Pages

  • Home
  • About Me
  • Halo Ahza!
  • Travel Notes

ad astra per aspera

.... then which of the favours of your Lord will ye deny?

Rasanya sudah tak sabar ingin menuliskan semua tentang pengalaman umroh yang tak mungkin terlupakan ini. Hanya saja waktunya yang masih belum bisa. Tentu saja karena paska cuti panjang, pekerjaan jadi banyak yang tertunda dan harus segera digarap. Kalau tidak ya saya akan menuai komplain dari segala arah, hehe. 


Baiklah, lewat tulisan ini saya ingin mencoba menceritakan detail kegiatan utama waktu di Madinah maupun di Mekkah. Apa saja sih rangkaian kegiatan umroh yang dilakukan? Bagaimana suasananya, dan masih banyak lagi.


Share
Tweet
Pin
Share
2 Comments
Cerita ini merupakan kelanjutan dari cerita sebelumnya tentang hal-hal yang saya lihat dan rasakan selama umroh kemarin. Semoga bisa terangkum semuanya di bagian kedua ini. Kalaupun enggak yaaa berarti lanjut ke bagian ketiga. Secara kalau cerita saya teh suka ngelantur kemana-mana sampai tahu-tahu udah sekian ribu kata. Hahaa...


 Foto di Jabal Uhud


Langsung aja ya...

16. Jangan kaget kalau bakal ketemu masjid yang kondisinya sederhana dan tidak luas. Kalau boleh jujur, menurut saya kondisinya kayak masjid2 di Indonesia jaman jadul atau yang ada di kampung2. Udah gitu tempat wudhu dan toiletnya bukan yang bersih berkilau, lawong lantainya masih pakai tegel dan cor-coran (sejujurnya pengen bilang toiletnya kurang bersih alias mohon maaf nih, kotor). Kondisi seperti itu nggak cuma di masjid2 persinggahan/ rest area lho, tapi juga masjid yang dipakai sebagai tujuan miqat haji/umroh, yang sudah pasti bakal dikunjungi oleh banyak jamaah. Saya saja belum bisa membayangkan pas musim haji gimana padatnya yaa... 

17. Kencing onta halal loh bagi yang penasaran mau coba. Khasiatnya bisa sebagai obat. Kenapa kok bisa halal? Menurut orang sana, di Arab menggunakan mahzab Hambali yang salah satu aturannya halal untuk semua yang dihasilkan/dikeluarkan oleh hewan yang halal dimakan. Lebih jelasnya silakan cari info yang lebih valid dari guru ngaji masing2 yaa... Nah berhubung kami jijikan, jadinya ogah deh mencoba kencing onta itu. Rasanya masih banyak minuman lain yang lebih enak dan masuk akal untuk dicoba, hehee

18. Sistem jual beli di sana kebanyakan masih menerapkan tawar menawar, termasuk di toko emas dan konter jam tangan ber-merk. Kecuali di supermarket atau konter resmi barang tertentu yang sudah mencantumkan harga fix. Kasih harganya macem di pasar tanabang atau mangga dua, tinggi! Tapi bisa ditawar sampai deal, walaupun turun harganya nggak yang anjlok2 amat. Misalnya harga awal sebuah gamis 70 riyal, setelah ditawar jadi 40-50 riyal. Mau beli emas pun begitu. Ngomong2 kalau beli perhiasan emas di sana modelnya banyak dan bagus2 loh, harga per gram nya juga nggak selisih jauh dg harga di Indonesia. Denger2 kalau dijual di Indonesia harganya tetap bagus. Sayangnya kemarin saya cuma berhenti di cek dan lihat2 aja, nggak berani beli karena memang nggak ada niatan beli. Nyesel nggak ? Sedikiiit... 😂

19. Sebagian besar souvenir oleh-oleh umroh dan haji bukan made in Arab Saudi. Malah kebanyakan made in Cina, Taiwan, India dan Turki. Mirip lah dengan Jepang yang oleh2nya pun makin jarang yang made in Japan. Yang made in Arab saya dapatkan dalam bentuk sajadah, Raudhah Rug, sajadah dengan motif Raudhah di Masjid Nabawi. Saya membelinya di Museum Qur’an yang diklaim paling original. Tapi pas di Mekkah, di lantai dasar Tower Zamzam, ternyata banyak yang jual dengan klaim yang sama. Harganya juga nggak jauh beda dengan yang di beli di museum. Malah di pasar grosir Jafariyah bisa ditawar lebih murah lagi...

20. Pakaian wanita khas Arab bentuknya abaya atau gamis longgar warna hitam. Sebenernya ada size nya mulai dari S dst. Awalnya saya beli sesuai size, eh pas saya coba kok kayaknya beda sizenya lebih ke panjang baju dan lengan saja. Lebarnya sama bok, ealaaah. Eh tapi kalau sizenya lebih dari XL mungkin beda kali yak lebarnya, saya kurang paham juga karena belanja bajunya hanya sampai size L. 

21.  Ternyata wanita sudah boleh menyetir kendaraannya sendiri dan bekerja di luar rumah. Saya lihat waktu perjalanan ke Jeddah ada mobil mewah (lupa merknya) warna merah yang ternyata dikendarai oleh wanita. Keren bener! 

Kalau yang wanita bekerja, saya ketemunya di supermarket Abraj dan Bin Dawood sebagai kasir. Bahkan mereka kerja sampai malam banget loh, jam 10-an kira-kira.

Oh iya, asykar atau pasukan masjidil Haram dan Nabawi kan juga ada yang wanita yaa, bahkan mulai dari subuh sampai malam hari. Hampir saja lupa, hehe.

22. Di Arab banyak sekali orang pakai mobil mewah. Berkali-kali saya ketemu sama jaguar, GMC, VW seri mewah dll. Tapiii, penampakan dari mobil-mobil itu buluk bin gembel. Terus orang-orangnya pada suka buka jendela dan bahkan ada yang merokok sambil nyetir. Padahal kan hawanya gurun yang panas berdebu gitu, kuat amat ya nyetir mobil nggak pake Ac. Beda sama saya yang kalau masuk mobil AC harus dingin, ndeso apa gmana ini ya, hahaa. 

23. Beberapa kali terlihat kumpulan mobil di pinggir jalanan atau di dekat pemukiman. Kayaknya sih parkir gitu, tapi rada-rada semrawut. 

24. Ketika pesawat mau landing, saya melihat kerlap kerlip lampu (rumah) yang bagus banget dari atas. Bikin penasaran. Dalam bayangan saya, kayak kumpulan rumah mewah ala istana. Eee pas siangnya, saya coba cari kok perumahan yg ada dalam bayangan susah ditemukan. Kebanyakan bentuk rumahnya berupa flat bercat krem dan nggak terkesan mewah sama sekali. Tapi nggak tau deh interiornya kayak apa, heehee. Rasanya hanya sekali dua kali saya nemu rumah ala istana (orang Madura) pas lagi tour. Mungkin itu rumah orang Arab yang zuper tajir 😁

25. Saya memyempatkan diri mencicip beberapa kuliner di sekitar Mekkah dan Madinah seperti kebab yang ternyata cuma ada isian daging ayam, nasi mandi ayam, jus buah dengan warna yang menggoda iman, dan ayam krispi Al Baik yang populer. Yang unik beberapa gerai toko makanan itu menerapkan antrian beda gender atau memisahkan wanita dengan laki-laki. Meskipun untuk antria wanita tetap dilayani oleh petugas laki-laki. 

Keunikan lainnya adalah toko pasti tutup pintu saat adzan solat berkumandang. Beberapa pegawai toko langsung bergegas ke masjid untuk solat. Tapi ada juga yang menundanya, dan lebih memilih istirahat sejenak dari jual beli. Makanya lebih enak transaksi jauh sebelum waktu solat tiba, biar gak riweh dan gubrak-gubruk yang mengakibatkan salah memasukkan barang, salah bayar atau salah beli. Saya mengalami nih soalnya. Pas udah keluar toko eh masih kurang jumlah barang yang mau dibeli, padahal sebelumnya udah dihitung dengan benar. Untung masih di sekitar toko jadi masih bisa balik lagi.

26. Saya melihat di beberapa bagian kota ada tempat bermain anak (play ground). Cuma selalu sepi dan dan sepertinya jauh dari pemukiman. Sempet ngebatin aja “apa iya ada yang mau main perosotan di tengah hari yang panas gini” yaak, hehe

27. Walaupun kalau siang suasananya panas (waktu saya kemarin kisaran suhu 29-30 derajat) tapi dijamin badan bakal jarang berkeringat. Jadi lumayan bye bye sama burket alias bau ketek. Kenapa ya bisa begitu? Padahal kalau dirasa ya nggak begitu lembab kok... 

28. Di mall besar banyak dijual baju wanita seperti umumnya. Maksudnya semacam dress pendek, celana jins, tanktop, dsb. Lah bukannya para wanita Arab kebanyakan pakai gamis abaya hitam yang longgar? Terus kapan pakainya ya baju-baju biasa itu? Begitulah yang sempat terlintas dalam hati.

Kemudian terjawablah dengan segera. Pas saya sedang ambil wudhu di toilet mall, terlihat beberapa orang yang menyampirkan gamisnya. Ternyata di dalam gamis hitam longgar itu beberapa pakai celana jins dan kaos biasa loh. Sepatu merekan juga cakep-cakep dan bermerk. Fashionable laah... Oooo jadi begitu to..., atau bisa jadi kalau di dalam rumah mereka pakaiannya ya biasa aja kayak kita pada umumnya. 

29. Sebelumnya saya pikir semua wanita di Arab jilbabnya selalu syar’i yang menutup dada. Kenyataannya enggak semua loh. Banyak juga yang pake jilbab pendek asal dililit di leher dan kepala. Ada yang ditambah cadar, ada juga yang enggak. Terus banyak juga yang pake kerudung ala India yang beberapa helai rambut masih kelihatan. Bahkan beberapa orang tidak berkaos kaki sementara gamisnya nggak bisa nutup sampai kaki. Kalau pas solat cuek aja gitu, nggak bawa mukena. Yang begini memang agak beda dengan yang diajari guru ngaji saya tentang syarat sahnya solat dari sisi pakaian. Tapi apapun itu kita nggak bisa main judge, kita nggak pernah tahu mana yang bakal masuk surga siapa duluan kan? Yang penting kita yakin pada apa yang sudah kita pelajari sepanjang referensinya jelas...

30. Semoga terakhir yaak, hehe. Sebelum packing saya sempat memasukkan kartu Starbuck ke dalam dompet, barangkali mau nyicip kopi Starbuck ala Arab. Waktu itu nggak expect nemu gerainya sih. Ealaah ternyata di halaman masjid Nabawi dan di mall sekitar Masjidil Haram terpampang nyata si gerai berlogo merak hijau. Sempet nengok harga kopinya yang ternyata 11 12 dengan Indonesia, makanya langsung nggak jadi beli. Rasanya kok sayang gitu jauh-jauh ke Arab belinya Starbuck hahaa... Dan lagi aslinya saya bukan maniak kopi kok, biasanya kalau beli karena ngikut diskonan temen dan sedikit gaya-gaya-an, wkwkwk. Selain si gerai kopi, ada banyak gerai fastfood yang biasa kita temui di Indonesia seperti KFC, Mcd, Carls Jr, Texas, Burger King, dll. Jadi buat kamu kamu yang comfort food-nya berupa junkfood eh fastfood jangan sedih dan khawatir, dijamin gak bakal kecewa. Apalagi pas di Masjidil Haram yang sekelilingnya adalah mall-mall besar, bakal lebih gampang cari makanan siap saji tsb.


———

Kira-kira begitu cerita selayang pandang ala saya. Sambil saya ingat-ingat lagi ada yang belum ditulis atau enggak. Sambunganya setelah postingan-postingan yang lain biar nggak pada bosen. 



\\




Share
Tweet
Pin
Share
1 Comments
Saya pernah membaca cerita-cerita tentang negara Arab Saudi, tempat dua kota suci berada. Sebelum berangkat umroh pun saya kembali mencari apa saja sih yang bakal ditemui di sana, bagaimana gambaran suasananya, dan sebagainya. Setidaknya biar saya enggak kaget-kaget amat, meskipun kenyataannya ya tetep melongo juga sih, ehhee.. karena ada saja yang ternyata belum saya temukan di cerita orang tapi malah mengalami sendiri.


Di tulisan kali ini saya pengen sedikit share apa saja yang saya lihat dan rasakan tentang suasana, orang-orang, budaya dll ketika umroh kemarin. Ada yang positif tapi juga ada yang sebaliknya. Tapi ya gak mendalam, namanya juga selintas pandangan, dan seinget-nya saja. 

1. Pada bulan Januari sampai Februari, secara umum cuaca di sana tidak terlalu panas di kala siang, dan relatif dingin berangin pada sore hingga malam hari. Sebelum berangkat, saya dan suami sempat cek prakiraan cuaca biar gak salah bawa baju. Tadinya saya pikir di sana pastilah panas banget, eh ternyata enggak juga. Cuma memang di beberapa tempat silaunya gak nahan... Makanya kacamata hitam tetap perlu dibawa, yang sayangnya saya malah gak bawa karena gak sempat bikin, heu~

2. Bandara di Jeddah tidak semewah Bandara Soeta di Cengkareng. Bahkan menurut saya cenderung sederhana, dan mohon maaf..... agak kotor (terutama di bagian kamar mandinya). Terutama di area untuk kedatangan dan keberangkatan jemaah haji dan umroh. Gak kebayang kalau pas ibadah haji yang orangnya jauh jauuuh lebih banyak, gimanaa gitu suasananya.

3. Ketika bekerja, petugas bandara sering terlihat nyambi ngobrol dengan temannya, yang membuat seperti tidak fokus ke arah pelanggan. Memang beberapa ada yang ramah, tapi beberapa yang lain justru memasang tampang sangar, tanpa senyum, salam dan sapa (3S). Agak beda dengan pelayanan umum di Indonesia yang sekarang mulai banyak yang mengimplementasi 3S. Sekalinya ada petugas yang bekerja sambil cekikikan apalagi sampai teledor... waah bakal habis jadi berita viral.... #jahatnya media saat ini....

4. Saya menemukan ruangan petugas di bandara Jeddah yang kotor dan berantakan. Ada puntung rokok pula. Kok bisa lihat? Karena kacanya bening dan pintu ruangannya terbuka....

5. Saya kok gak nemu toko duty free yang cakep yaa di sana. Yang barang-barangnya terlihat ekslusif gitu. Yang ada malah toko macem di terminal dengan koleksi barang yang tidak lengkap dan tertata seadanya. Sayang sekali.... Jadi kalau belanja2 memang lebih baik tidak di bandara karena barang2nya tidak banyak yang bisa diharapkan, harganya pun sudah lebih mahal. Kecuali bener2 kepepet karena ada yang kelupaan dibeli saat di pusat perbelanjaan, yaa mau gimana lagi. Hehe.

6. Positifnya, mereka sudah menerapkan aturan PRIORITAS yang cukup baik untuk lansia, ibu dan balita, dan mungkin wanita hamil (kebetulan kemarin gak nemu ibu hamil di bandara). Saya yang membawa Ahzo beberapa kali mendapat layanan prioritas saat antri masuk ke pesawat, bahkan suami saya juga diikutsertakan masuk ke dalam layanan tsb karena tahu saya rempong. Alhamdulillah...

7. Katanya, orang Arab itu suka dan respek dengan anak kecil. Mereka tak segan menyapa, tersenyum bahkan mencium si anak kecil. Bahkan kadang kasih hadiah, coklat atau uang. Di bandara, Ahza beberapa kali mendapat sapaan dari orang Arab. Apalagi waktu di Mekkah dan Madinah. Beberapa orang mencium tangan Ahzo, dan ada 1 orang yang mencium keningnya. Untung disertai doa-doa baik, jadi saya enggan untuk melarang. Piye maneh!

Ada satu kejadian lucu. Waktu itu saya sedang nunggu sodara mengurus kunci hotel di ruang tamu lobby hotel. Tiba-tiba ada sepasang suami istri Arab ikutan duduk di area yang sama dengan saya. Dia nanya-nanya tentang Ahzo dalam bahasa campuran Arab, Inggris dan isyarat, tapi aslinya saya gak begitu paham juga sih dia nanya apa. Saya cuma manggut2 dan senyum aja. Abis itu Ahzo dikasih sekotak jus dan.... uang 10 riyal. Iiihh.. apaan coba. Saya berusaha untuk mengembalikan uang itu karena gak enak hati. Saya jadi udur-uduran kasih uang itu kembali sedangkan orangnya gak mau nerima. Katanya itu hadiah buat Ahzo. Belum selesai urusan uang, sodara saya datang, dan dia lihat kejadian itu. Eh la kok akhirnya uang itu malah diambil oleh sodara saya (yang kemudian gak balik ke saya. Mungkin doi lupa kali yaa, hahahaa pait).

Gara-gara kejadian itu saya langsung ngaca, lah kok ya pas muka saya ternyata lagi kuceeeel banget. Jangan-jangaaan... saya tidak dianggep sebagai mama-nya Ahzo karena kucel dan tampang melas, duuhbiyuung!

8. Di beberapa sudut kota, saya melihat banyak sekali bangunan tak terawat atau bangunan yang konstruksinya mandeg. Juga bekas toko yang terbengkalai. Ada juga bekas coret2an ala vandalisme. Melihatnya bagaikan sebuah kota mati yang ditinggal pergi oleh penghuninya, sayang sekali.

9. Saya juga melihat ada toko-toko yang menurut saya lokasinya jauh dari keramaian. Kan jadinya mikir apa iya punya konsumen? Tempatnya terpencil gitu... Plus kebetulan pas saya lihat lagi sepi pembeli, gak terlihat mobil parkir di depannya.

10. Bangunan di sana rata-rata dicat warna krem atau coklat muda, mungkin menyesuaikan dengan suasana gurun yang berdebu. Kalau di instagram semacam tone peachy dan krem gitu, pastel tapi debuan *halah*

11. Sepanjang jalan ada banyak gunung batu. Tapi ajaibnya banyak kegiatan konstruksi sedang berlangsung. Pikir saya "wah gilaa ya para teknik sipil dan tukang-tukang di Arab, bikin pondasinya dari batu gunung, ngebor dan nge-belah gunung batu". Edan! Para insinyur sipil disini grade-nya lebih tinggi kali yaa dibanding yang kerjanya di tanah lapang dan lunak.

12. Banyak bus yang kondisinya bagus-bagus, meskipun sebagian besar bus asal China, seperti merk Zhong Tong, Dong Feng, dll. Tapi so far bus-bus yang menjadi moda tour kemarin, kondisinya sangat prima baik eksterior maupun interiornya. Kalau di Kebumen bisa lah disandingkan dengan bus Effisiensi. Kelebihan lainnya yaitu adanya colokan untuk nge-cas HP di setiap bangku. Tahu aja busnya kalau jaman sekarang HP dengan batere full sudah jadi kebutuhan pokok. Hehehe.

13. Tapi banyak juga kendaraan umum yang buluk, macem kopaja di Jakarta...

14. Sebenarnya saya sudah sering lihat mobil mewah dijadikan sebagai taxi di Jakarta. Hanya saja, kalau di Arab, taxi dengan mobil mewah tidak semuanya disebut sebagai taxi premium. Malah saya sering lihat taxi pakai mobil Mercedes, Royal Saloon, Camry tapi bentuknya 'gembel'. Gembelnya itu yaa beneran gembel, terus bau rokok dan AC nya gak jelas gitu.. Udah gitu cara nyetir si sopir aduhai.. bikin mual. Manuvernya gilaak!

15. Ada banyaaak banget burung merpati atau dara liar di jalanan dan halaman masjid. Mereka berkumpul jadi satu dan terbang ramai-ramai. Cenderung jinak meski saya gak bisa nangkep. Sayangnya saya gak sempet foto dengan si burung-burung lucu itu.. Padahal sebelumnya pengen banget foto-in Ahzo diantara mereka. Hikss...

16....... saya lanjut di part 2 yaaa...

\\


Share
Tweet
Pin
Share
No Comments
Awal tahun 2019 suami mengajak kami sekeluarga untuk umroh. Sebuah perjalanan yang tidak hanya bertujuan wisata semata, tapi juga sarat akan ibadah. Berat! Yak bagi saya rasanya berat. Karena sejujurnya sejak wacana umroh ini digaungkan, saya masih belum begitu antusias. I feel like.... yakin loe? umroh bawa bocah? terus disana kan blablablaaa... banyak lah yang bikin saya masih ragu. Tapi ternyataaa.... *next part saya ceritakan*


Hari pun berlangsung cepat, sampai tibalah saat yang sudah dijadwalkan, yaitu akhir Januari 2019. Tentu saja semua persiapan harus sudah siap angkut. Kalau diingat-ingat betapa rempongnya saya melakukan persiapan. Sebab selain membawa Ahzo, saya sendiri masih menyusui. Otomatis perlengkapan yang dibawa -menurut saya- agak berbeda dengan yang kondisinya tidak sedang menyusui.

Biar gak bertele-tele, here it is, persiapan umroh ala mamak rempong:

1. Persiapan Paspor dan Visa

Dokumen yang disiapkan diantaranya: fotokopi KTP, KK, Akte Lahir, Ijazah terakhir (tentative), pas foto 3x4 dan 4x6. Urusan paspor bisa diurus sendiri jika belum pernah punya atau paspornya sudah inaktif. Sedangkan untuk visa diserahkan kepada travel setelah paspor jadi. 

Note: Ibu dengan balita mendapatkan prioritas ketika mengurus paspor, jadi antriannya tidak terlalu parah. Kemarin saya mengurus paspor di Kanim Jakarta Pusat, alhamdulillah lancar dalam sehari. 

2. Persiapan Bawaan untuk umroh

Ini bagian terempong dalam rangka traveling bersama bayi yang pernah saya alami. Fiuuhh!

Bawaan Mamak: baju-baju yang support menyusui dengan mudah. Kebetulan sekali selama ini saya hampir gak pernah beli baju menyusui berbentuk gamis. Padahal baju paling nyaman untuk umroh ya baju gamis, karena simple dan syar'i. Tinggal tambah legging atau dalaman celana panjang, kaos kaki dan kerudung. Bisa untuk langsung solat pula tanpa perlu mukena. 

Masalahnya adalah ya itu tadi, saya belum punya gamis busui. Ada sih gamis yang bukaan menyusuinya di depan, yang menurut olshop2 disebut sebagai busui friendly, tetapi TIDAK bagi saya. Saya lebih senang baju menyusui dengan bukaan samping tanpa kancing atau risleting. Karena lebih simpel, anti selip terus anti mbleber-mbleber bagian leher dan dada-nya 😂. Oleh karena itu.... mau gak mau saya beli beberapa gamis menyusui dengan bukaan samping. Tapi kemudian saya TEKOR. Hahahaa... Lalu munculah ide dengan hanya membeli baju manset kutung busui (merk-nya Mamigaya). Pas coba pakai ternyata rasanya nyaman juga, hehee. Bagian leher dan dada tetap aman karena gak kebuka full.... dan ajaibnya gak gerah sama sekali. Mantaps! 

Jadi ringkesnya, baju yang perlu dibawa oleh ibu menyusui ketika akan umroh, terdiri dari:

>> 7 gamis busui, baik yang bukaan depan maupun samping (campur) yang sifatnya bisa untuk keluar kamar hotel dan bisa untuk ibadah. 2 atau 3 berwarna hitam untuk ibadah umroh (karena untuk wanita tidak ada kewajiban berbaju putih, maka saya prefer pakai warna hitam). Sisanya gamis dengan motif bebas. Polos dan warna warni gak masalah. Ke-7 baju itu termasuk yang dipakai pas berangkat dan pulang. Pas disana baju bisa dipakai 2 harian tanpa ganti atau diseling-seling harinya. Karena disana dijamin tidak berkeringat, meskipun cuacanya panas.

>> 2 gamis baju tidur busui -- atau daster busui. Saya prefer yang punya bukaan samping biar menyusuinya lebih sopan dan nyaman. Karena kami sekamar dengan bapak dan ibu mertua.

>> 3 buah baju manset kutung busui Mamigaya sebagai dalaman gamis yang bukaan depan
>> 2 manset tangan panjang
>> 5 buah celana legging atau dalaman panjang untuk gamis
>> 5 atau 7 jilbab panjang yang disesuaikan dengan gamisnya
>> jaket, menyesuaikan musim. Biasanya kepakai saat di pesawat dan saat di Madinah, terutama saat subuh dan malam hari yang anginnya super kenceng dan dingin.

>> celana dalam kertas 20 pcs dan bra dengan jumlah menyesuaikan. Untuk yang tidak nyaman dengan celana dalam kertas bisa diakali dengan membawa panty liner agar tidak lembab, juga biar gak nambah jumlah baju kotor yang dibawa pulang, hehe.

>> 5-6 pasang kaos kaki wudhu yang ada bukaan depan
>> sepatu sandal (sepatu tentative, karena saya pun cuma pakai ketika berangkat aja, sampai sana lebih nyaman sendalan karena bolak balik masuk masjid jadi mesti lepas pasang).

Bawaan bocah: karena saya berangkat di awal tahun, cuaca disana relatif lebih sejuk dan cenderung dingin di sore dan malam hari, maka baju-baju yang saya siapkan untuk Ahzo lebih banyak berbentuk setelan panjang dengan bahan kaos katun. 

>> Untuk baju dan celana Ahzo bawa 30 stel. Buanyak amat?!! Emmm... banyak enggaknya relatif, karena saya ngitung untuk 12 hari, jumlah minimal yang mesti disiapkan ada 3 stel: 2 untuk ganti pagi dan sore, 1 untuk cadangan kalau misal bajunya kotor kena muntah, makanan, eek, dll. Jadi kira-kira seharusnya bawa 12x3 = 36 stel, tapi saya cuma bawa 30 aja, kalau bener2 kurang bisa cuci disana. Dari 30 stel itu, 5 diantaranya baju koko yang dipakai pas kegiatan ibadah umroh. Tapi aktual disana saya gak saklek Ahza harus pake baju apa, wkwkw... karena seringnya lebih milih baju yang paling nyaman sesuai suasana dan kondisi yang sedang dihadapi. 

>> Diapers isi 48 dan 24. Asumsinya juga untuk cadangan, barangkali sehari butuh lebih dari 4 karena bab dll. Aktualnya kepakai cuma 48 pas. Sisa yang 24 masih utuh. Dan kalaupun sampai kurang bisa kok beli di supermarket disana. Paling beda merk aja. Cuma untuk yang kulitnya sensitif ya mending bawa dari rumah saja dari pada kena ruam kan...

>> Kaos kaki beralas karet 2 pasang untuk di dalam masjid yang lantainya dingin.
>> Kaos kaki biasa 3 pasang
>> Sepatu 1 pasang

>> Gendongan. Nah ini nih... saya sudah menyiapkan diri kalau-kalau harus menyusui sambil gendong. Sebelum berangkat saya sudah 'training' hahaa... Eh aktualnya beneran kejadian. Lagi tawaf atau sa'i, tau-tau Ahzo minta nen, dan gak bisa dialihkan. Yasudah nen lah sambil tawaf atau sa'i. Pegel nyaa ampuun dijeee, tapi urusan terakhir laa itu 😂😂. 

Saya merekomendasikan gendongan model SSC kalau mau umroh atau traveling jauh dan lama. Kelebihan utamanya karena ringan, gak bulky jadi gampang dilipet dan dimasukin koper, tapi bisa menopang anak dengan kuat. Terus gampang dan simpel saat diaplikasikan. Yang terakhir tingkat membuat pegelnya lebih rendah dibanding jenis gendongan lain karena beban merata. 

Pengalaman kemarin saya bawa SSC dan hipseat. Bayangan saya, kalau pakai hipseat itu enak karena ada dudukannya, terus anak bisa hadap depan. Tapi ternyata kok saya merasa malah kurang nyaman. Terutama saat posisi menyusui yang otomatis bagian pinggang harus diturunkan, naah itu yang bikin mamak tambah pegel, pinggang semacam mau patah, huhuu... Sementara di Ahzo, saya lihat posisi kaki sudah M shape sih, cuma kok terlihat lebih ngawer-ngawer yak... Entah mungkin karena tidak terbiasa pakai gendongan model hipseat atau gimana yang pasti saya cuma pakai sekali saja. Selanjutnya full pakai SSC. Untungnya gendongan hipseat ini boleh pinjem dari temen, nilai plusnya si gendongan masih bersih deh, hehe... sementara gendongan sendiri jadi buluk karena full dipakai seminggu lebih.

Satu lagi tips tentang gendongan: bawalah gendongan (SSC) 2 buah, 1 untuk mama, 1 lagi untuk papa dengan posisi siap pakai disesuaikan badan masing-masing. Jadi ketika tiba-tiba anak pengen pindah gendongan ya tinggal pindah aja, gak perlu setting ulang yang cukup memakan waktu.

>> Stroler. Pilihlah stroler yang ringan khusus untuk traveling dan bisa masuk kabin pesawat. Stroler sangat berguna saat perlu membawa anak ke (halaman) masjid atau tour tapi kondisinya sudah tidur lelap. Oiya, stroler memang tidak bisa masuk ke dalam masjid, hanya bisa di halamannya saja. Jadi ketika umroh harus bawa bocah ya mau gak mau pasang gendongan lagi, atau sewa kursi roda seharga SAR 50 sekali pakai. Dan kalau terlanjur bawa stroler sementara posisi sudah di depan pintu masjid tapi ditolak oleh Asykar, tenang... di depan masjid ada loker yang bisa disewa seharga SAR 9 per 2 jam. Kejadian soalnya di saya. Wwkwkwk...

>> Toiletris anak: standar yang dipakai di rumah lah yaa... 
>> Tempat makan kecil-kecil untuk sangu makan atau kue-kue-an saat perjalanan dan di dalam masjid biar anak gak bosan. 
>> Jaket tebal dan tipis 
>> Minyak-minyakan, saya bawa minyak Kutus-kutus dan minyak telon
>> Obat-obatan emergency (parasetamol, oralit, zink) dan termometer
>> Buku cerita dan mainan - secukupnya dan pilih yang ringan
>> Snack ringan macem roti mari, pokky, biskuit oat, beng-beng, apapun laah yang anaknya suka
>> Oat dan bubur instan buat cadangan kali aja anaknya lagi gak mood makan nasi hotel >> btw ini eike bener-bener kelupaan, tapi tetep saya tulis disini barangkali berguna buat yang lain. 
>> Lauk-lauk kering: abon krispi, rendang kering dan kecap -- wajib bawa!

Bawaan papa:
Dari semua yang dibawa, punya papa adalah yang paling simpel. Hahhaa... Papa cukup membawa:
>> 2 baju koko
>> 2 stel baju koko atas bawah
>> 3 celana panjang
>> underwear disesuaika dengan hari 
>> 1 baju ihrom 
>> 2 kaos lengan pendek
>> 5 kaos dalam
>> 2 celana pendek untuk tidur
>> 1 jaket

3. Persiapan Vaksin

Sebenernya persiapan ini harus sudah dilengkapi sebelum membuat visa karena menjadi salah satu syaratnya. Vaksin yang kami lakukan ada 2 macam: Meningitis (wajib) dan Influenza (tidak wajib). Pelaksanaan vaksin meningitis kami lakukan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Tanjung Priok untuk dewasa, dan Klinik Inharmony untuk Ahzo. 

Baca: cerita lengkap vaksin meningitis untuk balita

Mengapa memilih di Tanjung Priok? Karena antriannya tidak panjang alias cenderung sepi. Lokasinya juga masih bisa dijangkau dari rumah. Kami berangkat jam 7 pagi, urus administrasi, jam 8 kelar suntik deh... Lanjut vaksin influenza di Klinik In Harmony sekalian anter Ahza vaksin meningitis. Biaya untuk vaksin meningitis dewasa sebesar Rp 305 ribu.

4. Persiapan Sangu

Pamali gak sih share sangu disini? Hahahaa...

Anggep aja enggak lah yaa. Rasanya, sangu (duit) yang kami bawa enggak banyak. Karena memang gak niat belanja macem-macem. Oleh-oleh pun hanya untuk keluarga kandung. Beda dengan ibu mertua saya yang sebelum berangkat banyak kedatangan tamu (plus ngasih amplop, wkwkwk). Emang budaya di tempat tinggal suami ternyata begitu euy, lebih rempong hahaa...

Kami cuma menukarkan uang kurang lebih sepuluh juta rupiah saja menjadi SAR 2500. Angka segitu sebenernya kami putuskan random, dengan survei sikit-sikit kira-kira harga oleh-oleh di sana berapa. Alhamdulillaah sampai akhir acara kami bisa mengendalikan diri dari belanja yang tidak-tidak sehingga sangunya masih sisa lumayan, walaupuuun... ada yang bikin nyesel ugha kenapa ada yang gak jadi dibeli, padahal entah kapan bisa kesana lagi. Pelajarannya adalah: Saat traveling dan sudah kepincut sesuatu, ya mending menyesal sudah membeli dari pada menyesal tidak jadi membeli, HAAHAHA.... 

...................

Ya gitu deh kira-kira cerita umroh part 1 yang bisa saya bagikan.. Selanjutnya akan ditulis di lain kesempatan yaaa.. Stay Tune!

\\



Share
Tweet
Pin
Share
10 Comments
Salah satu syarat pergi umroh adalah vaksin meningitis. Terutama untuk orang dengan usia mulai dari 2 tahun, seperti yang direkomendasikan oleh balai kesehatan pemerintah yang melayani vaksin tsb. 


Waktu umroh kemarin saya mengajak Ahzo, yang usianya masih 20 bulan. Sebelum pergi saya sempatkan mencari informasi apakah Ahzo perlu vaksin meningitis atau tidak. Awalnya saya tanya di grup Gesamun dan mendapatkan jawaban untuk vaksin meningitisnya belum perlu, karena sudah tercover oleh vaksin DPT Combo walaupun virus meningitis yang ada di vaksin tersebut berbeda dengan vaksin meningitis yang biasanya untuk keperluan umroh atau traveling ke daerah Timur Tengah. 

Meski sudah dapat jawaban dari grup yang cukup kredibel dalam hal vaksin, dalam hati kok saya masih ragu. Rasanya masih pengen cari informasi lain terkait perlu tidaknya vaksin meningitis untuk bayi atau batita seumur Ahzo. Sudah berkali-kali googling juga sebenernya, tapi kok ya belum nemu yang sreg. Entah waktu itu gak dapet tulisan yang meyakinkan atau gimana intinya kok saya masih penasaran. 

Sampai kemudian, pas konsultasi terkait perkembangan BB-nya Ahzo, saya nanya sama dokternya.perlu tidaknya anak dibawah 2 tahun vaksin meningitis? Nah ketemulah jawabannya disini...

Menurut dokter Kanya, bayi atau batita tetap perlu vaksin meningitis. Karena virus yang meningitis yang biasanya ada di negara-negara Arab berbeda dengan virus yang ada dalam vaksin DPT Combo. Vaksin meningitis untuk pergi umroh mencegah mengintis dari virus Meningococus, sementara yang ada di dalam vaksin DPT Combo Hib untuk virus Haemophilus influenzae type b. Gampangannya sih begitu... koreksi saja jika salah, :)

Sayangnya, ketersediaan vaksin meningitis untuk bayi sangat terbatas. Tidak semua RS dan klinik punya stok. Apalagi di balai kesehatan pemerintah, karena mereka berprinsip pemberiannya untuk anak usia lebih dari 2 tahun. Bahkan stok di Rumah Vaksin pun sedang kosong.

Lalu dimana akhirnya saya dapatkan?

Saya kemudian kontak dr Kanya, nanya klinik mana yang punya vaksin meningitis bayi. Dapatlah informasi bahwa vaksin tersebut tersedia di Klinik Vaksin In Harmony, Jl. Percetakan Negara IV-B no.48, Jakarta. Padahal yaa klinik ini punya website yang ada penjelasan pentingnya vaksin meningitis untuk anak loh, kok ya kemarin2 saya gak nemu 😑. 

Begitu dapat informasi, besoknya saya langsung bikin janji. Benar saja sampai sana vaksin tersebut tersedia. Sebelum vaksin pun dijelaskan bahwa vaksin meningitis yang dimaksud bisa digunakan untuk bayi dibawah usia 2 tahun, bahkan bisa digunakan mulai usia 2 bulan. Merk vaskin yang dipakai adalah Menactra. Biaya yang saya bayar memang jauh lebih mahal dibanding vaksin meningitis dewasa, yakni sebesar 900-an ribu. Setelah selesai, Ahzo diberi kartu kuning yang berlaku internasional beserta stiker merk vaksinnya.

Walau harus merogoh kantong lebih banyak, saya merasa lebih lega dan makin mantap untuk mengajak Ahzo berangkat umroh. Info lebih lengkap tentang vaksin meningitis ada disini.

Kesan pelayanan di Klinik In Harmony nya gimana?
Klinik vaksin ini termasuk kecil, karena bentuknya ruko. Area parkir pun terbatas. Tapi interior dalamnya bagus dan bersih. Pegawai administrasinya ramah dan fast respon ketika mengangkat telepon. Dokter yang mem-vaksin pun ramah, mau menjelaskan tentang vaksin yang akan disuntikkan. Pas Ahzo nangis karena disuntik, dokter gercep buat nenangin, terus nyetelin video via laptopnya, jadi Ahzo gak makin kejer nangisnya.... Nah yang paling penting di klinik ini adalah antriannya gak panjang, malah cenderung sepi. Jadinya gak bete nunggu... Nilai plus lainnya, di samping klinik selisih 2 ruko ada warung Soto Madura yang enaa dan murah. Kenyang deh abis disuntik kita..  hehe

//


Share
Tweet
Pin
Share
No Comments
Sebenernya saya termasuk yang agak cuek kalau denger cerita orang yang pernah mengalami kejadian ghaib alias mistis. Karena saya yakin kalau kita pede dan cuek setan dan jin gak bakal mau godain. Terus kalaupun kejadian ya coba untuk anteng, gak panik, biar keinget sama surat2an dan ayat2.


Tapi tidak dengan beberapa minggu yang lalu. Ndilalah kok ya kejadiannya di rumah sendiri, yang mana selama ini aman-aman aja. Terus yang ngalamin Ahzo pula, walaupun memang kalau kata orang anak-anak kecil biasanya masih sangat perasa. 

Gimana kejadiannya?

Waktu itu hari Sabtu. Suasana biasa aja. Rumah pun sudah bersih dari berbagai debu. Siap pakai lah pokoknya. Oh, btw, beberapa bulan terakhir memang saya tinggal di rumah uti akungnya ahzo, jadi baru pulang ke rumah sendiri tiap wiken. Aktivitas di siang hari pun biasa aja. Ahza main bola dan mobil2an, saya dan papazo leha-leha. Terus kami sempat nge-mall sebentar cari jaket buat Ahzo.

Malamnya kami tidur di jam yang sama seperti biasa. Polah tingkah tidur Ahzo juga gak berubah. Muteeer bagai kitiran. Kadang kepalanya dekat badan saya, kadang kakinya yang berkebalikan dengan kaki saya. Gak jarang tiba2 kepala Ahzo naik nyender di perut atau dada saya atau tiba2 tengkurep memeluk diatas badan saya. 

Hingga tiba-tiba, terdengar teriakan Ahzo. Teriakannya melengking dan panjang tapi tidak seperti orang ngelindur biasa. Selama ini kalaupun Ahzo ngelindur, model teriaknya cuma kayak orang kaget, pendek dan gak begitu keras. 

Gara-gara itu, saya jadi bener-bener langsung melek, kebangun dong... biasanya bangun juga sih tapi masih lier-lier. Eh Ahzo pun ikutan bangun dan malah langsung duduk. Lalu bilang.... "akuut... akuut" gitu... Padahal sebelumnya doi belum bisa mengungkapkan takut dengan kata-kata. Tau dari mana ni bocah kata takut?

Ditambah lagi, sambil bilang takut, mata Ahzo kayak yang jelalatan kemana-kemana seolah lagi ngeliat yang tidak-tidak. Tangannya sambil menggapai ke arah tembok dekat kamar mandi yang tertutup, dilanjut dengan memukul-mukul bantal yang ada di depannya. Untungnya Ahzo gak nangis, jadi kita bisa lebih jelas mencari tahu maksudnya apa. 

Saya dan suami sama-sama nanyain "Ahzo kenapa, ada apaa? Jangan takut, sini peluk.. blablablaa.. sambil komat-kamit baca ayat2. Berharap jin atau setan-nya segera kabur dari rumah. 

Kira-kira 1 jam kita nenangin Ahzo. Sayangnya ditawari nen gak mau, minum gak mau, tidur gak mau, rebahan gak mau, gendong pun enggak. Semua ditolak. Hingga akhirnya dia luluh saat kami tawari nonton kartun Nussa dan Jony kesukaannya. Walaupun pas nonton saya tahu dia gak fokus karena matanya masih kayak was-was. Tapi akhirnya doi minta nen dan tidur lagi.... Yaaayy!

Gimana perasaan saya dan suami saat itu?
Saya pribadi tiba-tiba jadi merinding. Dalam pikiran saya cuma "gile yaaa, masa ni rumah ada setannya?" Tapi alhamdulillah masih bisa menguasai diri dan tidak panik. Karena saya liat Ahzo bener2 ketakutan, jadi kalau saya panik ntar malah tambah heboh kan ngerih!

beda dengan perasaan pak suami yang katanya merasa dongkol. Dia sebel banget kenapa Ahzo yang mesti digangguin, padahal kan Ahzo masih suci gak ada salah apa2. Gondok banget lah doi bilang. Sampai dia tiba-tiba meminta kami untuk segera ngungsi ke Jakarta, padahal masih jam 2 pagi. 

Laah, ya langsug saya tolak laah. Soale mata masih masih ngantuk, terus sampai sana ribet cari parkiran, ditambah pasti bikin heboh orang satu rumah yang lagi pada enak2 tidur. Mending tetap di Bekasi dan hadapi bersama aja, ya masa kita kalah... Toh nyatanya tanpa pulang alhamdulillah semua berakhir aman dan damai.

AH... semoga cukup sekali ini saja kejadian mistis beginian mampir rumah. 
Dan yang pasti kejadian ini jadi semacam reminder untuk makin rajin ngaji di rumah, biar rumah tetap adem dan bebas dari hal yang aneh2...

\\

pict: https://www.energetskiportal.rs/

Share
Tweet
Pin
Share
3 Comments
Newer Posts
Older Posts

About me




introvert, simple, cats lover, photograph
writing, sharing, reading & cooking enthusiast


INSTAGRAM

Follow Us

  • Twitter
  • Facebook
  • Instagram

Headline

Ealah, Kena Covid Juga Kan

Jika awal tahun 2020 dimulai dengan banjir air hujan, tahun 2021 kok yaa diawali dengan banjir air mata gara-gara Covid19. Sebuah awalan yan...

Categories

life in my opinion haloahza! traveling resep in my review lovelife #30harimenulis #icip2 motherhood nostalgia cerita umroh diary pregnancy Marriage cerita menyusui parenting random thought MyWeddingDay anniversary teknik industri obrolan wanita worklife

Blog Archive

  • ►  2022 (2)
    • ►  April 2022 (1)
    • ►  March 2022 (1)
  • ►  2021 (10)
    • ►  November 2021 (1)
    • ►  October 2021 (1)
    • ►  August 2021 (1)
    • ►  May 2021 (1)
    • ►  April 2021 (1)
    • ►  March 2021 (2)
    • ►  January 2021 (3)
  • ►  2020 (8)
    • ►  December 2020 (1)
    • ►  May 2020 (2)
    • ►  March 2020 (2)
    • ►  February 2020 (3)
  • ▼  2019 (23)
    • ►  December 2019 (1)
    • ►  November 2019 (2)
    • ►  September 2019 (2)
    • ►  August 2019 (3)
    • ►  July 2019 (1)
    • ►  June 2019 (1)
    • ►  May 2019 (2)
    • ►  April 2019 (2)
    • ►  March 2019 (1)
    • ▼  February 2019 (6)
      • Cerita Umroh (Day 1-4): Hari-hari di Madinah, Kota...
      • Cerita Umroh: Selayang Pandang Arab Saudi (2)
      • Cerita Umroh: Selayang Pandang Arab Saudi (1)
      • Cerita Umroh: Persiapan Umroh bersama Balita
      • Vaksin Meningitis untuk Bayi
      • Saat Ahzo Mengalami Kejadian Mistis
    • ►  January 2019 (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  December 2018 (9)
    • ►  November 2018 (8)
    • ►  October 2018 (1)
    • ►  September 2018 (2)
    • ►  August 2018 (1)
    • ►  July 2018 (1)
    • ►  June 2018 (1)
    • ►  May 2018 (7)
    • ►  April 2018 (3)
    • ►  March 2018 (1)
    • ►  February 2018 (2)
    • ►  January 2018 (1)
  • ►  2017 (8)
    • ►  December 2017 (1)
    • ►  September 2017 (2)
    • ►  February 2017 (2)
    • ►  January 2017 (3)
  • ►  2016 (65)
    • ►  December 2016 (1)
    • ►  November 2016 (1)
    • ►  October 2016 (4)
    • ►  September 2016 (7)
    • ►  August 2016 (4)
    • ►  July 2016 (3)
    • ►  June 2016 (11)
    • ►  May 2016 (5)
    • ►  April 2016 (8)
    • ►  March 2016 (7)
    • ►  February 2016 (6)
    • ►  January 2016 (8)
  • ►  2015 (26)
    • ►  December 2015 (8)
    • ►  November 2015 (1)
    • ►  October 2015 (4)
    • ►  September 2015 (2)
    • ►  August 2015 (4)
    • ►  April 2015 (3)
    • ►  March 2015 (1)
    • ►  January 2015 (3)
  • ►  2014 (38)
    • ►  December 2014 (2)
    • ►  October 2014 (1)
    • ►  July 2014 (1)
    • ►  June 2014 (5)
    • ►  May 2014 (6)
    • ►  April 2014 (8)
    • ►  March 2014 (4)
    • ►  February 2014 (6)
    • ►  January 2014 (5)
  • ►  2013 (26)
    • ►  December 2013 (3)
    • ►  November 2013 (2)
    • ►  October 2013 (2)
    • ►  September 2013 (4)
    • ►  August 2013 (1)
    • ►  July 2013 (1)
    • ►  June 2013 (2)
    • ►  May 2013 (4)
    • ►  April 2013 (2)
    • ►  March 2013 (2)
    • ►  February 2013 (2)
    • ►  January 2013 (1)
  • ►  2012 (13)
    • ►  December 2012 (3)
    • ►  November 2012 (7)
    • ►  October 2012 (2)
    • ►  July 2012 (1)
  • ►  2011 (1)
    • ►  January 2011 (1)
  • ►  2010 (6)
    • ►  December 2010 (5)
    • ►  April 2010 (1)
  • ►  2009 (5)
    • ►  April 2009 (2)
    • ►  February 2009 (1)
    • ►  January 2009 (2)
  • ►  2008 (33)
    • ►  December 2008 (6)
    • ►  November 2008 (2)
    • ►  September 2008 (3)
    • ►  August 2008 (3)
    • ►  June 2008 (2)
    • ►  May 2008 (2)
    • ►  April 2008 (4)
    • ►  March 2008 (2)
    • ►  February 2008 (1)
    • ►  January 2008 (8)
  • ►  2007 (38)
    • ►  December 2007 (4)
    • ►  November 2007 (1)
    • ►  October 2007 (8)
    • ►  September 2007 (12)
    • ►  August 2007 (7)
    • ►  June 2007 (1)
    • ►  May 2007 (5)
Copyright Tia Putri. Powered by Blogger.

#eatandcook

#eatandcook

#japantrip

#japantrip

Most Read

  • time capsule
    Menjadi Pendengar yang Baik
  • mamarantau
    Merantau di Anjo, Aichi, Jepang
  • La Bellezza della Semplicita
    An Unexpected Stay, A Life Reset
  • Life begins at 30…
    Liburan di Tokyo
  • carissavitri
    “Bu, Capek. Mau Sama Ibu Aja Selamanya”
  • Gembul Kecil Penuh Debu
    Mangut Iwak Wader ❤
  • Catatan Nyempil Kalau Lagi Ada Waktu
    Matilda's 6th Birthday Celebration
  • The Sun is Getting High, We're Moving on
    Lulus Cum Laude, Penting Gak Sih?
  • it's my point of view
    SGM Eksplor bersama Indomaret Dukung Pendidikan Anak Generasi Maju di Masa Pandemi
  • Talk about family, daily life, living, and us
    On Her Wedding Day
  • / besinikel
    1000 hari pertama Yaya, ngapain aja?
  • Masrafa.com
    Memilih Suplemen Dibantu Jovee
  • rocknroll mommy
    Makin Susah Cari Blogger
  • Jerapah Keriting
    Karena Harta yang Berharga adalah Foto Sekolah..
  • Afifa Ayu's Music Box ❤
    Update: My first baby publication!
  • Alfira Fitrananda
    When I’m Sick
  • Lafamilledewijaya
    Resik V Godokan Sirih : Buat Yang Pengen Alami Dan Praktis
  • rumahduapohon
    happy 7th anniversary mr. kumis!
  • santistory
    Manajemen Kulkas dan Belanja Mingguan
  • Mengumpulkan cerita yang terserak
    On this day, 8 Years Ago..
  • let the beast in!
  • Citraningrum
Show 5 Show All

Stats

Member of

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates