Pages

  • Home
  • About Me
  • Halo Ahza!
  • Travel Notes

ad astra per aspera

.... then which of the favours of your Lord will ye deny?

Masuk hari ke-enam dan selanjutnya, kegiatan saya dan rombongan selama di Mekkah diantaranya adalah: umroh, solat sunnah, solat wajib di masjid, belanja dan jalan-jalan atau traveling. Total di Mekkah kurang lebih 8 hari termasuk dengan perjalanan pulang. 


Hari pertama di Mekkah dihabiskan dengan umroh perdana di malam hari yang rasanya sungguh luar biasa... Luar biasa lega tapi sekaligus boyokan, hahaaa... Tapi tentu saja tak akan terlupakan karena sungguh baru pertama menjalani dan penuh kesan. Juga dapat pelajaran untuk perbaikan di sesi umroh selanjutnya. 

Selengkapnya tentang umroh perdana bisa dibaca disini yaa: Akhirnya Bersua Ka'bah.

Jadwal hari keenam adalah tur de Mekkah alias jalan-jalan di tempat-tempat bersejarah di sekitar kota Mekkah. Diantaranya adalah: Jabal Tsur, Jabal Nur, Jabal Rahmah, Padang Arafah, Muzdalifah dan Mina.

Tujuan pertama adalah Jabal Nur. Jabal Nur ini adaah gunung yang puncaknya terdapat Gua Hiro, tempat Rasulullah SAW menerima wahyu dari Allah SWT yang pertama kali. Saya dan rombongan hanya berhenti sejenak dan berfoto. Kami tidak naik karena jauh dan matahari mulai terik, padahal masih sekitar jam 9 pagi. 

Selesai foto-foto, perjalanan dilanjutkan ke Jabal Tsur, gunung yang puncaknya terdapat Gua Tsur. Di Gua Tsur ini Rasulullah SAW bersembunyi bersama Abu Bakar dari kejaran orang-orang Kafir Quraisy ketika berhijrah dari Makkah menuju Madinah. Seingat saya, kami nggak berhenti dan berfoto di Jabal Tsur. Soalnya saya cari-cari fotonya kok nggak ada.

Foto-foto di depan Jabal Nur

Pemberhentian selanjutnya adalah Jabal Rahmah. Sebuah gunung yang menurut sejarah menjadi tempat bertemunya kembali Adam dan Hawa setelah terpisah sejak diturunkan ke bumi. Di Jabal Rahmah ini barulah rombongan berhenti agak lama demi berfoto-foto dengan lebih jelas dan heboh. Heheee... Ada juga yang lanjut mendaki gunung lewati lembah *nyanyi* karena memang lokasinya lebih bisa dijangkau dibanding gunung-gunung sebelumnya. Tapi kalau saya, ehm... sayang sekali nggak ikutan nanjak karena panas nya alaihim gambreng. Terik dan silau banget meen. Ahza saja sampai keringetan parah. Jadinya ya sudah saya sekeluarga memilih cari tempat yang adem-an sambil beli es krim 5 riyal-an. Nyessss banget - sayangnya nggak difoto ya malih, saking dahaganya! :D

Kurang lebih 20 menit kami berada di Jabal Rahmah. Setelahnya perjalanan diteruskan dengan melewati Padang Arafah, Mina dan Muzdalifah. Saat melewati ketiga tempat tersebut ustad tour leader-nya menjelaskan suasana dan kondisi yang akan ditemui jika ibadah haji kelak. Saya jadi membayangkan suasananya, terutama yang di Padang Arafah kan tidurnya di tenda-tenda yaa... Berat ugha yaa ibadah haji itu, persiapan fisiknya mesti bener-bener nih...

Foto di depan Jabal Rahmah. Si Bayi kurang antusias karena silau dan gerah. 
Tapi abis itu keenakan makan ekiiimm...

Oiya, kami nggak berhenti di ketiga tempat tersebut, jadi hanya melihat-lihat dari dalam bus sembari meneruskan perjalanan kembali ke Masjidil Haram. Sesampainya di Masjidil Haram, kegiatan diserahkan kepada rombongan, yang artinya kegiatan bebas. Bagi yang mau umroh dipersilakan, bagi yang tidak bisa istirahat di hotel sambil menanti waktu solat wajib di mesjid.

Iseng foto-foto di jalanan yang luaasnyaaaa.... 
sambil menanti orang2 balik ke bus dari Jabal Rahmah


Saya dan ibu mertua memilih untuk istirahat, sementara bapak mertua dan papanya Ahza memilih untuk umroh yang kedua dengan mengambil miqat di Tan'im bersama dengan bapak-bapak yang lain. Karena umroh kedua ini diluar jadwal dari tur, maka biaya perjalanan ke Tan'im patungan sendiri untuk sewa kendaraannya. 


--------

Hari ketujuh saya berniat untuk umroh kembali. Kali ini mengambil miqat di Ji'ronah. Di umroh yang kedua, saya mempunyai harapan adanya improvement atas umroh pertama yang dilakukan bersama si bocah. Maka, kali ini saya bekerja sama dengan pak suami untuk bergantian. Maksudnya, kali ini pak suami yang menjadi baby sitter-nya Nja. Cuma.... papanya Nja lebih memilih mengasuh Nja di dalam masjid dibanding tinggal di hotel sendirian. Nggak pede doi kalau Nja tiba-tiba rewel minta susu. Jadilah si bocah ini diangkut ke mesjid cuma nggak ikut prosesi umroh.

Sementara, saya bertiga-tigaan dengan bapak dan ibu mertua menjalankan umroh. Seharusnya memang berombongan dengan yang lain, tapi karena persiapannya tadi kelamaan akhirnya kami terpencar. Yawis lah yang penting sudah tahu urut-urutannya jadi kami pede melakukan umroh mandiri. 


Papah sitter on duty. Sementara Mamah umroh

Ternyataaa... dengan bertiga saja kami hanya menghabiskan waktu 1-1,5 jam lho. Jauh-jauh lebih cepat dibanding umroh beramai-ramai seperti di umroh perdana. Alhamdulillaah.... Rahasianya apa? Rahasianya adalah kelihaian dalam hal selap-selip. Hehe... Jadi, karena kami cuma bertiga plus postur kami kecil-kecil jadi gampang nyelap-nyelipnya. Kalau bareng rombongan kan gandengannya makin banyak, jadi nyelipnya juga lebih ribet. Udah gitu ibu mertua semangatnya berapi-api banget membuat saya jadi ikutan semangat. Tawaf 7 kali jadi tak terasa. Kalau sa'i sih tetep berasa karena jalannya lebih santai -- yang malah bikin kaki makin pegel. Hahaa... tetep yee, ternyata sa'i dengan dan tanpa bocah pun pegelnya sama, yaaa hanya berkurang sedikit laaa... 

Nja apakabar selama ditinggal mamaknya umroh? Alhamdulillaah tuh bocah baik-baik aja, dan sangaat be a good boy. Nggak rewel sama sekali. Malah pecicilan bersama papanya, hahaa.. Sama papanya digelonggong air zam-zam melulu, malah diajarin cuci muka pakai zam-zam yang jadi kebawa setiap kali cuci tangan pasti ngusap kepala pakai air. Hahaa....

Saya baru bisa menemui Ahza ketika sa'i karena suasananya lebih lengang. Posisi Ahza berada di tangga-tangga pintu keluar yang ada di sepanjang jalur sa'i. Kadang-kadang pindah posisi ke bukit Marwa atau Shofa. Suka-suka papahnya aja yang penting Nja anteng. Malahan lagi, Nja mainan perosot-perosotan di tanjakan bukit. Iseng bener laah bocah... hehe...

-------

Menjelang Ashar kami selesai umroh, alhamdulillah... Jadi begitu selesai, lanjut dengan solat Ashar berjamaah lalu pulang ke hotel bebersih, terus siap-siap nunggu magrib dan isya untuk balik lagi ke mesjid. Gitu terus aja tiap hari kegiatannya... Nikmat bener, terbebas dari tagihan kerjaan dan urusan duniawi yang sungguh rempong, hehee...


--------

Next time, saya ceritain pertemuan Ahza dengan para unta yaa.. he really happy to see them,anyway...





Share
Tweet
Pin
Share
No Comments
Break dari cerita umroh dulu ya gaes, biar gak bocen. Hehe... Karena sejujurnya daku masih menyusun lanjutan ceritanya, biar lebih runtut dan enak dibaca *ngeles: mode on*


Kali ini mau cerita tentang Ahza yang beberapa waktu lalu sempat rawat inap di RS karena sakit. Untuk pertama kalinya Ahza mesti diinfus. Hati mamak mana yang enggak potek?

Jadi pas 2 hari terakhir umroh sebenernya Ahza sudah demam dan ada tanda-tanda mau batuk pilek. Demamnya bahkan sampai 39-40 dc. Biasanya nggak setinggi itu. Karena bawaan Ahza masih ceria, jadi saya masih biasa saja, dalam artian tetap waspada tapi nggak kemrungsung. Ahza sempat muntah 1x gara-gara minum obat, mungkin karena mulutnya pahit dan perutnya enggak enak. 

Pas jadwalnya tawaf wada' (tawaf pamit ke Ka'bah) kondisi Ahza membaik. Doi nggak rewel dan rungsing, masih mau makan dan minum, hanya saja badannya masih agak anget. Makanya saya putuskan untuk tetap ikut tawaf wada' barengan dengan rombongan. Kapan lagi kan yaa, walaupun setahu saya hukum tawaf wada' tidak wajib (hanya dianjurkan) bagi jamaah umroh. Lalu setelahnya kami bersiap untuk pulang ke Indonesia.

-----

Begitu sampai ke Indonesia, kondisi Ahza masih demam naik turun dan mulai nampak beneran batuk dan pilek. Ditambah lagi kami serumah (saya, suami, akung dan uti) juga mulai flu - batuk pilek demam, yang sepertinya bawaan dari Saudi. Total hari Ahza batuk pilek (yang pertama) kira-kira semingguan. Setelahnya, Ahza sehat seperti biasa. Ceria dan aktif luar biasa, makan dan minum juga seperti biasa. 

Dua minggu kemudian, tahu-tahu Ahza demam lagi. Mirip seperti demam waktu di Mekah. Malamnya demam tinggi, siang turun dan tetap ceria. Tapi kecerian di siang hari itu hanya berlaku untuk hari pertama dan kedua saja. Makanya saya tetap berangkat kerja karena Ahza masih bisa ditinggal. Hari ketiga - hari Sabtu, tiba-tiba si bocah lemes banget, demamnya juga nggak turun dari sejak semalam. Sudah beberapa kali dikasih parasetamol demamnya tetap diatas 38 dc. Udah gitu, Ahza nggak mau makan dan minum sama sekali, even air putih. Maunya nen terus. Bener-bener nen terus, yang kalau dilepas nangis. Dan setiap nen langsung ngliyep ngantuk gitu, tapi ya enggak nyenyak, karena masih berasa dan kebangun setiap kali dilepas. Saya jadi nggak bisa ngapa-ngapain kan, dan berasa aneh banget sama kondisi Ahza, baru kali ini sakitnya sampai selemes itu. Biasanya sesakit-sakitnya masih bisa becanda, main vespa2an, tendang2 bola, petak umpet, dll. Ini nggak blas. S A M A S E K A L I!

Saya dan suami mulai panik. Akhirnya, siang-siang kami putuskan untuk periksa ke dokter di RS. Di RS Ahza masih lemes dan demam. Waktu dicek, suhunya 39 dc. Oleh suster dilaporkan ke dsa nya, lalu oleh dsa nya dikasih obat penurun panas yang melalui dubur. Lalu saya dan suster eyel-eyelan karena toh Ahza nggak kejang, dan pemberian penurun panas melalui dubur menurut buku-nya dr Apin belum diperlukan dan nggak langsung instan bikin demam turun juga. Tapi yang namanya di RS sudah punya SOP (yang kurang pro RUM) jadinya saya kalah. Ahza keburu dikasih obatnya. Huft....

Hasil cek dokter, Ahza diminta untuk rawat inap (ranap) karena kondisinya yang sudah lemes banget. Sejak berangkat dari rumah, saya memang sudah mempersiapkan hati kalau Ahza harus ranap. Pertimbangannya karena Ahza bener-bener lemes, cuma mau nen doang. Barangkali kalau ranap jadi membaik karena kebutuhan cairannya bisa dibantu dengan infus. Saya juga tidak pusing mikir dan riweh bikin menu makan Ahza. Wong tiap dilepas dari gendongan bocahnya nangis...Dan lagi kalau di RS saya jadi bisa lebih fokus menjaga Ahza, ijin kerjanya juga lebih gampang karena ada surat keterangan yang jelas. Perkara potensi infeksi nosokomial dari bakteri-bakteri di RS agak saya kesampingkan agar lebih fokus pada pemulihan Ahza. Saya banyakin doa saja atas ikhtiar ini.

-------

Hingga 4 hari di RS kondisi Ahza masih sama: lemas karena tidak mau makan dan minum. Juga rewelan terutama kalau lagi dijenguk orang -- maka dengan tanpa mengurangi rasa hormat sejujurnya saya paling males dijenguk waktu itu. Karena Ahza jadi rewelan dan gendongan terus. Dokternya bolak balik nanya sudah mau makan? Saya hanya bisa bolak balik bilang belum. Sampai 4 harian saya nggak berani paksa Ahza makan. Takut trauma, wong disuntik aja bikin dia klenger, apalagi sampai dipaksa makan.

Oiyaa, saya baru tahu diagnosa sakitnya Ahza itu pas hari ketiga: Bronkopneumonia atau Pneumonia. Beberapa ciri yang nampak di Ahza adalah: demam tinggi beberapa hari, batuk pilek berdahak kental, napas berat/sesak (seusia Ahza napas normalnya <= 40x/menit; sementara Ahza lebih dari itu, bahkan sampai 60x/menit), lemas dan cepat ngantuk, napsu makan/minum menurun drastis - tidak mau makan dan minum selain asi langsung). Selebihnya googling aja sis di situs2 kesehatan terpercaya (salah satunya ini: ichrc - pneumonia). Diagnosanya dibuktikan dengan cek darah dan foto ronsen, sama satu lagi: saturasi oksigen (?), tapi Ahza kayaknya gak dicek deh, karena secara kasat mata saja napasnya terlihat ngos-ngosan walaupun lagi lemes dan tiduran terus...

Hari ke-5, akhirnya saya pakai jurus paksa biar Ahza mau makan. Mesti kuat mental dan bismillah bener memang karena penolakannya pol-polan. Walaupun begitu, setiap kali sendok masuk mulut dia mau telan loh. Berarti kan sebenernya Ahza pengen makan cuma mungkin males karena badan sedang nggak fit. Menu makan Ahza saya kombinasi antara menu RS dan bubur instan, tapi Ahza lebih sering maunya yang bubur instan, mungkin karena teksturnya lebih lembut jadi langsung bisa ditelan tanpa effort.

Sampai hari ke-5 Ahza masih sering demam di malam hari. Sesak napas juga dan masih belum ceria. Jangankan ceria ya, senyum saja enggak. Semua mainan dianggurin, ditawari tontonan juga nggak digubris, dikasih cemilan kesukaan pun nggak mau. Terserah Ahza banget lah pokoknya.

Selain obat, Ahza juga di fisioterapi dan uap untuk meringankan dahak yang menempel di paru-paru. Ahza juga akhirnya dibantu nutrisi cair dalam bentuk infus untuk mem-boost kebutuhan protein. Tetap minum zat besi dan vitamin C. Dan tentu saja diberikan antibiotik untuk pengobatan pneumonia-nya (Penyebab pneumonia bisa karena bakteri, virus dan jamur. Ahza kemarin karena bakteri).

 Foto Ahza waktu sakit kemarin, di foto ini kondisinya sudah mulai membaik 
dan sudah mau senyum sedikit-sedikit


Singkat cerita, Ahza ranap sampai 12 hari. Dari hari pertama sampai ke-7 suasananya masih sendu, lemas, nggak ada senyum, tiap terapi nangis, pokoknya kelabu lah. Mulai hari ke 8 senyum Ahza sedikit-sedikit mulai nampak. Hari ke-9 udah mau turun ke lantai sambil mainan mobil-mobilan, nonton video, dan ketawa-tawa. Sayangnya dokter belum mengijinkan pulang karena napasnya masih ngos-ngosan. Hari ke-10 dan 11 masih sama kayak sebelumnya tapi sudah lebih baik. Hari ke-12 baru boleh pulang deh, tanpa dibekali obat tambahan. Yeaay! Berarti pemberian obatnya sudah maksimal selama di RS. Jadi pas pulang hanya dibawakan Maltover dan Vit C saja untuk melanjutkan terapi ADB.

-----

Apa yang bisa diambil dari kejadian ini?

Tentu saja rasa syukur akan sehat. Rasa syukur saat Ahza sedang dalam kondisi berisik, berantakin rumah, ugal2an naik vespa/mobil2annya, mewek-mewek manja nyariin mama/papanya sambil minta gendong padahal kita lagi rempong, dan lain-lain. Karena ternyata saat semua 'keramaian' yang dibuat Ahza tiba-tiba menyepi, hati saya juga ikutan sepi. Hikss 😢. Walaupun sebenernya saya termasuk yang masih bisa mengendalikan diri untuk tidak sering mengeluhkan tingkah laku Ahza, kecuali kalau lagi susah makan... Bagi saya, sangat nggak masalah rumah awut2an, mainan berserakan, buku-buku pada sobek yang penting karena Ahza sehat dan ceria.

Selain itu, saya bersyukur bener 12 hari kemarin bisa full time bersama Ahza dari subuh sampai ketemu subuh lagi. Juga lebih banyak waktu berdua, karena papanya tetap harus bekerja (toh kantornya cuma selemparan batu dari RS, hehe). Pokoknya biarpun hati perih, tapi tetep rasanya that was an amazing opportunity to us, to strengthen our bonding, eaaaaak! Walaupun di hari ke 10 saya sudah diminta untuk kerja lagi karena ada hal yang urgent (yang awalnya bikin saya 1000% kzl!).

Ajaibnya selama saya ngantor, Ahza berubah menjadi very-very good boy bersama uti dan tantenya, dan everything goes well. Tetiba Ahza lebih nurut untuk makan, minum obat dan terapi. Yang tadinya setiap terapi uap nggak mau pakai sungkup, padahal saya nggak paksa, eh sama tantenya malah nurut. Ini bukan berarti sebelumnya Ahza nggak manner, hanya sepertinya doi maunya cuma nemploook dan uwel-uwelan manja kalau saya yang tungguin. Maem pake merajuk, terapi pakai mewek, tapi untungnya setiap saya perlu ke kamar mandi atau solat Ahza anteng dan mau dikasih tahu. Hih dasar bochah wuchu!

Sama satu lagi yang jadi catatan buat saya dan papanja: kami jadi makin waspada sama yang namanya asep dan debu, baik itu asep rokok, jalanan, obat nyamuk, dan sebagainya. Karena asep dan debu bisa menjadi pemicu terjadinya pneumonia. Kami juga makin hati-hati kalau membawa Ahza main terutama yang sifatnya outdoor dan banyak orang, misal motoran beli makanan ke warung, pasar atau kemana gitu. Walau sebelumnya pun sebenarnya kami jarang mengajak Ahza motoran atau makan di luar yang kondisi warungnya terbuka, cuma yang namanya bakteri dan virus ternyata bisa datang dari mana saja yang kita nggak tahu pasti.


-------

Gitu deh kira-kira cerita pas Ahza dirawat kemarin. Doakan semoga selamanya sehat-sehat terus yaa.... dan dijauhkan dari penyakit-penyakit lainnya...


\\




Share
Tweet
Pin
Share
3 Comments
Newer Posts
Older Posts

About me




introvert, simple, cats lover, photograph
writing, sharing, reading & cooking enthusiast


INSTAGRAM

Follow Us

  • Twitter
  • Facebook
  • Instagram

Headline

Ealah, Kena Covid Juga Kan

Jika awal tahun 2020 dimulai dengan banjir air hujan, tahun 2021 kok yaa diawali dengan banjir air mata gara-gara Covid19. Sebuah awalan yan...

Categories

life in my opinion haloahza! traveling resep in my review lovelife #30harimenulis #icip2 motherhood nostalgia cerita umroh diary pregnancy Marriage cerita menyusui parenting random thought MyWeddingDay anniversary teknik industri obrolan wanita worklife

Blog Archive

  • ►  2022 (2)
    • ►  April 2022 (1)
    • ►  March 2022 (1)
  • ►  2021 (10)
    • ►  November 2021 (1)
    • ►  October 2021 (1)
    • ►  August 2021 (1)
    • ►  May 2021 (1)
    • ►  April 2021 (1)
    • ►  March 2021 (2)
    • ►  January 2021 (3)
  • ►  2020 (8)
    • ►  December 2020 (1)
    • ►  May 2020 (2)
    • ►  March 2020 (2)
    • ►  February 2020 (3)
  • ▼  2019 (23)
    • ►  December 2019 (1)
    • ►  November 2019 (2)
    • ►  September 2019 (2)
    • ►  August 2019 (3)
    • ►  July 2019 (1)
    • ►  June 2019 (1)
    • ►  May 2019 (2)
    • ▼  April 2019 (2)
      • Cerita Umroh (Day 6-7): Traveling Around Mekkah
      • Ahza Terkena Pneumonia
    • ►  March 2019 (1)
    • ►  February 2019 (6)
    • ►  January 2019 (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  December 2018 (9)
    • ►  November 2018 (8)
    • ►  October 2018 (1)
    • ►  September 2018 (2)
    • ►  August 2018 (1)
    • ►  July 2018 (1)
    • ►  June 2018 (1)
    • ►  May 2018 (7)
    • ►  April 2018 (3)
    • ►  March 2018 (1)
    • ►  February 2018 (2)
    • ►  January 2018 (1)
  • ►  2017 (8)
    • ►  December 2017 (1)
    • ►  September 2017 (2)
    • ►  February 2017 (2)
    • ►  January 2017 (3)
  • ►  2016 (65)
    • ►  December 2016 (1)
    • ►  November 2016 (1)
    • ►  October 2016 (4)
    • ►  September 2016 (7)
    • ►  August 2016 (4)
    • ►  July 2016 (3)
    • ►  June 2016 (11)
    • ►  May 2016 (5)
    • ►  April 2016 (8)
    • ►  March 2016 (7)
    • ►  February 2016 (6)
    • ►  January 2016 (8)
  • ►  2015 (26)
    • ►  December 2015 (8)
    • ►  November 2015 (1)
    • ►  October 2015 (4)
    • ►  September 2015 (2)
    • ►  August 2015 (4)
    • ►  April 2015 (3)
    • ►  March 2015 (1)
    • ►  January 2015 (3)
  • ►  2014 (38)
    • ►  December 2014 (2)
    • ►  October 2014 (1)
    • ►  July 2014 (1)
    • ►  June 2014 (5)
    • ►  May 2014 (6)
    • ►  April 2014 (8)
    • ►  March 2014 (4)
    • ►  February 2014 (6)
    • ►  January 2014 (5)
  • ►  2013 (26)
    • ►  December 2013 (3)
    • ►  November 2013 (2)
    • ►  October 2013 (2)
    • ►  September 2013 (4)
    • ►  August 2013 (1)
    • ►  July 2013 (1)
    • ►  June 2013 (2)
    • ►  May 2013 (4)
    • ►  April 2013 (2)
    • ►  March 2013 (2)
    • ►  February 2013 (2)
    • ►  January 2013 (1)
  • ►  2012 (13)
    • ►  December 2012 (3)
    • ►  November 2012 (7)
    • ►  October 2012 (2)
    • ►  July 2012 (1)
  • ►  2011 (1)
    • ►  January 2011 (1)
  • ►  2010 (6)
    • ►  December 2010 (5)
    • ►  April 2010 (1)
  • ►  2009 (5)
    • ►  April 2009 (2)
    • ►  February 2009 (1)
    • ►  January 2009 (2)
  • ►  2008 (33)
    • ►  December 2008 (6)
    • ►  November 2008 (2)
    • ►  September 2008 (3)
    • ►  August 2008 (3)
    • ►  June 2008 (2)
    • ►  May 2008 (2)
    • ►  April 2008 (4)
    • ►  March 2008 (2)
    • ►  February 2008 (1)
    • ►  January 2008 (8)
  • ►  2007 (38)
    • ►  December 2007 (4)
    • ►  November 2007 (1)
    • ►  October 2007 (8)
    • ►  September 2007 (12)
    • ►  August 2007 (7)
    • ►  June 2007 (1)
    • ►  May 2007 (5)
Copyright Tia Putri. Powered by Blogger.

#eatandcook

#eatandcook

#japantrip

#japantrip

Most Read

  • time capsule
    Menjadi Pendengar yang Baik
  • mamarantau
    Merantau di Anjo, Aichi, Jepang
  • La Bellezza della Semplicita
    An Unexpected Stay, A Life Reset
  • Life begins at 30…
    Liburan di Tokyo
  • carissavitri
    “Bu, Capek. Mau Sama Ibu Aja Selamanya”
  • Gembul Kecil Penuh Debu
    Mangut Iwak Wader ❤
  • Catatan Nyempil Kalau Lagi Ada Waktu
    Matilda's 6th Birthday Celebration
  • The Sun is Getting High, We're Moving on
    Lulus Cum Laude, Penting Gak Sih?
  • it's my point of view
    SGM Eksplor bersama Indomaret Dukung Pendidikan Anak Generasi Maju di Masa Pandemi
  • Talk about family, daily life, living, and us
    On Her Wedding Day
  • / besinikel
    1000 hari pertama Yaya, ngapain aja?
  • Masrafa.com
    Memilih Suplemen Dibantu Jovee
  • rocknroll mommy
    Makin Susah Cari Blogger
  • Jerapah Keriting
    Karena Harta yang Berharga adalah Foto Sekolah..
  • Afifa Ayu's Music Box ❤
    Update: My first baby publication!
  • Alfira Fitrananda
    When I’m Sick
  • Lafamilledewijaya
    Resik V Godokan Sirih : Buat Yang Pengen Alami Dan Praktis
  • rumahduapohon
    happy 7th anniversary mr. kumis!
  • santistory
    Manajemen Kulkas dan Belanja Mingguan
  • Mengumpulkan cerita yang terserak
    On this day, 8 Years Ago..
  • let the beast in!
  • Citraningrum
Show 5 Show All

Stats

Member of

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates