awal tahun 2020 dimulai dengan banjir air hujan, tahun 2021 kok yaa diawali dengan banjir air mata gara-gara Covid19. Sebuah awalan yan...

Categories

life in my opinion haloahza! traveling resep in my review lovelife #30harimenulis #icip2 motherhood nostalgia cerita umroh diary pregnancy Marriage cerita menyusui parenting random thought MyWeddingDay anniversary teknik industri obrolan wanita worklife

Blog Archive

  • ►  2022 (2)
    • ►  April 2022 (1)
    • ►  March 2022 (1)
  • ►  2021 (10)
    • ►  November 2021 (1)
    • ►  October 2021 (1)
    • ►  August 2021 (1)
    • ►  May 2021 (1)
    • ►  April 2021 (1)
    • ►  March 2021 (2)
    • ►  January 2021 (3)
  • ►  2020 (8)
    • ►  December 2020 (1)
    • ►  May 2020 (2)
    • ►  March 2020 (2)
    • ►  February 2020 (3)
  • ▼  2019 (23)
    • ▼  December 2019 (1)
      • Big Five Personality
    • ►  November 2019 (2)
      • Doctor John, One of Jisung's Best Drama
      • Catatan Kejadian Hamil Ahza
    • ►  September 2019 (2)
      • Emak Edisi Baper?
      • Nja Naik Kereta Sama Mamah
    • ►  August 2019 (3)
      • Ojo Dumeh, Karena Kehidupan Selalu Berputar
      • Cerita Menyapih [Nja]
      • Cerita Umroh: Hari-hari Terakhir di Mekkah dan Bel...
    • ►  July 2019 (1)
      • Sesama Menyebalkan
    • ►  June 2019 (1)
      • Lika-Liku Menyusui Tahun Kedua dan Dramanya [tentu...
    • ►  May 2019 (2)
    • ►  April 2019 (2)
    • ►  March 2019 (1)
    • ►  February 2019 (6)
    • ►  January 2019 (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  December 2018 (9)
    • ►  November 2018 (8)
    • ►  October 2018 (1)
    • ►  September 2018 (2)
    • ►  August 2018 (1)
    • ►  July 2018 (1)
    • ►  June 2018 (1)
    • ►  May 2018 (7)
    • ►  April 2018 (3)
    • ►  March 2018 (1)
    • ►  February 2018 (2)
    • ►  January 2018 (1)
  • ►  2017 (8)
    • ►  December 2017 (1)
    • ►  September 2017 (2)
    • ►  February 2017 (2)
    • ►  January 2017 (3)
  • ►  2016 (65)
    • ►  December 2016 (1)
    • ►  November 2016 (1)
    • ►  October 2016 (4)
    • ►  September 2016 (7)
    • ►  August 2016 (4)
    • ►  July 2016 (3)
    • ►  June 2016 (11)
    • ►  May 2016 (5)
    • ►  April 2016 (8)
    • ►  March 2016 (7)
    • ►  February 2016 (6)
    • ►  January 2016 (8)
  • ►  2015 (26)
    • ►  December 2015 (8)
    • ►  November 2015 (1)
    • ►  October 2015 (4)
    • ►  September 2015 (2)
    • ►  August 2015 (4)
    • ►  April 2015 (3)
    • ►  March 2015 (1)
    • ►  January 2015 (3)
  • ►  2014 (38)
    • ►  December 2014 (2)
    • ►  October 2014 (1)
    • ►  July 2014 (1)
    • ►  June 2014 (5)
    • ►  May 2014 (6)
    • ►  April 2014 (8)
    • ►  March 2014 (4)
    • ►  February 2014 (6)
    • ►  January 2014 (5)
  • ►  2013 (26)
    • ►  December 2013 (3)
    • ►  November 2013 (2)
    • ►  October 2013 (2)
    • ►  September 2013 (4)
    • ►  August 2013 (1)
    • ►  July 2013 (1)
    • ►  June 2013 (2)
    • ►  May 2013 (4)
    • ►  April 2013 (2)
    • ►  March 2013 (2)
    • ►  February 2013 (2)
    • ►  January 2013 (1)
  • ►  2012 (13)
    • ►  December 2012 (3)
    • ►  November 2012 (7)
    • ►  October 2012 (2)
    • ►  July 2012 (1)
  • ►  2011 (1)
    • ►  January 2011 (1)
  • ►  2010 (6)
    • ►  December 2010 (5)
    • ►  April 2010 (1)
  • ►  2009 (5)
    • ►  April 2009 (2)
    • ►  February 2009 (1)
    • ►  January 2009 (2)
  • ►  2008 (33)
    • ►  December 2008 (6)
    • ►  November 2008 (2)
    • ►  September 2008 (3)
    • ►  August 2008 (3)
    • ►  June 2008 (2)
    • ►  May 2008 (2)
    • ►  April 2008 (4)
    • ►  March 2008 (2)
    • ►  February 2008 (1)
    • ►  January 2008 (8)
  • ►  2007 (38)
    • ►  December 2007 (4)
    • ►  November 2007 (1)
    • ►  October 2007 (8)
    • ►  September 2007 (12)
    • ►  August 2007 (7)
    • ►  June 2007 (1)
    • ►  May 2007 (5)
Copyright Tia Putri. Powered by Blogger.

#eatandcook

#eatandcook

#japantrip

#japantrip

Most Read

  • time capsule
    Menjadi Pendengar yang Baik
  • mamarantau
    Merantau di Anjo, Aichi, Jepang
  • La Bellezza della Semplicita
    An Unexpected Stay, A Life Reset
  • Life begins at 30…
    Liburan di Tokyo
  • carissavitri
    “Bu, Capek. Mau Sama Ibu Aja Selamanya”
  • Gembul Kecil Penuh Debu
    Mangut Iwak Wader ❤
  • Catatan Nyempil Kalau Lagi Ada Waktu
    Matilda's 6th Birthday Celebration
  • The Sun is Getting High, We're Moving on
    Lulus Cum Laude, Penting Gak Sih?
  • it's my point of view
    SGM Eksplor bersama Indomaret Dukung Pendidikan Anak Generasi Maju di Masa Pandemi
  • Talk about family, daily life, living, and us
    On Her Wedding Day
  • / besinikel
    1000 hari pertama Yaya, ngapain aja?
  • Masrafa.com
    Memilih Suplemen Dibantu Jovee
  • rocknroll mommy
    Makin Susah Cari Blogger
  • Jerapah Keriting
    Karena Harta yang Berharga adalah Foto Sekolah..
  • Afifa Ayu's Music Box ❤
    Update: My first baby publication!
  • Alfira Fitrananda
    When I’m Sick
  • Lafamilledewijaya
    Resik V Godokan Sirih : Buat Yang Pengen Alami Dan Praktis
  • rumahduapohon
    happy 7th anniversary mr. kumis!
  • santistory
    Manajemen Kulkas dan Belanja Mingguan
  • Mengumpulkan cerita yang terserak
    On this day, 8 Years Ago..
  • let the beast in!
  • Citraningrum
Show 5 Show All

Stats

Member of

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates